Spin-Off Merah
Spin-Off Merah
"Apa?"
"Apa kau tahu kenapa Merah tidak berubah wujudnya? Waktu itu jika seandainya dia berubah, mungkin dia tidak akan terluka terlalu parah."
"..."
Bukannya Kinsey tidak tahu jawabannya, tapi dia tidak tahu bagaimana cara menjawabnya.
Alasan kenapa Merah tidak berubah karena insting Merah sendiri. Begitu bertatapan langsung dengan sang Alpha, Merah langsung jatuh hati pada makhluk merah jantan tersebut.
Apa boleh buat.. di dunia ini, hanya ada sepasang serigala merah. Tentunya, mereka hanya bisa saling jatuh cinta tanpa adanya pilihan lain.
Sayangnya, waktu itu Alpha telah kehilangan kendali dan menjadi 'gila' sehingga tidak sadar apa yang sedang diperbuatnya. Dugaan mereka adalah, mungkin Alpha sengaja tidak berburu selama berhari-hari hingga kelaparan. Akibatnya Alpha dikuasai jiwa monsternya dan menjadi buas.
Karena itu, Merah yang waktu itu masih sadar sepenuhnya tidak benar-benar melukai Alpha. Merah hanya menyakitinya sedikit untuk membuat Alpha menjauh dari Katie. Merah memang sengaja tidak berubah agar dia tidak melukai Alpha, sebaliknya dia malah membiarkan Alpha melukainya dengan parah.
"Jadi? Apa kau tahu?"
"Entahlah. Kenapa tidak tanya Merah sendiri?"
Katie merasa kehabisan kata-kata mendengar jawaban itu. Seolah dia bisa mendengar suara Luna saja! Untuk apa dia bertanya pada Kinsey kalau dia bisa bertanya langsung pada Merah.
Kinsey tersenyum tipis melihat Katie cemberut. Dia juga tidak tahu kenapa dia tidak ingin memberitahu Katie. Entah apakah perasaannya yang melarangnya memberitahu Katie ataukah perasaan Merah yang merasa malu jika Katie mengetahui alasan sebenarnya?
Setelah mengalami penyatuan perasaan serta pikiran dengan Luna selama hampir satu tahun, Kinsey mulai tidak bisa membedakan perasaan dari dirinya sendiri dengan perasaan Merah.
Sewaktu dia melihat Alpha melalui mata Merah, dia turut merasakan gejolak getaran di hatinya seolah dia menemukan pasangan yang tepat. Dalam kasus ini, Merah yang telah menemukan pasangannya.
Bahkan Kinsey sendiri, juga merasa kagum dan takjub pada sosok Alpha. Begitu besar, begitu gagah dan juga.. mengintimidasi. Sangat mirip dengannya.
Dia senang akhirnya Merah bertemu dengan Alpha untuk pertama kalinya. Tapi kini dia juga merasa sedih.. perasaan sedih dan putus asa yang mendalam.
Mereka sama sekali tidak tahu bagaimana keadaan Alpha saat ini. Terakhir kali Ferd telah melukainya dengan batu es kristal. Apakah dia akan selamat? Apakah ada orang yang menyelamatkannya?
Kalaupun Alpha selamat, tetap saja... Alpha akan kembali memihak pada Lemar. Dan sekali lagi.. mereka harus bertemu untuk saling bertarung.
Kalau seandainya host Alpha masih adalah Dieter... alangkah baiknya.
Sementara itu Alpha berada di suatu tempat bersama dua orang pria yang memandanginya. Yang satu bermata biru laut sementara yang satu memiliki warna mata coklat terang dan rambut kuning keemasan.
"Kenapa kau tidak bawa dia ke tempat astralmu?"
"Kau bercanda? Dia adalah serigala merah. Jika kubawa dia ke tempatku, dia akan mati."
"Kalau begitu kenapa kau menyerangnya?"
"Aku tidak menyerangnya."
"Lehernya terluka akibat es kristal."
"Manusia bisa mendapatkan batu es kristal. Kenapa kau menuduhku aku yang melukainya?"
"Kalau begitu bawa dia ke astral milik merah."
Orang bermata biru mendengus kesal. "Aku yang akan mati."
Orang berambut kuning hanya menghela napas sebelum mengelus belakang kepala Alpha beberapa kali. Secara perlahan luka akibat belati menutup. Jantung Alpha juga berdetak dengan normal. Ekspresinya tidak lagi kesakitan seperti saat belati masih menancap di lehernya.
"Dia akan baik-baik saja." lanjut orang tersebut. "Dia hanya perlu makan seekor kijang atau anak gajah. Begitu dia pulih, kau harus membawanya keluar dari sini. Gara-gara kemunculan kalian, tempat astralku berlubang."
"Baiklah, aku akan membawanya pergi. Jadi, aku titip dia dulu disini." jawab orang bermata biru sambil mengedipkan matanya lalu pergi begitu saja.
"Dasar raja biru sialan!"
Saat itu juga sepasang mata Alpha terbuka dan melihat ada seorang penguasa alam disebelahnya.
Hanya saja.. yang ini bukanlah raja merah, melainkan raja kuning.