My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Ayah Kandung Katie



Ayah Kandung Katie

1Setelah berhasil mengendalikan elemen angin dan tanah, Katie mencoba memunculkan pelangi dengan melakukan ritual tariannya. Tentu saja dia tidak berhasil pada percobaan pertama, tapi dia tetap tidak menyerah dan mencoba terus.     

Vasco menyuruhnya untuk beristirahat. Meskipun tidak merasa lelah, tapi tubuhnya akan merasakan efeknya begitu dia keluar dari tempat ini. Karenanya, Katie menurutinya dan beristirahat selama beberapa jam.     

Selama dua bulan penuh Katie terus menari untuk memunculkan pelangi selama tujuh hari berturut-turut. Hingga akhirnya dia berhasil memunculkan pelangi sebanyak enam kali dalam enam hari.     

Ini adalah hari ketujuh dan mood Katie luar biasa bagus. Dia bahkan sangat percaya diri hari ini akan berhasil memunculkan pelangi itu.     

"Silahkan lakukan ritualnya." sahut Vasco sambil berbaring santai memejamkan mata. Jelas sekali pria itu sudah bosan melihatnya menarikan tarian yang sama.     

Hanya saja kali ini Katie mencoba mengayunkan sebelah tangannya. Dia menggerakkan tangan kanannya dari sisi kiri bawah, lalu keatas menuju ke sisi satunya seolah sedang membuat sebuah lengkungan yang besar.     

Disaat yang sama, secara perlahan tujuh warna terang yang indah muncul di langit. Pelangi! Katie berhasil memunculkan pelangi tanpa harus menari!     

Katie ingin sekali memberitahu hal ini pada Vasco, tapi dia mengurungkan niatnya. Moodnya sangat luar biasa bagus, sehingga dia menggunakan kesempatan ini untuk bermain-main.     

Dia membuka telapak tangannya disusul dedaunan disekitarnya yang telah gugur terbang berkumpul di atas telapak tangannya. Dia mulai menggerakkan dedaunan tersebut membentuk seperti sebuah rumah, lalu ada juga daun lain yang melompat mengitari rumah buatannya.     

Katie terlalu asyik dengan 'mainan' barunya sambil bersiul senang hingga sama sekali tidak sadar pelatihnya sudah bangun.     

"Gadis kecil, kenapa kau tidak menari? Kutinggal tidur sebentar saja dan kau bermalas-malasan seperti ini."     

Mungkin karena sudah tidak ada lagi emosi negatif yang dirasakannya, Katie sama sekali tidak tersinggung ataupun marah mendengar tuduhan itu.     

Katie meniup dedaunan yang dimainkannya dan membiarkan angin membawa mereka semua. Kemudian Katie menunjuk ke arah atas dengan jari telunjuknya.     

Vasco menatap ke arah langit yang cerah mengikuti gerakan tangan Katie. Disana dia melihat tujuh warna yang berbeda membingkai langit dengan sempurna.     

"Bagaimana?" tanya Katie dengan antusias. "Aku berhasil memunculkan pelangi tujuh hari berturut-turut. Sebagai tambahan, hari ini aku tidak perlu melakukan ritual tarian itu lagi."     

Orang tersebut mengangguk kepala tanda mengerti. "Kau boleh juga. Tidak ada lagi yang perlu kuajarkan."     

"Kau berhutang penjelasan padaku. Kau berjanji akan memberitahuku semuanya setelah aku berhasil memunculkan pelangi selama tujuh hari."     

"Baiklah. Tapi sebelumnya biarkan semuanya merayakan ini dulu."     

Katie tersenyum lebar sambil menikmati hembusan angin yang menari disekitarnya. Terdengar suara burung yang menyanyi riang seperti sedang merayakan sesuatu. Tentu saja mereka merayakan sesuatu. Mereka semua merayakan hari ini Katie resmi menjadi raja merah yang mengendalikan alam. Dia bisa mengendalikan kekuatannya tanpa harus melibatkan emosinya.     

Katie membuat angin menari dibawah pijakan seekor tupai yang dulu pernah mencuri gelangnya. Detik berikutnya tupai tersebut terangkat dibawah putaran angin. Lalu Katie menjentikkan jarinya membuat angin tersebut menghilang dan tupai jatuh kebawah tepat ke dalam gendongan Katie.     

"Balasan karena kau sudah mencuri barangku." ujar Katie dengan nada jenaka.     

Seolah mengerti maksudnya, tupai tersebut mengusap hidungnya dengan tangannya sambil menundukkan kepalanya. Lalu Katie mengeluskan pipinya ke atas puncak kepala binatang mungil itu dengan penuh sayang seolah mengatakan bahwa dia tidak benar-benar marah.     

"Dari dulu aku ingin bertanya, apakah kau pernah tinggal di tengah hutan sebelumnya? Kau tampak tidak canggung dikelilingi para binatang liar."     

Katie menurunkan tupai yang digendongnya agar binatang coklat tersebut bisa bergabung dengan teman-temannya. Lalu dia menjawab pertanyaan Vasco dengan penuh nostalgia.     

"Aku tumbuh besar di dekat hutan. Dan juga aku tinggal di Bayern selama enam tahun terakhir."     

"Ah, tidak heran."     

"Jadi, kapan kau akan memberitahuku?"     

"Baiklah. Aku akan memberitahumu semua yang kuketahui."     

Katie duduk dengan nyaman sambil bersandar di tubuh seekor macan yang sedang berbaring. Seekor ular kobra juga ada disana melilit sebelah tangannya sebelum merilekskan otot tubuhnya.     

Vasco juga turut duduk santai dibawah pohon beserta seekor beruang yang sedang makan ikan pancingannya di sebelahnya.     

"Pertama-tama, apa kau tahu siapa ayah kandungmu?"     

"Nenek Ode tidak pernah memberitahuku. Tapi aku pernah dengar rumor ibuku sudah menikah dengan Lemar Delcrov. Kurasa Lemar adalah ayahku?" jawab Katie dengan nada ragu... lebih tepatnya dia berharap Vasco memberitahunya bahwa dia salah.     

Dia sungguh berharap Lemar bukanlah ayah kandungnya.     

"Lemar memang adalah ayahmu."     

Mendengar jawaban itu Katie hanya bisa mendesah.     

"Lagipula semua orang menangkap basah mereka disebuah kamar hotel. Tentunya semua orang akan mengira anak yang dilahirkan Keisha adalah anak Lemar."     

Kening Katie mengerut mencoba mencerna ucapan pelatihnya.     

"Jika kau memang adalah anak dari Lemar, maka para binatang disini sudah pasti akan menerkammu.. karena mereka, termasuk aku sangat membenci Lemar."     

Apa? Jadi sebelumnya pria itu ingin membunuhnya bukan karena dia anak Keisha, tapi karena ayahnya adalah Lemar?! Kenyataan pria itu tidak jadi membunuhnya apakah itu berarti, Lemar bukanlah ayah kandungnya?     

"Benar. Semua orang mengira Lemar adalah ayahmu. Tadinya aku juga berpikir begitu. Tapi, para binatang mencium bau yang familiar dari tubuhmu. Bau yang sama seperti orang yang sangat kami kenal dulu. Itu sebabnya aku menanyakan nama pemberian ibumu. Disaat kau menyebut nama Katalina, aku sadar... ayahmu yang sebenarnya adalah... orang itu."     

Katie menelan ludah mendengarnya. "Siapa... Siapa ayahku?"     

"Namanya adalah Ranmond. Dia adalah kakakku."     

Katie semakin terkejut mendengar ini. Orang ini.. pria ini adalah adik dari ayah kandungnya?!     

"Berarti kau adalah pamanku?"     

Orang tersebut tertawa kecil. "Bisa dibilang begitu. Yang sebenarnya kami sama sekali tidak memiliki hubungan darah. Puluhan tahun yang lalu, Egon beserta istrinya mengadopsi dua anak sebelum akhirnya mereka memiliki anak sendiri. Yang pertama adalah Ranmond, lalu aku diadopsi dari panti asuhan dua tahun kemudian. Disaat aku berusia tujuh tahun, Dimitri lahir ke dunia ini. Sayangnya.. kelahirannya membuat ibu kami meninggal."     

"Kami tidak pernah menyalahkan Dimitri dan selalu mencurahkan kasih kami untuknya sebagai ganti ibu kami. Kau tahu nama ibu kami? Namanya adalah Katalina. Artinya murni dan alami. Segala yang dilakukannya selalu demi kepentingan orang-orang yang disayanginya. Hatinya begitu besar hingga mampu memaafkan orang dengan cepat. Dia juga rela berkorban demi orang-orang yang disayanginya. Bagi kami semua, ibu kami adalah segalanya."     

"Ibumu tahu berapa besar arti kehadiran ibu bagi kami berdua. Ibumu sengaja memberimu nama Katalina agar aku tidak membencimu. Aku rasa alasan kenapa Dimitri juga tidak bisa membencimu, mungkin karena namamu. Tapi hari ini aku tahu melalui para binatang disini. Alasan kenapa Keisha memberimu nama Katalina... dia ingin memberi pesan khusus padaku, bahwa kau bukan anak kandung Lemar. Tapi Ranmond adalah ayahmu."     

"Aku rasa aku mulai mengerti. Tapi aku tidak mengerti kenapa semua orang mengira Lemar adalah ayahku. Dan juga, kenapa ibuku merahasiakan kenyataan dia telah melahirkan anak kembar?" tanya Katie sambil berusaha terus mencerna tiap-tiap penjelasan Vasco.     

"Sehari sebelum kau lahir, sumber energi kehidupan muncul di langit mengitari bulan. Semua anggota BZO menggunakan kesempatan ini untuk melenyapkan sumber energi tersebut. Jika berhasil, maka raja merah tidak akan ada lagi di dunia ini. Sayangnya mereka selalu gagal karena sumber energi kehidupan langsung menghilang beberapa menit kemudian dan masuk ke calon bayi yang sudah dipilihnya."     

"Sumber energi kehidupan hanya akan muncul jika dia sudah menemukan calon jambang bayi yang akan dimasukinya. Tapi anehnya, malam itu.. dia tidak segera menghilang dan hanya melayang di langit gelap. BZO tidak menyiakan kesempatan mereka untuk menyerangnya hingga lenyap. Sayangnya, ada beberapa potongan yang berhasil lolos dari serangan mereka sehingga terpaksa memasuki calon bayi yang tidak sesuai dengan pilihannya."     

"Bayi itu adalah aku?" tebak Katie dengan sangat pelan seperti berbisik. Ketika melihat anggukan konfirmasi Vasco, raut mukanya menjadi ngeri. "Jadi seharusnya bukan aku yang menjadi raja merah? Lalu kenapa harus aku? Aku yakin ada banyak bayi lainnya yang lebih cocok dipilih daripada aku."     

"Itu karena, setidaknya didalam darahmu mengalir energi kehidupan miliknya. Mungkin karena itulah dia memilihmu."     

"Aku tidak mengerti." Lalu teringatlah dia akan ucapan Vasco beberapa minggu lalu. Dia ingat, Vasco pernah bilang kalau kakaknya adalah raja merah?     

Seolah bisa mengerti kebingungannya, Vasco melanjutkan kalimatnya untuk mengkonfirmasi kecurigaannya.     

"Ranmond, ayah kandungmu.. dia adalah raja merah sebelumnya."     

Tus! Seperti sebuah benang yang mengikatnya membuatnya tidak bisa bernapas terputus seketika.     

Ayah kandungnya adalah raja merah?! Bagaimana bisa? Tidak ada sejarah mengatakan anak dari raja merah juga akan berakhir menjadi raja merah juga!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.