My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Bisikan Rahasia Dieter



Bisikan Rahasia Dieter

1Tiap-tiap anak perempuan pada umumnya pasti akan menyukai kisah dongeng bercerita tentang seorang putri yang hidup menikah dengan pangeran idamannya dan berbahagia selamanya.     

Ternyata putri di dunia nyata juga mendambakan bisa menikah seperti di dongeng. Tidak terkecuali Meisya dan Adrianna.     

Kedua putri tersebut sangat dekat disaat mereka masih belum beranjak dewasa... dan sangat nakal membuat kedua kakak mereka hanya bisa mengelus dada menghadapi kenakalan mereka.     

Pernah satu kali Adrianna mengajak Meisya menyelinap masuk ke aula tempat para pelayan tinggal. Adrianna memberitahu Meisya kalau kepala pelayan Adri sedang menjalin hubungan rahasia dengan salah satu pengawal istana.     

Sebalnya, kepala pelayan selalu membantah tiap kali Adrianna menanyakan kekasihnya. Dia selalu menjawab kalau dia tidak memiliki kekasih manapun.     

Karena itu, Adrianna berencana membongkar kebohongannya dengan memergokinya langsung.     

Alas, apa yang ditemukan keduanya sama sekali tidak seperti yang diduga mereka. Otak polos mereka telah diracuni oleh pemandangan yang seharusnya tidak boleh mereka lihat.     

Seorang prajurit tengah bercumbu dengan liar bersama seorang wanita tidak lain adalah kepala pelayan Adrianna.     

Baik Adri maupun Meisya merasa syok melihat adegan tersebut dan langsung saling menutup mata satu sama lain. Tangan Adrianna menutup mata Meisya sementara tangan Meisya menutup mata Adrianna.     

Sayangnya, meski mata mereka tertutup rapat, telinga mereka bisa mendengar. Desahan, erangan nikmat yang tidak lain berasal dari suara kepala pelayan Adrianna terdengar sangat jelas.     

Karena penasaran, keduanya sama-sama menarik tangan yang menghalangi pandangannya untuk melihat apa yang sedang terjadi.     

Mata keduanya membelalak lebar ketika melihat lidah pasangan tersebut terlihat saling bertautan dan ada beberapa air liur menetes ditengahnya. Melihat adegan tersebut membuat kedua putri yang masih sangat kecil mengernyit jijik.     

"Eeewww.." seru kedua putri serempak membuat pasangan vulgar tersebut terkesiap dan segera melepaskan diri.     

"Siapa?"     

Meisya yang bereaksi duluan. Dia segera menarik tangan saudarinya dan berlari sekencang-kencangnya ke arah istana utama. Bukannya kembali ke kamar masing-masing, mereka malah menuju ke kamar pribadi Dieter.     

Disana ada Leonard yang sedang belajar bersama Dieter untuk menghadapi ujian sekolah besok.     

Kedua putri saling bersahutan menceritakan apa yang mereka lihat dengan heboh membuat Dieter dan Leonard menghela napas berat. Sungguh adik yang merepotkan!     

Dieter memasang wajah marah dan mengerikan hingga sanggup membuat dua adiknya terdiam. Dieter bahkan menghukum mereka untuk berdiri secara terpisah di ujung kamarnya sampai dia selesai belajar bersama Leonard.     

Tidak lama kemudian Leonard menghibur kedua adiknya yang cemberut dengan memasang acara kartun favorit kedua adik perempuannya dan menonton bersama mereka.     

Dieter dan Leonard saling bekerja sama untuk membuat kedua adiknya sibuk dan tidak memikirkan apa yang dilihat mereka barusan. Dieter bahkan harus memohon pada ibunya untuk segera memecat kepala pelayan Adrianna beserta pengawal yang menjalin hubungan dengan wanita itu.     

Cara mereka cukup berhasil. Adrianna tidak memikirkannya kembali karena sudah tidak bertemu dengan kepala pelayannya. Seiring berjalannya waktu, Adrianna sudah melupakan adegan terlarang itu dan hanya menganggapnya mimpi belaka.     

Berbeda dengan Adrianna, terkadang Meisya masih mengingat adegan intim yang menurutnya menjijikkan itu.     

Mungkin itu karena dia pernah memergoki Lemar tengah memaksa Keisha untuk bermesraan, sehingga adegan tersebut tidak bisa disingkirkannya.     

Meisya tidak pernah mengerti, kenapa Keisha bersedia menikah dengan orang yang kasar dan pemaksa seperti Lemar? Bila dibandingkan mereka berdua, kegiatan intim kepala pelayan Adri beserta kekasihnya tidak terlihat seperti dipaksakan.     

Keduanya terlihat sama-sama menikmatinya, lalu kenapa Keisha tidak?     

Setelah bertumbuh dewasa, Meisya mulai mengerti akan satu hal. Keisha menikah dengan Lemar karena suatu alasan.. dan itu bukan karena cinta.     

Membayangkan memiliki suami yang tidak dicintai tapi memaksakan hawa nafsunya pada dirinya membuatnya takut.     

Karena itulah, Meisya tidak pernah menyetujui perjodohan yang ditetapkannya semenjak dia memasuki usia menikah. Dia tidak ingin menikah dengan orang yang tidak dicintainya. Dia juga tidak ingin disentuh dengan cara yang sama seperti yang dilakukan Lemar pada Keisha, atau kepala pelayan dengan kekasihnya.     

Dia tidak ingin melakukan keintiman dengan seorang pria yang tidak disukainya.     

Beberapa hari lalu, dia disentuh dengan cara menjijikkan oleh Peskhov membuatnya depresi tiap kali dia sendirian di kamarnya.     

Untungnya, Stanley tidak pernah membiarkannya sendirian dan selalu membuatnya sibuk sehingga dia tidak sempat memikirkan trauma akan kejadian Peskhov kala itu. Seolah berusaha meyakinkannya bahwa dia sudah aman, Stanley memperlakukannya dengan penuh perhatian.     

Pria itu juga memastikan kenyamanan dan kedamaian dirinya. Jika Meisya mulai merasa tidak nyaman atau takut disaat berduaan dengan Stanley, pria itu membiarkan Angel datang ke lantai apertemen mereka. Bahkan, Stanley mengizinkan Angel menginap bersama mereka dan tidur bersama Meisya.     

Namun, semenjak statusnya berubah menjadi istri Stanley.. suaminya selalu melakukan tindakan 'tak sengaja' untuk menyentuhnya.     

Sentuhannya sangat sepele sebenarnya. Terkadang dia hanya mengelus rambutnya dengan alasan membersihkan salju dari kepalanya, atau merangkul bahunya dengan alasan untuk menghindarkannya dari sepeda yang tidak tahu aturan melewati mereka.     

Anehnya, sentuhan-sentuhan dari suaminya sama sekali tidak membuatnya jijik. Dia justru malah mengharapkan sentuhannya. Dan disaat mereka berdansa dalam pelukan Stanley, Meisya menyadari suatu hal. Tidak ada hal lain yang lebih diinginkan selain berada didalam dekapan suaminya.     

"Setelah ini mungkin suamimu akan murung. Kalau kau ingin dia kembali seperti biasa, beri dia ciuman manis."     

Itulah yang dikatakan Dieter padanya saat pria itu berbisik di telinganya. Meisya sama sekali tidak mengerti kenapa Stanley tiba-tiba murung seperti ini.     

Dia terlebih tidak mengerti kenapa Meisya harus memberi Stanley ciuman untuk mengembalikan suasana hati suaminya. Ciuman manis? Ciuman manis seperti apa?     

Meisya bukan anak kecil yang naif. Jadi jelas adegan vulgar dari kepala pelayan Adrianna yang dilihatnya waktu masih kanak-kanak dulu bukanlah ciuman manis.     

Itu sebabnya dia hanya memberi ciuman singkat di pipi Stanley. Tapi siapa yang menyangka, sikap Stanley langsung berubah drastis.     

Menghadapi sisi Stanley yang sama sekali belum pernah dilihatnya membuat Meisya takut. Dia hendak melarikan diri dan bersembunyi didalam kamarnya. Tapi pria itu tidak membiarkannya kabur.     

Dan kini, Stanley menciumnya dengan sangat keras lebih kearah mendominasi dan menuntut. Dia merasakan perih di bibirnya karena pria itu menggigiti bibirnya.     

Meisya mendorong dada bidang Stanley yang terasa seperti tembok istananya. Meisya mulai merasakan matanya basah. Dia takut. Apakah dia akan bernasib sama seperti Keisha? Apakah dia akan dipaksa memenuhi hasrat keinginan seorang pria?     

"Stan..ley.." Meisya berusaha sekuat tenaga memanggil nama suaminya ditengah penyerangan yang dilakukan Stanley.     

Stanley membuka matanya tanpa bergerak menjauh. Sinar matanya melembut melihat sepasang mata istrinya yang berkaca-kaca. Stanley masih melanjutkan aksinya, hanya saja kini dia mengulum bibir istrinya dengan lembut.     

Sebelah tangannya menyusup ke punggung Meisya. Dia memberikan elusan lembut di punggungnya untuk menenangkan istrinya.     

Berbeda dengan sebelumnya, Stanley menciumnya dengan menghisap kemudian lepas menarik diri sedikit lalu menghisap lagi. Dia bahkan mengulum lembut bekas gigitannya.     

Meisya sama sekali tidak menduga perubahan ini. Tadinya dia berusaha meronta untuk memberontak, kini malah terhanyut dengan aksi suaminya.     

Jantungnya semakin berlari kencang tapi dia tahu, ini bukan debaran takut seperti sebelumnya.     

Tidak lama setelahnya, Stanley baru mengakhirinya dan menyatukan keningnya dengan Meisya.     

"Apa kau akan menghukumku?"     

Meisya masih sibuk mengatur pernapasannya saat mendengar pertanyaan aneh suaminya.     

"Aku melanggar ketentuanmu. Aku menciummu tanpa persetujuanmu." lanjut Stanley karena Meisya menatapnya tidak mengerti.     

Kalau seandainya dia baru mengenal Stanley satu hari, Meisya akan langsung mengiyakan pertanyaan itu dan dengan senang hati memberinya hukuman. Tapi dia sudah mulai mengenali cara pria itu mengendalikan situasi dan mengubah segala kondisi menjadi lebih menguntungkan bagi pria itu... yang berakhir dirinyalah yang selalu menjadi korban penindasan.     

Karena itu, dia tidak akan tertipu lagi.     

"Aku tidak akan menghukummu. Kau juga tidak boleh menghukumku."     

Yang dimaksudkan adalah ketika Meisya juga melanggar ketentuannya sendiri disaat mengecup pipi Stanley tanpa seizin pria itu.     

Padahal yang sebenarnya Meisya boleh menyentuh Stanley sesuka hatinya tanpa perlu meminta izin. Justru Stanley malah mengharapkan Meisya yang berinsiatif sendiri mendekatinya.     

Tentu saja Meisya sama sekali tidak tahu dan Stanley sengaja menyembunyikan kenyataan ini.     

"Kau semakin pintar sekarang." ucap Stanley dengan nada jenaka.     

Meisya melirik ke arah suaminya. Dia baru bisa bernapas lega melihat suaminya sudah kembali normal.     

Menghadapi perubahan mood yang drastis dari suaminya benar-benar membuatnya terkena serangan jantung.     

Meisya masih memasang wajah cemberutnya. Sekali lagi dia mencoba mendorong Stanley agar dia lepas dari kurungannya. Kali ini dia berhasil hanya karena Stanley membiarkannya mendorong pria itu.     

"Sebaiknya kau kembali bekerja. Aku ingin melihat hadiahku." ucap Meisya berharap suaminya segera melepaskannya.     

"Baiklah. Aku akan dibawah." jawab Stanley sembari mengusap sayang ke pipi Meisya membuat Meisya kembali merona. "Ah, ngomong-ngomong apa yang dikatakan kakakmu memang benar. Hanya saja, lain kali lakukan disini.." lanjut Stanley sambil menunjukkan kearah bibirnya sendiri. "Ini lebih manjur daripada di pipi."     

Meisya menjerit menangis didalam hati. Kenapa Stanley suka sekali menindasnya seperti ini? Stanley sungguh tidak perlu mengingatkannya secara frontal. Sungguh pria yang tidak tahu malu!     

Untuk beberapa saat Meisya masih belum bergerak dari tempatnya berdiri. Sebelah tangannya bergerak ke arah bibirnya seolah masih ada rasa suaminya dimulutnya.     

Meisya sama sekali tidak menyangka ternyata ciuman itu bisa begini menyenangkan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.