My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Kaca Air Untuk Komunikasi



Kaca Air Untuk Komunikasi

0Katie termenung sendirian ketika memetik buah berry di tengah hutan. Setelah selesai memetik dan keranjangnya penuh dengan berry, bukannya kembali Katie malah duduk diatas bebatuan menikmati sinar matahari.     

Sesekali Katie memainkan angin disekitarnya dan membuat dedaunan berterbangan.     

Dua hari yang lalu semenjak dia berbicara dengan Ferd, Katie sering melamun. Itu karena Ferd jadi sering menghindarinya.. meski tidak terlalu kentara.     

Walther yang lainnya tidak ada yang curiga, tapi Katie tahu, Ferd tidak bersikap seperti biasanya saat bertemu dengannya.     

Padahal ada banyak hal yang ingin ditanyakan Katie. Seperti, apakah ada anggota Oostven lain yang masuk ke BZO selain Ferd? Atau kenapa BZO mau membantu Raja Prussia sebelumnya sementara BZO terkenal bertindak sendiri dan tidak memihak atau membantu siapapun?     

Tiap kali Katie berusaha mendekati Ferd untuk bertanya lebih lanjut, pria itu selalu menemukan alasan menjauhinya.     

Katie juga menanyakan perihal BZO pada Ode serta Egon. Yang mereka tahu setidaknya ada lebih dari dua orang BZO yang tinggal di Bayern. BZO menyebar luas di seluruh Eropa dan memainkan perannya masing-masing. Seperti menjadi prajurit senior Oostven, atau salah satu petinggi di kerajaan Heinest, bahkan ada juga yang menyamar menjadi penduduk biasa yang tidak ada sangkut pautnya dengan politik kekuasaan.     

Meskipun Katie sering membuka pembahasan mengenai BZO dengan kedua tetua Oostven, Katie menepati janjinya. Dia tidak bilang pada mereka bahwa Ferd merupakan salah satu anggota BZO.     

Katie juga menceritakan mengenai Vasco pada Egon. Awalnya pria tua itu tampak terkejut mendengarnya. Rupanya selama ini semua orang mengira Vasco telah tiada karena diterkam serigala merah. Mendengar bahwa Vasco masih hidup dan memutuskan menetap di tempat mistikal itu membuat Egon merasa lega.     

Yah, tentu saja.. Egon berharap Vasco mau kembali. Meskipun tidak memiliki hubungan darah, Vasco tetaplah anaknya. Setelah kehilangan Ranmond, putra sulungnya, Egon merasa sangat sedih. Lalu mendapat kabar Vasco juga tiada karena diterkam serigala membuat hati Egon hancur berkeping-keping.     

Anak satu-satunya tinggalah Dimitri. Anak kandung yang dilahirkan oleh almarhum istri tercintanya. Namun Egon juga harus berpisah lagi karena Dimitri mendapat perintah untuk menjadi umbra Katie.     

Kehilangan istri serta tiga anaknya dalam waktu berdekatan membuat Egon tidak memiliki semangat untuk hidup. Namun Ode terus berusaha menghibur dan menyemangatinya. Ode selau bilang bahwa Dimitri masih hidup di lain benua. Suatu saat nanti Dimitri pasti akan kembali dan pikiran inilah yang membuat Egon tetap bertahan.     

Dia berusaha untuk tidak goyah menghadapi ancaman dan gertakan dari Vangarians. Egon tetap berusaha bertahan melindungi kaum keluarganya sebagai kepala suku. Karena itu mendengar bahwa ternyata Vasco masih hidup di suatu tempat merupakan kabar paling menggembirakan bagi Egon.     

Pria itu tampak acuh terhadap sekitar tapi sebenarnya pikirannya selalu melayang pada almarhum istri serta ketiga anaknya. Pria itu dipenuhi dengan kasih yang sangat besar hingga melingkupi seluruh penduduk Bayern.     

Baik tua muda, kuat lemah, semuanya dikasihi oleh Egon. Pria tua itu tidak akan membiarkan siapapun menyakiti kaum keluarganya. Bahkan Katie yang awalnya dikira bukan cucunya, Egon menyayanginya seperti cucunya sendiri. Dan kini dia tahu bahwa Katie adalah putri kandung Ranmond, Egon semakin menyayangi Katie dan akan melindunginya dari siapapun yang berencana melukainya.     

Semangat melindungi yang terasa sangat kuat dari Egon juga menular pada Katie. Sama seperti Egon, Katie ingin melindungi semua orang yang dikasihinya.     

Tidak hanya penduduk Bayern dan keluarganya, dia juga ingin melindungi Kinsey, Cathy serta keluarga Tettero yang sudah menjadi teman baik baginya.     

Kini Katie memiliki kekuatan untuk melindungi mereka semua, Katie tidak akan menyia-nyiakannya.     

'Gadis kecil,'     

Terdengar suara dari angin berhembus yang melewati telinganya. Seolah mengerti apa yang sedang terjadi, Katie bangkit berdiri dan berjalan menuju ke tepi sungai.     

Lalu Katie mengangkat sebelah tangannya mengikuti instingnya. Sebuah kaca bulat terbuat dari air muncul di tengah udara, lalu muncul wajah Vasco disana.     

"Paman Vasco!" seru Katie tidak percaya akan apa yang baru dilakukannya. "Aku tidak tahu aku bisa melakukan ini."     

Vasco tertawa renyah mendengar pernyataan Katie.     

"Karena kau sudah menjadi penguasa alam, jiwa astralmu terhubung dengan tempat ini. Kita bisa mengobrol kapanpun kau mau selama ada air yang menjadi penghubungnya."     

"Ah, seperti sebuah hape."     

"Hape?"     

Katie hampir lupa Vasco berasal dari zaman dimana smartphone atau ponsel sederhana tidak begitu terkenal dan secanggih seperti sekarang.     

"Alat komunikasi zaman sekarang. Seperti sebuah pesawat telepon."     

"Ah, rupanya begitu. Anggap saja seperti itu."     

"Paman, aku sudah memberitahu kakek mengenai paman. Kakek bilang, alangkah baiknya paman juga ikut kembali. Beliau sangat merindukan paman."     

"Benarkah? Aku juga merindukannya." jawab Vasco dengan nada hangat.     

"Jadi paman akan kembali?"     

"Hm. Aku akan kembali setelah kau menemukan ingatanmu yang kau korbankan."     

"Kenapa harus menunggu hingga aku menemukan ingatanku?"     

"Yang bisa membawaku keluar dari tempat ini adalah kau. Dan kau membutuhkan energimu untuk berpindah dari duniamu dengan tempat ini. Kau tidak ingin menguras energimu secepat itu kan? Apalagi kondisimu masih belum stabil."     

"Ah, rupanya begitu. Baiklah, aku akan segera menyelesaikan masalah disini lalu pergi ke Amerika. Lagipula aku masih punya waktu tiga tahun. Semuanya akan baik-baik saja."     

"Tiga tahun? Waktunya sedikit sekali." gumam Vasco dengan sedih.     

"Tadi paman bilang apa?"     

Untungnya suara Vasco sangat pelan sehingga Katie tidak bisa mendengarnya.     

"Tidak apa-apa. Aku hampir lupa memberitahumu. Disini turun salju selama beberapa menit."     

"Salju? Bukannya tempat itu tidak memiliki musim dingin?"     

"Benar. Karena itulah ini sangat aneh. Ini pertama kalinya terjadi semenjak aku datang kemari. Para binatang menyuruhku untuk memperingatimu. Jika kau bertemu dengan seseorang yang membuatmu kedinginan, kau harus menghindarinya. Apapun yang terjadi, jangan berlama-lama berdekatan dengan orang itu."     

"Apakah maksud paman adalah origin?"     

"Bukan. Bukan origin. Kalau kau berdekatan dengan origin, kau akan baik-baik saja. Justru origin yang akan dalam bahaya. Ini orang yang berbeda."     

"Siapa?"     

"Aku juga tidak tahu. Para binatang disini juga tidak tahu. Mereka juga memintamu untuk bersikap waspada jika kau melihat burung elang putih."     

"Elang putih?" Katie semakin bingung dengan pesan pamannya.     

"Maafkan aku gadis kecil. Sejujurnya aku juga tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya menyampaikan pesan para binatang disini. Mereka semua mengkhawatirkanmu. Selanjutnya, kau harus mencari tahu sendiri."     

Katie tersenyum hangat mendengarnya. Aww.. para binatang di tempat itu masih memikirkannya.     

"Aku mengerti. Terima kasih atas peringatannya, paman. Aku akan mengingatnya."     

Vasco mengangguk satu kali, kemudian kaca bulat tersebut meleleh dan menyatu kembali ke air sungai yang mengalir.     

Katie mengingat kembali apa yang terjadi padanya semenjak dia kembali sebagai penguasa alam.     

Penyergapan di ujung jurang, lalu ledakan di mansion Tettero, sekarang dia harus waspada lagi dengan orang misterius yang membuatnya kedinginan. Kelemahan vitalnya memang adalah suhu dingin. Tapi apakah masuk akal dia akan merasa kedinginan hanya karena bertemu dengan seorang manusia?     

Lemar, Darcy, BZO... sudah tiga pihak yang meresahkan pikirannya. Dia yakin Kinsey serta Stanley juga berpikiran yang sama dengannya. Sekarang jika harus muncul satu orang lagi....     

Ugh! Katie tidak sanggup. Dia mungkin memiliki kekuatan yang hebat, tapi mentalnya serta tekanan yang dialaminya.. dia tidak sanggup menanggungnya.     

Ah, seandainya Kinsey ada disini. Seandainya Kinsey bersamanya. Dia merindukan pria itu dan ingin mengeluarkan segala beban pikirannya pada Kinsey.     

Apakah sebaiknya dia kembali ke Mittenwald? Toh, dia sudah tidak bisa melakukan apa-apa disini. Tiffany juga masih dalam keadaan mati. Dia harus segera memberikan gelang platinum miliknya untuk diperiksa oleh Stanley.     

Sayangnya, dia sudah membeli tiket kereta api untuk besok. Lagipula dia berjanji pada Mina untuk menemaninya belanja nanti sore.     

Pada akhirnya, Katie hanya bisa menyimpan rasa kerinduannya sendiri.     

Katie memutuskan untuk kembali ke desa ketika mendengar suara dari balik semak.     

Anehnya, dia merasakan para binatang disekitarnya merasa gelisah. Ada apa ini?     

Katie memfokuskan perhatiannya ke arah balik semak tersebut. Lalu muncul dua telinga lancip bewarna merah disusul dengan mulut moncong khas serigala keluar dari semak tersebut.     

Katie menghembuskan nafas lega begitu tahu siapa yang sengaja bersembunyi di balik tanaman bersemak itu.     

"Merah, kau menakutiku. Kebetulan sekali, aku baru saja memikirkan hostmu. Apakah dia merindukanku? Sama seperti aku merindukannya?"     

Merah keluar dari tempat persembunyiannya dan berjalan menghampirinya secara perlahan.     

Anehnya, Katie malah melangkah mundur menghindari Merah. Entah kenapa, dia merasa gelisah dan tidak nyaman melihat pancaran mata merah yang bersinar itu.     

"Merah? Ada apa?" Jantung Katie berdegup dengan kencang karena merasa takut menghadapi sikap serigala merah yang tidak seperti biasanya.     

Katie mencoba mengumpulkan angin untuk membentuk bola pusaran pertahanan. Tapi tidak terjadi apa-apa. Tidak ada angin yang terbentuk sesuai dengan keinginannya. Barulah Katie sadar, serigala merah menekan kekuatannya.     

"Merah? Apa yang kau inginkan? Kinsey? Apa kau disana?"     

"Grrrr..."     

Seketika, sepasang mata Merah menyala lalu bulu-bulunya berdiri menjadi seperti duri, dua taring yang tajam terpampang jelas di mulutnya. Pose itu... pose yang dilakukan Merah adalah pose yang siap untuk menerkam mangsanya.     

Katie melihat telinga Merah yang tegak berdiri. Bentuk telinga itu tidak selancip seperti apa yang diingatnya. Barulah dia sadar... serigala merah dihadapannya ini bukan Merah ataupun Luna, tapi Alpha!     

Kenapa Alpha ada disini? Kenapa Alpha ingin menyerangnya? Bukankah host Alpha adalah Dieter?     

Katie tidak sempat mencari jawabannya karena Alpha telah melompat untuk menerkamnya. Katie terlalu takut untuk bergerak, kakinya menjadi lemas tak berdaya dan terkulai duduk di tanah.     

Apakah dia akan mati sekarang?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.