My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Warna Kehidupan



Warna Kehidupan

2Setelah mempelajari sistem cara kerja kekuatan pesona, Katie juga baru tahu kalau dia juga bisa melihat warna di masing-masing pribadi manusia. Warna ini disebut warna kehidupan.     

Jika seorang raja merah sudah bisa melihat warna kehidupan ini, alam akan mengundangnya datang ke tempat ini agar bisa meningkatkan serta mengendalikan kemampuannya secara maksimal. Jika raja merah belum bisa melihat warna kehidupan, maka dia tidak bisa melangkah menuju ke tahap berikutnya sebagai raja merah.     

Warna kehidupan juga memiliki arti yang lain. Jika warna melingkupi seseorang, maka Katie tidak perlu khawatir. Ada dua tipe warna. Warna terang serta warna gelap. Jika terang, maka orang-orang tersebut sudah terkena jerat pesona raja merah dan ingin berteman dengannya. Jika warnanya kearah gelap, maka orang tersebut tidak terkena jerat pesonanya disaat bersamaan tidak ingin berhubungan dengannya.     

Katie tidak perlu waspada terhadap warna terang dan gelap ini. Karena mereka tidak akan menyerangnya ataupun melukainya.     

Katie ingat dia sempat melihat berbagai macam warna yang terang dan gelap di mansion utama Tettero. Ada yang bewarna merah tua yang berarti ke arah gelap, ada juga yang bewarna merah muda. Selama memiliki warna, Katie tidak perlu khawatir.     

Namun ada dua warna yang harus Katie waspadai. Warna abu-abu serta warna hitam. Apalagi hitam pekat yang tampak berkobar-kobar, dia harus pergi menjauhinya.     

"Apapun yang terjadi, usahakan tidak bertarung langsung dengan manusia yang memiliki warna hitam pekat." ulang pemuda itu dengan nada lebih serius dari sebelumnya.     

"Kenapa? Karena mereka tidak akan berhenti sebelum berhasil membunuhku?" tebak Katie dengan wajah pura-pura tidak mengerti.     

"..." pemuda itu terdiam. "Tadi, kau sempat melihat warna kehidupanku?"     

"Tidak. Aku melihat seperti ada monster yang merasukimu." jawab Katie dengan sarkas tanpa takut menyinggung perasaan pemuda itu. "Lalu ada apa dengan warna abu-abu?" Katie teringat dia sempat melihat warna kehidupan Stanley yang bewarna abu-abu.     

Stanley adalah rekan Kinsey. Pemuda itu terlihat ramah dan baik hati. Kenapa dia harus waspada terhadap Stanley?     

"Warna abu-abu sulit ditebak. Sikapnya, cara pembawaan dirinya.. kau tidak bisa mempercayainya seutuhnya. Dia bisa jadi memihakmu, bisa juga melawanmu. Warna abu-abu sangat jarang ditemui. Mereka adalah orang seperti singa yang sedang tertidur. Kau tidak akan ingin mengganggunya."     

"Jika kau berhasil membuatnya memihakmu, dia akan membantumu dengan seluruh kemampuan yang ia miliki. Tapi jika dia berbalik ingin menyerangmu, orang ini jauh lebih mengerikan daripada orang bewarna hitam. Kau bisa tahu kapan dan dimana warna hitam akan menyerangmu, karena mereka selau menyerangmu secara terbuka. Sedangkan warna abu-abu... kau tidak pernah bisa menebaknya."     

Katie terdiam sambil merenungkan informasi ini. Dia yakin sekali dia melihat warna abu-abu pada diri Stanley. Apakah itu berarti Stanley memiliki sesuatu yang harus diwaspadainya? Benar. Pria itu memiliki sesuatu yang mungkin bisa melawannya.     

Jika pria itu sanggup menciptakan Tiffany, maka ada kemungkinan pria itu memiliki program lain yang lebih hebat daripada Tiffany.     

Tunggu. Kenapa dia harus merisaukan hal ini? Bukankah Stanley berada di pihak Kinsey? Bukankah itu berarti dia tidak perlu mengkhawatirkannya?     

"Tenang saja, warna abu-abu sangat jarang kau temui. Dari seribu orang dengan warna berbeda, hanya satu warna abu-abu yang akan kau lihat."     

Katie memutuskan untuk menyembunyikan kenyataan dia telah melihat warna abu-abu ini.     

"Jadi... tidak ada cara mengetahui apakah seseorang menyayangiku dengan tulus atau tidak? Maksudku.. tanpa harus terkena 'pesona'ku."     

"Ada. Jika kau melihat warna putih pada seseorang, ketahuilah.. orang itu sama sekali tidak terkena jebakan pesona dan tulus menyayangimu."     

"Benarkah?"     

"Warna putih biasa ditemukan pada keluargamu sendiri. Setidaknya wanita yang melahirkanmu. Semua ibu di dunia ini selalu menyayangi anak-anaknya dengan tulus."     

Katie tersenyum mendengarnya. Benar. Keisha, ibunya pasti menyayanginya.     

"Baiklah, aku sudah mengerti. Ada lagi yang harus aku ketahui? Kenapa nenek Ode atau kakek Egon tidak pernah memberitahuku sebelumnya?"     

"Kau mengenal tetua Oostven? Bagaimana bisa?"     

Katie menjelaskan secara singkat dia telah tinggal di Bayern selama enam tahun ini, yang mana malah membuat pemuda itu lebih terkejut lagi. Dia bahkan tampak sedih yang tidak diketahui Katie alasannya.     

"Alasan kenapa mereka tidak memberitahumu bukan karena mereka sengaja menyembunyikannya. Tapi mereka juga tidak mengetahui seluruh kemampuan yang dimiliki raja merah. Kemampuan yang paling banyak diketahui semua orang adalah kekuatan pesona dan pengendalian cuaca. Selain itu tidak banyak yang mengetahuinya."     

"Tidak ada yang mengetahui kalau sebenarnya raja merah adalah penguasa alam itu sendiri. Dia tidak perlu konsentrasi ataupun bersusah payah dalam mengendalikan alam, dia hanya perlu mengibaskan tangannya dengan santai dan alam akan berubah sesuai keinginannya."     

Katie mencoba mempraktekkannya dengan mengibaskan sebelah tangannya, namun tidak terjadi apa-apa. Sepertinya dia harus melatih energinya terlebih dulu sebelum bisa melakukan apa yang dikatakan pria tadi.     

"Selama kau tinggal di Jerman, apakah kau sudah bertemu dengan serigala merah?"     

"Sudah. Aku bahkan berteman baik dengan serigala merah betina."     

Pemuda itu menganggukkan kepalanya mengerti. "Itu berarti host Luna menyayangimu. Kau tidak perlu takut Luna akan menyerangmu."     

Luna? Butuh beberapa detik bagi Katie untuk mengerti Luna yang dimaksud adalah Merah.     

"Host apa yang kau bicarakan?"     

"Tiap generasi serigala merah, pasti akan ada seorang manusia biasa yang akan memiliki persatuan pikiran dan emosi. Orang ini disebut host. Serigala merah yang sebenarnya tidak memiliki alasan menyerang raja merah."     

"Itu tidak mungkin! Sejarah mengatakan serigala merah sangat agresif dan tidak akan berhenti memburu raja merah begitu mendapatkan bau energi kehidupan. Aku juga dengar raja merah sebelumnya mati diterkam serigala merah."     

Mendengar kalimat terakhirnya, rahang pemuda tersebut menjadi keras dan ekspresinya gelap membuat Katie kembali takut.     

"Yang sebenarnya... serigala merah tidak pernah membenci raja merah. Host mereka yang membenci raja merah sehingga membuat keduanya ikut membencinya. Jika seandainya serigala merah tidak memiliki host, maka raja merah bisa hidup tenang."     

Katie kehabisan kata-kata mendengar ini... sesuatu yang sama sekali tidak diduganya.     

"Kau beruntung. Host salah satunya adalah orang yang menyayangimu. Jika seandainya hostnya adalah orang yang ingin membunuhmu, kau tidak akan bisa kabur dan pasti mati dibunuh serigala merah."     

Katie menelan ludah gugup mendengarnya. Jika memang Merah.. Luna sudah memiliki host, siapa orangnya? Siapa host Luna? Katie sama sekali tidak tahu.     

"Apakah itu berarti host Luna menyayangiku tulus tanpa terkena pesonaku?"     

"..."     

Entah kenapa suasana disekitar pemuda itu berubah kembali menjadi dingin.     

"Jika hostnya adalah keluarga kandungmu, mungkin kasihnya itu tulus. Kalau bukan.. dia bisa berubah sewaktu-waktu. Aku rasa itu semua yang harus kuberitahu. Apakah ada pertanyaan?" lanjut pemuda itu tidak ingin membahas masalah host serigala merah lagi.     

"Kau masih belum menjawab pertanyaanku sebelumnya." jawab Katie dengan lemah.     

"Pertanyaan yang mana?"     

"Siapa kau sebenarnya? Bagaimana bisa pisau yang kau lempar bisa menembus dinding pertahananku? Bagaimana kau bisa mengetahui ini semua? Dan juga.. apa hubunganmu dengan ibuku? Kenapa kau begitu membencinya bahkan menghinanya? Darimana kau tahu aku punya adik kembar? Lalu kenapa bisa..."     

"Hei, gadis kecil. Aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu jika kau bertanya sekaligus seperti itu. Aku akan menjawabnya sebagian saja."     

"Bagaimana pisau yang kulempar bisa menembus energi pertahananmu karena ada sebagian kecil energi raja merah mengalir di tubuhku. Sebelum dia meninggal, dia memberikan sebagian kecil energinya agar aku bisa datang kemari jika aku dalam bahaya. Sebagai tambahan, raja merah sebelumnya adalah kakakku."     

Katie melongo tidak menduga kalimat pernyataan terakhirnya.     

"Kenapa aku bisa tahu kau punya adik kembar, itu karena aku ada disana saat Keisha melahirkan. Kau tampak tidak percaya dengan penjelasanku." lanjut pemuda itu karena Katie mengernyit dan menganggapnya sedang berbohong.     

"Bagaimana aku bisa mempercayainya? Kau terlihat sangat muda. Bagaimana mungkin kau adalah adik dari raja merah sebelumnya? Bagaimana mungkin kau menyaksikan aku lahir? Jika kau memang disana, seharusnya kau berusia empat atau lima puluh tahun sekarang."     

"Usiaku lima puluh tujuh sekarang."     

Mulut Katie terbuka lebar sama sekali tidak mempercayainya. Anak muda yang tidak memiliki keriput ataupun uban, yang tampak tidak lebih dari seorang mahasiswa biasa, sudah berusia lima puluh tujuh?!     

"Siapapun tinggal di tempat ini tidak akan menua dengan cepat. Tidak mudah lapar ataupun letih. Kita bisa puasa selama seratus hari tanpa makan atau minum apapun, kita tidak akan menjadi lemas atau mati kelaparan. Meski begitu, kalau kita terluka tetap akan terasa sakit dan luka kita akan sembuh dengan sangat perlahan. Jika kita kehilangan banyak darah, tentu kita juga akan bisa mati. Kita juga tetap akan merasa letih kalau menggunakan energi kehidupan terus-menerus. Tapi, energi kita cukup bisa bertahan jauh lebih lama daripada tempat biasa."     

"A..apa? Itu tidak mungkin. Semua orang pasti menua, bagaimana bisa kau.. Maksudku, kau terlihat anak muda yang baru lulus sekolah SMA!?" pekik Katie masih tidak percaya anak muda... pria dihadapannya ini ternyata hampir dua kali usianya.     

Pemuda itu tertawa kecil melihat respon Katie. "Jika ada raja merah yang tidak masuk akal didunia ini, maka tempat yang tidak masuk akal ini juga nyata. Kurasa kau mungkin bisa memanggilku paman mengingat usiaku yang sebenarnya diatas ibumu. Percaya atau tidak, aku sudah terjebak disini selama lebih dari tiga puluh tahun."     

"..." seandainya saja dia bisa bertanya pada Tiffany apakah orang ini sedang berbohong atau tidak. Mungkin dia bisa memancing Tiffany bicara tanpa bertanya langsung. "Kau pasti berbohong."     

"Terserah kau mau percaya atau tidak."     

"Dia tidak bohong." Katie mendengar suara Tiffany di kepalanya bersamaan kalimat pemuda itu.     

Justru hal ini membuat Katie pusing. Setelah beberapa menit merenungkan semua informasi yang diterimanya, Katie memutuskan untuk mempercayainya.     

Lagipula, dia merasakan angin disekitarnya memang bukan angin biasa. Tanah yang dipijaknya juga terasa asing, tidak seperti tanah di hutan tempat tinggalnya.     

Kalau setelah dipikir-dipikir... bukankah dia belum makan semenjak dia pergi dari mansion Tettero? Dia bahkan sempat muntah disaat awal kesadarannya kembali. Anehnya, dia sama sekali tidak merasa lapar ataupun lemas.     

Katie juga merasa ada yang aneh dengan tempat ini. Dia mulai menyadari sesuatu begitu sadar dia belum makan semenjak kemarin malam... atau kemarin lusa? Dia bahkan tidak tahu berapa lama dia tertidur.     

"Jam berapa sekarang?" Katie mulai curiga dengan perasaan anehnya.     

"Disini waktu tidak dihitung. Tidak ada matahari, ataupun bintang. Jika kau ingin tempat ini terang, maka tempat ini akan selalu terang. Jika kau ingin kegelapan, tempat ini juga akan gelap. Karena itu, aku juga tidak tahu jam berapa sekarang."     

Dan persis seperti yang ditakutinya. Waktu disini sama sekali tidak berjalan.     

"Sekarang kau percaya? Karena waktu tidak berguna di tempat ini, secara otomatis kita tidak akan bertambah tua."     

"Apa.. apa itu berarti usiaku yang semakin pendek juga berhenti selama aku disini?"     

"Kenapa usiamu semakin pendek?"     

"..." Katie merasa ragu untuk menjawabnya.     

"Apakah mungkin.. kau sempat menyegel kekuatanmu?" tebak pemuda itu.     

Katie menganggukkan kepalanya satu kali membuat pria itu mendesah pelan.     

"Kalau begitu kau tidak boleh terlalu lama disini. Begitu kau keluar, umurmu akan dipotong dua kali lebih cepat saat mengendalikan cuaca. Semakin lama kau berada disini, semakin cepat usiamu akan berkurang begitu keluar dari tempat ini."     

"Kalau begitu aku bisa tinggal disini terus, iya kan?"     

Sebelah alis pria itu terangkat mendengarnya. Katie juga baru menyadari apa yang barusan diucapkannya. Mana mungkin dia tinggal disini terus? Dia masih ingin bertemu dengan keluarganya. Dia bahkan masih memiliki banyak pertanyaan pada Kinsey. Dia harus keluar dari tempat ini.     

Mana mungkin dia bisa kepikiran ingin tinggal disini? Hanya karena tidak ingin mati muda?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.