Host Alpha
Host Alpha
Hanya saja... Kinsey telah mengunci pintu kamarnya dan entah kemana kunci tersebut menghilang. Katie yakin hanya Kinsey yang tahu dimana kunci pintu kamarnya.
"Kinsey! Aku akan membencimu kalau kau tidak melepaskanku. Berikan kuncinya!"
"Kunci apa?"
Sebalnya, Kinsey malah memasang wajah polos.
"Kinsey... Aaa!! Apa yang kau lakukan?!" tuntut Katie karena saat ini Kinsey menggendongnya dan berjalan menuju ke ranjang. "Kinsey..." rajuk Katie karena entah kenapa dia tidak bisa menggunakan kekuatannya untuk melawan pria ini. Seolah ada seseorang yang menahan kekuatannya sehingga dia sama sekali tidak bisa menggunakan energi kekuatan raja merah.
Ugh! Pasti Merah yang menekan kekuatannya. Saat ini Katie tidak ada bedanya dengan gadis biasa dimata Kinsey. Bagaimana caranya dia bisa melarikan diri kalau dia tidak bisa menggunakan kekuatannya?
Katie mencoba bangkit berdiri ketika merasakan punggungnya menyentuh matras. Sayangnya, Kinsey sudah bergerak duluan dan memerangkap tubuhnya.
"Kinsey," sekali lagi Katie mencoba merajuk. Jantungnya berdebar dengan kencang. Entah apakah dia takut akan apa yang dilakukan Kinsey berikutnya ataukah dia agak menantikan apa yang akan dilakukan Kinsey.
Pokoknya dia harus mencoba melawan dulu. Sayangnya kedua tangannya terjebak ditengah-tengah tubuh mereka. Dia sama sekali tidak memiliki tenaga menjauhkan tubuh Kinsey darinya.
"Kinseeeyy.." rajuk Katie dengan suara yang lebih memelas.
"Ssst.. Aku sangat lelah. Aku ingin tidur."
Katie mengernyit bingung mendengar kalimatnya. Katie menengadahkan wajahnya dan melihat Kinsey benar-benar memejamkan matanya hendak tidur... tanpa melakukan apa-apa? Apakah benar pria yang tengah mendekapnya erat ini adalah Kinsey?
"Kau serius hanya ingin tidur?"
"Kalau tidak? Kau ingin aku memakanmu? Aku akan senang melakukannya, tapi malam ini tidak. Kita hanya tidur saja."
Kenapa? Ini bukan seperti Kinsey biasanya. Padahal dulu Kinsey nyaris 'memakannya' ketika Katie diam-diam menyelinap masuk ke kamarnya. Bukankah Kinsey merasa bangga dijuluki sebagai serigala? Apalagi Kinsey mengaku dirinya adalah serigala yang lapar? Lalu kenapa Kinsey tidak bertindak lebih jauh? Kenapa pula Katie memikirkan hal ini?
Mengetahui malam ini Kinsey tidak akan 'memakan'nya, secara perlahan Katie membiarkan rasa kantuknya mengambil alih tubuhnya. Lagipula dia sangat menyukai aroma musky Kinsey yang sangat enak.
Katie memindahkan kedua tangannya melingkar ke pinggang Kinsey. Dia meringkuk lebih dalam dan menyusupkan kepalanya ke dada bidang pria itu sebelum pikirannya dibawah ke dunia alam mimpi.
Tubuh Kinsey menegang saat merasakan sebuah tangan kecil mengitari pinggangnya. Belum lagi Katie yang malah semakin merapatkan tubuhnya kearahnya membuat rasa lelahnya menghilang seketika.
Kinsey melirik ke arah wajah damai Katie yang kini tampak tidur pulas. Warna mukanya tampak sehat serta ekspresinya terlihat tenteram.
Masalahnya, mereka terlalu dekat. Tidak. Bukan dekat lagi. Tapi tubuh mereka menempel dengan sempurna seolah keduanya adalah satu tubuh.
"Kenapa kau bisa tidur secepat ini? Dalam keadaan seperti ini pula?" gumam Kinsey yang tentunya tidak didengar oleh Katie.
Kinsey merasa tangannya sangat gatal ingin merasakan kembali kulit halus tubuh Katie. Bolehkan dia menyerangnya malam ini? Tidak. Katie tampak terlihat lega dan langsung tertidur pulas begitu tahu dia tidak akan melakukan apa-apa. Katie sudah memberikan kepercayaannya terhadap Kinsey dengan penuh. Dia tidak mungkin mengkhianati kepercayaan gadis itu.
Hanya saja... biar bagaimanapun dia tetaplah seorang pria normal. Lelaki mana yang bisa tahan dengan tubuh wanita dicintainya berada sangat dekat dengannya?
Kalau tahu begini, dia tidak akan memeluknya dari awal. Kinsey hanya perlu tidur disebelahnya saja. Tidak perlu sambil saling berdekapan seperti ini. Sekarang... dia sama sekali tidak bisa tidur.
Ugh! Ini akan menjadi malam yang panjang.
-
Malam itu, Alpha sedang menyantap kijang buruannya ketika merasakan kedatangan seseorang. Bukan. Bukan satu orang, tapi lima orang.
Alpha segera menghentikan aktivitasnya dan memusatkan perhatiannya pada orang asing tersebut.
Ternyata kemunculan orang asing tersebut tidak disengaja karena jumlahnya terus meningkat hingga dua puluh orang. Alpha langsung tahu, orang-orang ini datang untuk menangkapnya.
Alpha mendesis dengan menyeramkan serta mengeluarkan kukunya yang tersembunyi di telapak kakinya. Bulunya yang tadinya halus dan lembut bangkit berdiri dan menjadi tajam seperti duri. Matanya merah menyala menandakan dia siap melawan siapapun yang hendak menyerangnya.
Kedua taring Alpha terlihat dengan jelas disela-sela giginya membuat siapapun yang melihatnya akan berlari ketakutan.
Anehnya, meskipun telah melihat Alpha berubah menjadi bentuk monster yang sebenarnya, tidak ada satupun yang berlari ataupun takut padanya.
Ketika salah satu bergerak melempar sebuah tali, Alpha menghindar dan langsung menyerang orang yang paling dekat dengannya.
Satu, dua, tiga.. Alpha berhasil memberi luka parah pada beberapa orang. Meskipun Alpha tampak lebih mendominasi pertarungan, para penyerangnya tidak berhenti dan terus melempar sebuah tali.
Alpha sama sekali tidak mengerti, kenapa mereka giat sekali menyerangnya dengan tali? Senjata tajam saja belum tentu bisa melukainya, apalagi sebuah tali. Apakah orang-orang ini bodoh dan ingin bunuh diri?
Pikiran Alpha mulai terbagi antara pertarungannya dengan pikiran mengenai tujuan orang-orang ini menyerangnya. Dia menjadi lengah dan tidak sadar seseorang dari belakangnya menargetkannya.
Orang tersebut berhasil melilitkan tali ke kaki belakangnya. Alpha langsung menyentakkan kakinya untuk melepaskan diri. Seharusnya ini hal yang mudah karena kekuatannya jauh diatas rata-rata dibandingkan serigala biasa.
Anehnya, kakinya terasa sakit yang luar biasa. Dia sama sekali tidak bisa menggerakkan kakinya. Melihat Alpha semakin lengah, orang-orang melempar tali mereka dan melilit ke kaki lainnya serta tubuh dan lehernya. Saat itu pula, sebuah rasa sakit tak tertahankan dan panas menjalari tubuhnya.
Alpha mengernyit dan berusaha melihat tali jenis apa yang mereka pakai sehingga membuatnya lemah seperti ini. Tali itu hanyalah tali manila biasa kecuali... dia melihat batu es kristal murni di ujungnya.
Kini dia tahu kenapa orang-orang ini berusaha melemparkan tali kearahnya. Mereka ingin menempelkan bebatuan es kristal ke tubuhnya.
Sayangnya mereka berhasil, dan tubuhnya dipenuhi dengan bebatuan es kristal membuatnya mengerang kesakitan.
Disaat bersamaan Dieter yang masih tertidur langsung terbangun ketika rasa sakit yang hebat menyerang dadanya. Tangannya mencengkeram dadanya sambil berusaha bangkit dari ranjangnya.
Dia tidak bisa menemukan Gwyneth istrinya. Tidak ada pengawal di depan kamarnya. Dimana semua orang? Namun dia tidak bisa berpikir lagi karena rasa sakit dan panas yang hebat.
Ketika Dieter tidak bisa lagi menahan rasa sakitnya, kakinya terkulai lemas dan tubuhnya menabrak salah satu kursi di kamarnya. Dia mengeluarkan keringat dingin dan bibirnya memutih karena hebatnya rasa sakit yang dideritanya.
Dia sempat melihat melalui mata Alpha ada begitu banyak orang yang tengah menyerangnya dan menempelkan bebatuan es kristal.
Siapa? Dan kenapa? Darimana mereka tahu batu es kristal adalah kelemahan serigala merah?
Namun Dieter tidak bisa berpikir jernih karena rasa sakit menguasai otaknya. Dia memejamkan matanya sementara kedua tangannya mencengkeram dadanya berharap rasa sakitnya segera menghilang.
"Aku akan menghilangkan penderitaanmu."
Tiba-tiba sebuah suara yang tidak asing terdengar. Dieter merasakan sebelah tangannya ditarik dan disayat pada telapak tangannya. Meski ada rasa sakit, tapi rasa sakit sayatan itu tidak sehebat yang dideritanya saat ini.
Tiba-tiba saja telapak tangannya terasa panas seolah dia sedang memasukkan tangannya ke dalam air yang mendidih. Ajaibnya, rasa sakit didadanya semakin berkurang bersamaan telapak tangannya yang semakin terasa panas seperti terbakar oleh sesuatu.
Lebih baik merasakan panas daripada rasa sakit. Karena itu Dieter membiarkannya. Dengan lemah Dieter membuka matanya dan melihat tangannya yang panas sedang digenggam erat oleh seseorang.
Penglihatannya agak buram karena efek rasa sakit yang dideritanya, namun dia sangat mengenal postur tubuh pria itu.
Karena kini dia tidak lagi merasa sakit, Dieter mulai bisa berpikir. Di tengah-tengah kesadarannya yang nyaris menghilang, dia menemukan jawaban yang selama ini dia cari.
"Jadi, begini caranya kau mengambil Luna dari Keisha? Sekarang kau mengambil Alpha dariku. Apakah tidak ada satupun yang bisa menghentikanmu hingga kau puas, paman Lemar?"
Dieter sungguh berusaha keras untuk mengerahkan sisa tenaga yang dimilikinya untuk berbicara dengan Lemar. Namun dia terlalu lemah. Dia mulai merasakan Alpha meninggalkannya.
'Alpha, maafkan aku. Pada akhirnya aku tidak bisa melindungimu.' ucap Dieter sedih sebelum kegelapan melingkupinya.
Sementara itu, Lemar yang baru saja menyelesaikan ritual perpindahan host memandang keponakannya dengan tatapan datar.
"Darimana kau tahu aku yang merebut Luna? Sepertinya ada pengkhianat dari kaumku huh? Menarik sekali."
Disaat bersamaan Alpha juga telah jatuh pingsan. Bulu merahnya juga kembali seperti semula. Orang-orang yang tidak terluka segera melepaskan lilitan tali yang mengekang diseluruh tubuh Alpha, lalu membawa Alpha ke markas utama mereka.
Malam itu, kepemilikan Alpha telah resmi berubah. Host Alpha sekarang adalah Lemar Delcrov. Dan Lemar tidak berniat berhenti sampai disini. Dia berencana akan menemukan host Luna dan merebutnya. Lalu.. dia akan kembali membunuh raja merah didunia ini... tidak peduli apakah raja merah yang sekarang adalah putri kandungnya atau bukan.