Sesuatu Yang Dikorbankan
Sesuatu Yang Dikorbankan
Kinsey terdiam sama sekali tidak menyangka akan mendengar pengakuan Katie. Sebenarnya dia sudah mengetahui kenyataan ini. Dia berpikir Katie tidak akan pernah memberitahunya, karena itu dia tampak terkejut mendengar pengakuan kekasihnya.
"Dulu aku pernah berpikir mungkin sebaiknya kita tidak bersama, lagipula aku hanya punya waktu kurang dari empat tahun. Tapi.. saat aku hilang ingatan, saat aku bertemu denganmu di ruang kantor nenek Ode.. aku bersikap egois. Aku.. aku rasa aku terlalu mencintaimu untuk melepasmu pergi. Maafkan aku."
Kinsey tersenyum mendengarnya. Katie terlalu mencintainya untuk melepasnya pergi? Apakah ada hal yang bisa lebih membahagiakan daripada mendengar ungkapan perasaan gadis itu? Tidak ada.
"Kenapa kau tersenyum seperti itu? Kau tidak terlihat terkejut?" Katie merasa keheranan dengan sikap santai Kinsey. Dia menyipitkan matanya dengan tatapan curiga. "Jangan-jangan kau sudah mengetahuinya?"
"Benar. Aku sudah tahu."
"Kau sudah tahu? Dan kau masih ingin bersamaku? Kau tidak takut aku akan mati dihadapanmu suatu saat nanti."
"Aku rasa aku terlalu mencintaimu untuk meninggalkanmu." jawabnya meniru ucapan Katie sebelumnya membuat semburat merah kembali muncul menghiasi pipinya.
"Apakah kau tahu menjiplak kalimat orang adalah tindakan ilegal?" ucap Katie berpura-pura cemberut.
"Apa boleh buat. Itu memang kenyataannya." jawab Kinsey mengangkat kedua bahunya dengan cuek. "Lagipula Katie, apakah kau tahu ada sebuah cara untuk menghentikan perpotongan usiamu?"
"Kau juga mengetahuinya?"
Kinsey tersenyum senang mendengarnya. "Jadi kau sudah menemukan caranya? Kalau begitu apa yang perlu dikhawatirkan? Kita hanya perlu ke Amerika mencari apa yang telah kau korbankan, kemudian menikah disana dan memiliki beberapa anak disana." jelas Kinsey membayangkan masa depan mereka sembari mengusapkan kedua bibirnya ke bibir Katie dengan halus.
Katie berdehem beberapa kali berusaha menenangkan jantungnya semakin liar.
Haish.. orang diajak bicara serius, Kinsey selalu mengubahnya dengan kalimat yang sanggup mendebarkan hatinya. Belum lagi gestur pria ini yang selalu mencuri ciuman darinya di tiap kesempatan.
Memang apa yang bisa diharapkannya? Kinsey adalah seekor rubah licik yang selalu bisa mengambil kesempatan yang tidak bisa dilihat orang lain.
"Kinsey, aku tidak sedang bercanda."
"Aku tidak bercanda. Kapan aku pernah bercanda? Lagipula kedua adik kita sudah menikah, Anna juga akan menikah musim panas nanti. Kapan giliran kita?"
"..."
Ugh! Mereka baru bisa memikirkan pernikahan setelah Katie menemukan 'sesuatu' yang dikorbankannya. Dia tidak ingin menikah dengan waktu kehidupannya yang menyempit dan menjadikan Kinsey seorang duda muda. Dia tidak mau. Lagipula.. kapan pria ini pernah melamarnya???
"Bagaimana kalau kita ke Amerika sekarang? Anak buahku sudah siap mengeluarkan ibumu kapanpun kau mau. Tinggal menunggu perintahmu saja." lanjut Kinsey.
Katie menghentakan kakinya dengan jengkel tanpa menyadari sebuah gelombang tercipta dan mendorong Kinsey menjauhinya dengan paksa. Gelombang tersebut disusul dengan suara letusan hebat persis di belakang Kinsey. Kedua-duanya melirik ke arah sumber suara dan mendelik terkejut ketika melihat sebuah pohon tumbang dari tempatnya.
"Katie, apakah kau baru saja hendak membunuhku?"
Ups.. sepertinya Katie sempat lepas kendali dalam mengendalikan energinya.
"Hahaha.. Kinsey, aku hanya bercanda." Katie melangkah mundur sambil tertawa gugup ketika melihat kilatan bahaya yang memancar dari sinar mata kekasihnya. "Kecelakaan! Murni kecelakaan. Aku tidak sengaja. Kyaaa..." Katie langsung berlari menghindar dari kejaran Kinsey.
"Awas ya kalau aku sampai menangkapmu."
"Hahaha.. itupun kalau kau berhasil menangkapku." ledek Latie sembari menjulurkan lidahnya. "Aaah.." sayangnya Katie sama sekali tidak melihat serigala merah ada didekatnya. Merah menghentakkan kepalanya ke punggungnya agak sedikit keras mengakibatkan tubuhnya terdorong tepat ke arah Kinsey.
"Aku berhasil menangkapmu." ujar Kinsey dengan nada penuh kemenangan ketika memerangkap tubuh Katie dengan kedua tangannya.
"Kau curang! Kau menggunakan Merah!"
"Tidak ada peraturan aku tidak boleh bekerja sama dengan Merah." jawab Kinsey mengedik kedua bahunya dengan cuek.
DASAR RUBAH SIALAN!!
Kinsey tertawa renyah melihat ekspresi cemberut kekasihnya. Walau yang sebenarnya dia dan Merah sama-sama tahu... dia nyaris mati terkena gelombang energi Katie. Kalau saja Merah tidak membelokkan gelombang tersebut, sudah pasti Kinsey yang tumbang.
Karena kini Katie adalah penguasa alam mutlak, tanpa disadarinya energinya akan sering bergejolak tak terkendali hingga membunuh sang origin bila mereka berdekatan.
Kedua-duanya sama tahu, Katie harus menghindari origin agar tidak membunuh origin tersebut. Karenanya, Kinsey menyuruh Ode atau siapapun yang mengetahui bahwa Kinsey adalah origin untuk tetap diam.
Karena dia tidak ingin Katie menghindarinya. Dia tidak ingin Katie meninggalkannya. Gadis itu memiliki Tiffany, dan Katie bisa menghilang sesuka hatinya jika tidak ingin ditemukan.
Satu-satunya hal yang paling ditakutkan Kinsey saat ini adalah... berpisah dari Katie, nafas kehidupannya.
-
Ketika seorang raja merah hendak menyegel kekuatannya, ada satu hal yang akan dikorbankannya untuk menggantikan segel yang terbentuk.
Ada tiga macam yang bisa dikorbankan.
Yang pertama adalah indera manusia. Seorang raja merah bisa kehilangan salah satu indera yang sangat berharga. Jika orang tersebut memiliki impian melihat keajaiban dunia, maka indera penglihatannya yang diambil. Kalau impiannya ingin menjadi seorang koki, maka indera pencecapnya yang diambil.
Dalam kasus Katie, impiannya adalah menjadi seorang penyanyi. Jadi kemampuan berbicara yang pasti diambil. Tapi karena Katie masih bisa menyanyi, bahkan menjadi penyanyi jazz yang terkenal, maka bukan jenis ini yang dikorbankannya. Bukan inderanya yang dikorbankan saat melakukan ritual penyegelan.
Hal kedua yang bisa dikorbankan adalah beberapa ingatan kecil ketika raja merah sedang mengalami pertumbuhan. Misalnya seperti permainan yang membuat kesan mendalam, atau seorang teman yang sangat dekat dengannya, atau ketika raja merah menemukan sesuatu yang sangat unik dan mengesankan.
Hal kedua ini sangat umum dikorbankan bagi generasi raja merah sebelumnya. Ada kemungkinan Katie juga mengorbankan beberapa ingatan ini. Karena itu dia harus kembali ke Amerika menelusuri jejak pertumbuhannya disana untuk mencari kenangan apa yang dilupakannya.
Terdengar sangat mudah, tapi sebetulnya sangat sulit. Bagaimana caranya kau bisa menemukan sesuatu jika kau tidak tahu apa yang kau cari?
Untungnya, Katie hanya tinggal di dua tempat sebelum penyegelan terjadi. Kota Lousiana dan kota Iowa. Dia hanya perlu mendatangi teman-teman masa kecilnya dan tetangganya untuk mengenang masa lalu. Mungkin dia bisa mendapat petunjuk disana.
Lalu hal terakhir yang bisa dikorbankan adalah sebuah nama. Entah itu nama makanan, nama tempat atau nama seseorang. Hal ini sangat jarang dikorbankan karena pada umumnya raja merah tidak memiliki alasan untuk menyimpan sebuah nama.
Bila seorang raja merah memikirkan sebuah 'nama' yang menurutnya sangat berarti, dia akan merasa tidak boleh melupakan nama ini. Dia akan menyesal jika melupakannya. Karena itu tiap pagi setelah bangun tidur atau sebelum tidur di malam hari, raja merah akan menyebut nama ini seolah nama tersebut merupakan sebuah mantera.
Kalau raja merah melakukan rutinitas seperti itu, maka sebuah 'nama' lah yang akan menjadi sesuatu yang dikorbankan.
Hanya saja, kasus ini sangat langka dan hampir-hampir tidak pernah terjadi. Raja merah umumnya tidak mudah menyukai sesuatu karena merasa semua orang di dunia ini tidak tulus terhadapnya. Untuk apa raja merah mengingat-ingat sebuah nama?
Apalagi Katie yang masih terbilang sangat muda ketika melakukan ritual penyegelan. Katie pasti tidak memiliki sebuah 'nama' yang sangat berarti untuk diingat sepanjang waktu.
Katie serta Vasco menganggap hal pertama dan ketiga itu sama sekali tidak mungkin merupakan jenis yang dikorbankan. Karena yang pertama, Katie masih bisa menyanyi sementara yang ketiga, Katie yang masih muda tidak mungkin memiliki sesuatu yang bisa membuatnya untuk mengingatnya setiap hari.
Karena itu mereka berdua sama-sama beranggapan 'sesuatu' yang dikorbankan ketika Katie menyegel kekuatannya adalah beberapa kenangan kecil di masa kanak-kanaknya.
Yang tidak mereka ketahui.. yang sebenarnya hal yang dikorbankan Katie saat menyegel kekuatannya adalah hal yang ketiga... sebuah 'nama'.
Nama yang selalu diingat Katie karena dia memegang sebuah janji dengan cinta pertamanya. Tiap hari dia akan memastikan tidak akan melupakan nama itu karena percaya akan janji anak lelaki berambut merah tersebut.
Nama yang dilupakan adalah nama anak lelaki berambut merah, nama cinta pertamanya disaat dia masih berusia delapan tahun.
Dan semenjak dia sadar telah melupakan nama cinta pertamanya, dia tidak lagi terlalu memikirkan anak berambut merah itu. Dia menjalani kehidupan masa sekolahnya dengan normal dan bahagia.
Ditambah lagi Katie sudah mengenal nama cinta pertamanya tahun lalu. Nama anak cinta pertamanya adalah Leonard Heinest. Seorang pangeran yang ditemuinya di acara pemberkatan cucu Luuk Tettero.
Itu sebabnya, Katie sama sekali tidak memikirkan kemungkinan yang dikorbankannya kala itu adalah jenis pengorbanan yang ketiga.