My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Pengakuan Leonard



Pengakuan Leonard

1Leonard bersiap-siap untuk melawan mereka. Meskipun dia akan ditangkap dan kemungkinan untuk menang sangat kecil, dia tidak akan menyerah sebelum melawan.     

Anehnya, walau kelompok orang tersebut melihat kearahnya atau Katie, mereka tampak seperti tidak melihatnya. Mereka bahkan berjalan mendekat tapi tidak melakukan apa-apa selain melihat kesekeliling seolah mencari sesuatu.     

Setelah itu mereka pergi dan memeriksa ke jalanan lain. Leonard bahkan bisa mendengar omelan kasar mereka.     

"Sial! Dimana orang itu? Jelas-jelas aku melihatnya lari kesini."     

Nah, apa maksudnya? Leonard bertanya-tanya dalam pikirannya. Jelas-jelas mereka semua melihat Leonard di jalan buntu tadi, kenapa mereka semua bersikap seperti tidak melihatnya?     

Apakah mungkin..??     

Leonard melirik ke arah Katie yang sedari tadi berdiri disebelahnya dengan senyuman penuh kemenangan.     

Jadi.. Katalina sekarang adalah penguasa alam?     

"Mereka sudah pergi. Kita aman sekarang." sahut Katie setelah mendapat laporan dari Tiffany kalau para pengejar telah pergi menjauh.     

"Terima kasih." balas Leonard singkat.     

"Apa yang dilakukan seorang pangeran Heinest diluar istana? Tanpa umbra ataupun pengawal? Kenapa orang-orang itu mengejarmu?"     

"Aku menyuruh umbraku untuk membawa ibuku ke Bayern. Untuk saat ini Bayern adalah tempat teraman di negara ini. Soal orang-orang tadi.. aku juga tidak tahu apa yang mereka inginkan dariku."     

"Apa terjadi sesuatu di istana? Kenapa aku merasa kau sedang melarikan diri dari istana?"     

"Ceritanya panjang dan rumit. Aku tidak ingin membahasnya."     

"Baiklah. Aku akan mengantarmu ke Bayern. Lagipula aku memang mau kesana."     

"Terima kasih."     

Katie merasa heran ada pancaran perasaan bersalah pada mata Leonard. Atau mungkin hanya imajinasinya saja?     

Keduanya berjalan melewati hutan dalam keadaan hening. Tidak ada satupun yang bicara. Katie merasa tidak suka dengan kecanggungan diantara mereka, namun dia juga tidak ingin terlalu dekat dengan Leonard.     

Biar bagaimanapun Leonard pernah mengisi hatinya ketika dia masih muda. Dia tidak ingin membuka kembali perasaannya dan terjebak di masa lalu. Lagipula Leonard tidak tahu kalau Katie adalah anak perempuan yang ditemuinya di Amerika. Jadi Katie memutuskan untuk diam.     

Tidak lama kemudian ada seorang pria tua bersama wanita tua menghampiri mereka.     

"Ibu!"     

"Leo!"     

Wanita tua itu segera memeluk Leonard dengan erat sambil berlinang air mata.     

"Aku pikir mereka juga menangkapmu. Syukurlah, kau baik-baik saja."     

"Tentu saja. Aku selalu menepati janjiku." ujar Leonard sambil menghapus air mata ibunya. "Terima kasih, umbra." lanjutnya pada pria tua yang menemani ibunya menunggu kedatangannya.     

Umbra mengangguk kepala singkat sebelum mengalihkan perhatiannya pada Katie. Ini pertama kalinya umbra Leonard bertemu dengan Katie.     

Wajahnya dipenuhi dengan keheranan karena betapa miripnya Katie dengan putri Meisya. Namun karena kebiasaannya yang tidak boleh bicara sembarangan sebagai umbra, dia memilih diam dan tidak bertanya apa-apa.     

Sementara Katie sama sekali tidak peduli dengan ekspresi keheranan pada umbra Leonard. Dia merasa tersentuh akan adegan mengharukan antara Leonard dengan ibunya.     

Dia tidak tahu apa yang terjadi di istana karena Tiffany masih mencari tahu kondisi istana saat ini. Melihat Leonard dan ibunya yang saling mengkhawatirkan membuatnya menduga-duga. Sesuatu buruk telah terjadi di istana.     

"Apa kau sudah menyiapkan kapalnya?" gugah Leonard.     

"Sudah. Anda bisa berangkat malam ini. Beberapa anggota Oostven akan memandu kalian selama perjalanan kalian."     

"Terima kasih. Aku berhutang padamu."     

"Sudah menjadi kewajibanku untuk melindungi anda, Pangeran Leonard."     

"Tolong bawa ibuku untuk beristirahat. Aku akan menyusul nanti."     

Umbra Leonard mematuhinya dan dengan lembut menuntun wanita tua yang sudah kesusahan untuk berjalan. Leonard merasa lega begitu melihat wajah ibunya. Setelah ini dia memutuskan untuk bersembunyi sementara waktu bersama ibunya. Dia tidak ingin lagi terlibat dalam urusan politik keluarga Heinest dan Delcrov.     

Sebelum itu, dia harus membereskan masalahnya dulu. Dia harus membalas kebaikan Katie yang sudah menyelamatkannya tadi.     

"Jadi kau sudah menjadi penguasa alam sekarang?"     

Katie terpaku pada tempatnya berdiri. Leonard tahu kalau dia adalah raja merah? Sejak kapan?     

"Kau tahu?"     

"Sejak awal aku sudah tahu. Aku tahu kau adalah Katleen Morse yang dicari semua orang. Itu sebabnya aku mendekatimu. Waktu itu aku berencana menggulingkan kakakku dengan menikahimu. Cara yang paling mudah untuk menjadi raja Prussia adalah menikah dengan raja merah."     

Katie sama sekali tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat mendengar pengakuan ini.     

"Karena itu aku sengaja mendekatimu dan juga.. berpura-pura menjadi teman masa kecilmu."     

Apa? Apa maksudnya? Untuk pertama kali sepanjang hidupnya, otak Katie berhenti bekerja.     

"Aku sengaja menceritakan semua kenangan yang kau lalui untuk membuatmu mengira kalau aku adalah anak itu. Kebetulan sekali aku juga memiliki jenis warna rambut yang sama dengan anak itu. Jadi itu akan membuatmu lebih mudah mempercayaiku."     

"Tunggu, tunggu dulu. Kalau kau bukan anak itu, lalu bagaimana kau bisa tahu apa saja yang kami alami?"     

"Aku mendengarnya dari seseorang. Aku tidak pernah mengalami apapun yang kuceritakan malam itu. Aku hanya menceritakan apa yang sudah kudengar."     

"Siapa? Siapa orang itu?"     

"Umbramu, Dimitri Oostven."     

Mata Katie membelalak lebar mendengar nama umbranya disebut. Kenapa umbranya menceritakan masa kanak-kanaknya pada Leonard?     

"Gantungan itu.. Gantungan kunci itu! Darimana kau mendapatkannya?"     

Kini dia ingat dimana dia menghilangkan gantungan miknya. Waktu itu dia menerima pasangan gantungannya dari orang yang diduganya adalah cinta pertamanya. Saat itu dia sedang bersama Aiden yang ternyata menculiknya pada malam harinya.     

Gantungan itu sudah pasti hilang di tempat markas Aiden. Lalu bagaimana bisa kini berpindah ke tangan Leonard?     

"Umbramu yang memberikannya padaku. Untuk meyakinkanmu."     

Katie merasa pusing seketika. Jantungnya bergetar hebat mendengar ini. Apakah umbranya sempat datang ke markas Aiden? Itu sebabnya umbranya bisa menemukan gantungan itu?     

Lalu kenapa umbra tidak mengembalikannya?     

Kenapa umbra berbohong padanya? Waktu itu, disaat dia bertanya mengenai anak lelaki cinta pertamanya, umbra bilang dia sudah lupa dan tidak ingat namanya.     

Tapi ternyata.. umbranya ingat segala kejadian-kejadian yang dialaminya bersama anak lelaki itu dengan mendetail.     

Kenapa? Kenapa?! Kenapa umbranya berbohong padanya?     

"Katie? Kau baik-baik saja?"     

"A.. apakah umbra memberitahumu siapa anak lelaki itu?"     

"Tidak. Dia tidak memberitahuku. Aku juga tidak bertanya."     

Kenapa Katie ingin tahu? Kenapa hatinya merasa gelisah ketika mengetahui Leonard bukanlah anak lelaki cinta pertamanya?     

Ini pasti gara-gara mimpi sialan itu! Kalau seandainya dia tidak bermimpi anak lelaki yang dipenuhi dengan darah, dia tidak akan merasa gelisah seperti ini.     

"Tapi aku tahu satu hal. Kau menjalin hubungan dengan Kinsey."     

"..." Baiklah, apa hubungannya dengan Kinsey?     

"Aku tidak tahu kenapa, tapi umbramu sangat tidak suka padanya. Dia selalu mencari cara untuk membuatmu berpisah dengannya."     

"Ha??"     

"Dia bilang kalau ada kesempatan, dia ingin membunuhnya. Aku pernah bertanya padanya alasannya. Katanya, Kinsey sudah menyakiti hatimu enam tahun lalu. Itu sebabnya aku menyetujui usulannya untuk mendekatimu dan menyusun rencana pemberontakanku."     

APA?? Umbra ingin membunuh Kinsey hanya karena pria itu membuatnya patah hati enam tahun lalu?     

Katie memijat keningnya dengan frustrasi. Yah, kalau diingat kembali, ketika dia bertemu dengan Kinsey kembali di Bayern, Katie sendiri juga sangat membencinya. Sayangnya, perasaan cintanya ternyata lebih besar daripada rasa bencinya. Karena itulah, berulang kali dia gagal menyingkirkan Kinsey dari pikirannya.     

"Kenapa kau memberitahuku semua ini? Apa untungnya kau memberitahuku?"     

"Aku tidak ingin hidup dipenuhi rasa bersalah. Kau menyelamatkanku dan juga... aku sudah menganggap Meisya sebagai adikku sendiri. Aku tidak ingin suatu saat nanti Meisya membenciku hanya karena dengan bodohnya aku memanfaatkan saudara kembarnya demi tahta yang tidak begitu berarti. Karena itu, sebelum aku pergi.. aku ingin meluruskan salah paham ini."     

"Kau tahu? Kalau Meisya adalah adikku?"     

Leonard tersenyum hangat. "Aku baru mengetahuinya saat Dieter memberitahuku tentang pernikahannya. Sejak itu pula, aku sudah tidak ingin melanjutkan rencanaku. Aku benar-benar minta maaf dan juga... bisakah kau melakukan sesuatu untukku?"     

Katie memiringkan kepalanya bertanya-tanya apa yang akan diminta Leonard. Karena gestur pria itu yang terlihat tulus dan tidak ada maksud tersembunyi dari sinar matanya, Katie menyetujuinya.     

Rupanya Leonard menitipkan sebuah pesan untuk Meisya. Tentu saja Katie menerimanya dengan senang hati.     

Setelahnya, mereka berdua kembali berjalan memasuki kawasan yang sudah menjadi tempat tinggal anggota inti suku Oostven.     

"Katie, sepertinya ada program asing yang berusaha merusak sistemku. Aku sama sekali tidak bisa menembus pertahanan di istana. Sekarang aku tidak bisa melihat dengan skala jarak lebih dari seratus meter. Ada yang tidak beres denganku." tiba-tiba terdengar suara Tiffany dipikirannya. Anehnya, suaranya terdengar panik dan khawatir. Ini pertama kalinya Tiffany terdengar gelisah seperti ini.     

Katie menjauhkan dirinya dari banyak orang. Setelah memastikan tidak ada siapa-siapa, barulah Katie berbicara.     

"Apa kau tahu kapan program asing itu masuk? Kau bisa bertahan?"     

"Aku tidak tahu apakah aku bisa bertahan atau tidak. Aku baru sadar program ini telah menyerangku selama beberapa hari ini. Aku hanya punya waktu lima puluh jam sebelum dashboardku akan rusak sepenuhnya."     

"Apa kau bisa menghubungi Stanley? Kau bisa minta bantuannya."     

"Sudah kubilang, aku tidak bisa menjangkau tempat lain dengan jarak lebih dari seratus meter. Aku tidak bisa menghubungi siapa-siapa saat ini. Aku bahkan tidak bisa berpindah tempat."     

"Baiklah. Tenang. Apakah ada solusi sementara? Misalnya untuk menghambat program asing merusakmu lebih lanjut?"     

Terdengar lucu sekali, Katie adalah seorang manusia yang memiliki hati bisa tetap bersikap tenang. Sementara Tiffany hanyalah sebuah program terdengar panik dan gelisah. Padahal Tiffany tidak memiliki emosi ataupun perasaan seperti manusia.     

"Mungkin ada. Jika aku dinonaktifkan sementara waktu, secara otomatis semua program didalamku juga turut mati dan tidak bekerja. Tapi, kau akan sendirian."     

"Aku akan baik-baik saja. Aku di Bayern sekarang, jadi aku akan aman. Kalau begitu pergilah. Aku akan langsung menyerahkan gelang ini pada Stanley begitu aku kembali ke Mittenwald."     

"Baik."     

Beep.     

Katie mendesah pelan begitu Tiffany 'mati'. Kalau tidak ada Tiffany, dia harus ekstra berhati-hati agar tidak ada kamera yang menangkap wajahnya saat dia keluar dari Bayern.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.