My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Tenang Sebelum Badai



Tenang Sebelum Badai

1"Stanley, Tiffany bilang ada suatu program asing yang merusaknya." sahut Katie sembari menyerahkan gelang platinumnya pada Stanley. "Sementara ini aku menon-aktifkannya dulu agar kerusakannya tidak parah."     

"Program asing? Itu tidak mungkin. Tidak ada program yang bisa menembus pertahanan Tiffany tanpa seizinnya. Jadi, kalau bukan...." tiba-tiba kalimatnya berhenti. Dia mulai teringat sesuatu. "Aku akan mencoba memperbaikinya."     

"Terima kasih."     

Stanley segera masuk ke ruang kerjanya dimana ada beberapa rekannya yang sedang fokus pada komputernya masing-masing.     

Stanley segera meletakkan gelang platinum diatas disk-place miliknya lalu memanggil Eleanor.     

"Kau ingat aku pernah menyuruhmu menanamkan sirkut P001 pada Tiffany? Apakah aku sudah membatalkannya?"     

"Belum tuan. Minggu lalu Tiffany meretas kemari untuk memeriksa keadaan terbaru di Prussia. Aku menggunakan kesempatan itu untuk menanamkan sirkuit sesuai perintah tuan."     

Stanley mengernyit lalu memijat keningnya. Tiba-tiba saja tubuhnya merasa lelah sekali dan kepalanya terasa berat.     

"Kau ingin menghancurkan Tiffany?" tanya salah seorang asistennya yang tanpa sengaja mendengar penjelasan Eleanor.     

"Itu dulu. Seharusnya aku membatalkan perintahku waktu itu, tapi dengan bodohnya aku melupakannya."     

"Sepertinya kita akan lembur hari ini?" tebak asistennya.     

Stanley menghela napas berat, lalu menyuruh seseorang untuk membuatkan mereka kopi. Karena setelah ini mereka akan membuka paksa sirkuit Tiffany tanpa menghidupkannya untuk memulihkan programnya yang sudah hampir hancur. Dan dia tidak tahu berapa lama tepatnya Tiffany akan pulih lagi.     

Sementara itu Kinsey serta keluarga Regnz menikmati cuaca sore hari di taman belakang. Untuk pertama kalinya keluarga Regnz bertemu dengan serigala merah. Setelah memastikan serigala tersebut tidak berbahaya untuk keluarganya, Vincent mengizinkan kedua anaknya mendekat ke arah Merah.     

Sedangkan Meisya merasa kembali mual setelah menemani Chleo dan Tanya berenang sore. Karena itu saat ini dia beristirahat di kamarnya.     

"Kenapa kalian memberinya nama Merah?"     

"Bukan aku yang memberinya nama." jawab Kinsey sambil memandang Katie dengan jahil.     

Katie memasang muka cemberut sadar Kinsey tengah meledeknya.     

Tanpa perlu bertanya lagi Cathy langsung tahu yang memberi nama adalah Katie.     

"Menurutku nama Merah sangat cocok dengannya." sambung Cathy membuat Kinsey kehabisan kata-kata. "Bulu merah, mata merah.. nama Merah memang cocok untuknya."     

"Benar, kan?" Kini Katie kembali ceria mendengar Cathy membelanya. "Aku tidak salah memberinya nama kan?"     

"Iya, kau tidak salah." jawab Cathy meyakinkan.     

Kinsey berdehem pelan untuk menarik perhatian Vincent yang duduk sambil fokus pada laptopnya.     

"Coba ingatkan padaku, siapa yang memberi nama anak kalian?"     

"Aku yang memberi mereka nama. Kenapa?"     

"Rinrin sama sekali tidak ikut andil?"     

"Jika aku membiarkannya yang memberi nama, putriku akan dinamai Cadburry karena waktu itu dia mengidam coklat. Sedangkan putraku akan diberi nama Oreo, karena dia mengidam oreo waktu mengandung Diego. Jadi.. menurutmu aku akan membiarkannya memberi nama anak kami?"     

Pfft. Rasanya dia ingin tertawa membayangkan situasi dimana Vincent harus membujuk istrinya agar tidak menggunakan nama konyol pada kedua anak mereka. Tapi dia juga merasa putus asa karena ternyata, adiknya tidak memiliki ide kreatifitas dalam memberi nama.     

Tidak heran jika Katie dan adiknya merasa sangat cocok. Bisa dibilang mereka seperti soulmate yang tidak bisa dipisahkan. Walaupun mereka berpisah karena jarak, mereka akan kembali akrab begitu bertemu tidak peduli seberapa lama mereka berpisah.     

"Waaah.. hahaha..." Chleo tertawa kegirangan saat Merah bangkit berdiri dengan dirinya yang menungganginya. Dia merasa sedang naik kuda.. hanya saja tempat dudukannya halus dan lembut, berbeda dengan kursi kuda yang kaku dan terkadang membuatnya tidak nyaman.     

Semula Diego turut meniru kakaknya dan menunggangi Merah. Namun ketika Merah berjalan pelan-pelan, Diego mulai menangis ketakutan.     

Berbeda dengan Chleora yang tidak takut apapun dan antusias melakukan sesuatu yang baru, Diego mudah merasa takut dan berpikir dua kali sebelum melakukan sesuatu.     

Cathy segera menggendong Diego, menimangnya dan menciumi wajahnya untuk menenangkannya.     

"Sst sayang. Tidak apa-apa, tidak perlu takut. Hm?"     

"Sepertinya dia mengantuk. Jika kita berada di New York, sudah saatnya dia tidur siang." sahut Vincent.     

Memang benar. Sekarang di Jerman pukul tujuh sore, itu berarti di New York jam satu siang dimana Diego akan tertidur sesuai rutinitasnya.     

"Aku akan menidurkannya, kau temani Chleo saja." sahut Vincent setelah membereskan laptopnya dan mengambil Diego dari Cathy.     

"Benarkah tidak apa-apa?" tanya Cathy ragu. Dia tahu Vincent sendiri juga merasa lelah dan masih harus mengurus pekerjaannya.     

"Tidak apa-apa. Aku tahu kau masih ingin bersama dengannya lagi."     

Dengan'nya' yang dimaksud Vincent adalah Katie. Vincent tahu Cathy masih belum puas berbagi cerita dengan sahabat yang hampir tujuh tahun tidak bertemu itu. Cathy tersenyum bahagia mengetahui suaminya begitu mengerti dirinya.     

"Mamaaa..mama.." namun tampaknya Diego lebih memilih ditidurkan oleh Cathy dibandingkan sang ayah.     

"Hari ini sama papa ya." ucap Vincent     

"Mamaaaaaa," protes Diego seolah sedang bernyanyi saat memanggil Cathy.     

"Papaaaaaaa," sambung Vincent menirukan melodi putranya dengan jahil sambil berjalan cepat masuk ke dalam agar Diego tidak melihat wajah Cathy lagi. Tidak lama kemudian, tawa gelak khas Diego terdengar disusul tangisan keras yang membahana ke seluruh ruangan.     

Dasar Vincent. Anak sendiri juga digoda seperti itu. Tidak heran kalau Diego akan lebih suka dikeloni oleh ibunya dibandingkan ayahnya.     

"Mama, mama, lihat. Aku bisa tidur di atas Merah!" seru Chloe yang sedari tadi asyik bermain dengan Merah.     

Cathy tertawa kecil melihat putrinya yang begitu enerjik. Setelah berenang selama dua jam, putrinya masih menolak untuk istirahat dan menjelajahi rumah baru yang akan ditinggali mereka selama liburan di Jerman.     

Dari depan rumah ini tampak sederhana, tidak ada satupun yang istimewa. Namun begitu masuk, akan terlihat sesuatu yang tidak pernah ditemukan di rumah lain.     

Misalnya seperti patung paten yang tertanam di lantai namun kepalanya bisa digerakkan dan membuat sebuah suara aneh. Ternyata suara itu ditimbulkan oleh lemari buku yang bergeser ke samping menunjukkan sebuah lukisan abstrak yang tidak dimengerti Chleo.     

Lalu ada juga pintu rahasia dibawah tangga yang ternyata adalah sebuah kamar tidur khusus anak-anak. Chleo serta Diego bisa bermain didalam sana tanpa terganggu obrolan orang dewasa. Mereka juga bisa tidur siang disana sambil membawa cemilan kesukaan mereka.     

Di antara ruang depan dengan ruang belakang ada pintu yang menuju ke kolam renang yang dikeliling rerumputan dan bebatuan kecil.     

Jalan terus ke belakang akan terlihat sebuah kolam kecil yang dihiasi mini rainfall menimbulkan suara air yang meneduhkan.     

Barulah di belakangnya ada taman bunga yang bisa dinikmati disusul dengan hamparan rumput yang luas dimana Merah sering bermain disana.     

Vila ini tidak lebar, tapi justru memanjang kebelakang. Vila ini berada di tempat tersembunyi di salah satu gunung di Mittenwald.     

Sangat jarang ada yang datang kemari, dan pemilik vila tersebut tidak lain adalah Vincentius Regnz sendiri.     

Rupanya, setelah mereka memutuskan untuk pergi ke Jerman, diam-diam Vincent mencari rumah di tempat tersembunyi yang tidak akan mudah ditemukan orang.     

Lalu dia membeli vila ini dan merenovasinya menurut sesuai keperluan mereka. Untuk saat ini hanya Vincent, Kinsey serta Stanley yang tahu bahwa ada perombakan kecil pada vila ini.     

Kalau dulunya vila ini hanya bertingkat dua, kini berubah menjadi tiga. Namun lantai ketiga bukan diatas, tapi berada dibawah tanah.     

Ada sebuah ruang dimana memiliki lantai khusus untuk menuju ke lantai basement. Mereka hanya akan menggunakan tempat itu sebagai tempat perlindungan terakhir bila seandainya vila ini akan diserang.     

Pertahanan serta keamanan yang diberikan Vincent untuk keluarganya adalah yang terbaik. Dia ingin lihat apakah ada orang yang bisa menembus pertahanannya. Apalagi kali ini dia bergabung bersama Kinsey serta Stanley. Mereka semua yakin, tidak akan ada yang bisa menyakiti siapapun yang berlindung di vila ini.     

Semuanya tampak berjalan lancar dan mulus. Keluarga Regnz menikmati liburan mereka sepenuhnya dengan damai. Vincent bahkan bisa melihat wajah penuh semangat dari putrinya melihat sesuatu yang baru. Yang paling penting, Vincent bisa melihat wajah istri tercintanya dipenuhi dengan ekspresi kebahagiaan.     

Karena itu, semua kerepotan dan resiko yang ia ambil untuk masuk ke negara yang belum pasti aman untuk mereka cukup sepadan.     

Sayangnya.. mungkin karena Vincent terlalu lelah atau terlalu percaya diri. Dia sama sekali tidak berpikir ada ketenangan sebelum badai datang.     

Badai itu datang ketika Vincent mendapat kabar duka dari Ukraina. Rekan bisnisnya yang hendak dikunjunginya meninggal dunia karena serangan jantung. Orang itu adalah salah seorang yang membantunya ketika dia keluar dari rehabitlitasi akan depresi di masa mudanya.     

Selain keluarganya yang berusaha membangkitkan semangat hidupnya, orang ini juga membantunya untuk menemukan arti serta tujuan untuk hidup di dunia ini. Orang ini yang memberikan kamera analog yang dia pakai hingga sekarang. Orang ini pula yang mengajaknya membangun bisnis bersama pertama kali. Orang ini terus mendukungnya hingga Flex grup terus berkembang hingga sekarang.     

Dia berhutang budi pada orang itu dan mendengar kabar duka ini bagaikan mendengar kabar kematian Chloeny Paxton.     

Keesokan paginya, Vincent serta Cathy langsung berangkat ke Rusia bersama dengan sepuluh pengawal mereka. Mereka mempercayakan keselamatan kedua anak mereka pada Kinsey serta Stanley.     

Sayangnya, mereka sama sekali tidak tahu.. Darcy telah berhasil menghasut salah satu orang kepercayaan Vincent. Sebentar lagi orang ini akan berkhianat membuat Meisya serta dua anak Regnz diculik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.