My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Ancaman Bahaya



Ancaman Bahaya

0Seperti biasa, Kinsey menyibukkan diri didalam kantornya dan meminta semua data mengenai kontrak kerja sama dengan relasi.     

Semenjak kendali perusahaan Alvianc diserahkan pada Kinsey sepenuhnya, bisnis Alvianc grup meningkat drastis hingga mencapai posisi tiga besar dalam negeri ini mengikuti Bernz dan Flex group.     

Sedangkan Paxton... dengan hancurnya Stealth dan bubarnya LS, Paxton sudah tidak sekuat dulu. Namun mereka masih hidup makmur dan tenang. Kali ini tidak ada perebutan harta atau pertikaian dari sesama saudara.     

Cathy berhasil mewujudkan impian ibunya agar diantara saudara selalu hidup rukun dan bersatu. Karena itu mereka juga menerapkannya pada Chleo dan Diego. Agar mereka juga bisa tumbuh besar dan hubungan persaudaraan mereka semakin erat.     

Meski kelihatannya Chleo sering menggoda adiknya dengan mengambil mainannya, semua orang bisa melihat Chleo sangat menyayangi adiknya. Tiap pagi setelah bangun Chleo akan mendatangi kamar adiknya untuk mencium pipinya dan mengajaknya mengobrol. Yah, setelah itu dia akan mengambil mainan adiknya dan menggodanya.     

Disaat keduanya berpisah dalam waktu yang lama, mereka akan saling mencari dan menjadi pendiam. Begitu bertemu kembali, mereka saling menciumi pipi satu sama lain sebelum akhirnya saling menggoda lagi.     

Tingkah mereka sangat lucu dan menggemaskan membuat semua orang yang melihatnya merasa ikut senang.     

Kinsey mendesah tiba-tiba saja dia merindukan dua keponakannya. Kinsey memutuskan untuk istirahat dan bangkit dari kursinya. Dia mengambil gelas berisi wine dan berjalan di jendela kaca yang lebar sambil melihat pemandangan kota.     

Kalau setelah dipikir kembali, Kinsey merasa bersyukur memiliki adik yang pengertian seperti Cathy. Semenjak dia menutup hatinya, dia sama sekali tidak memperdulikan kesehatannya. Dia tidak ingat jam makan atau jam istirahat yang betul.     

Dia menolak tamu atau kehadiran seseorang di rumah miliknya. Dia bahkan memecat sebagian besar pembantu di rumahnya. Yang tersisa hanyalah asisten pribadinya.     

Soal bersih-bersih, dia sudah menyewa jasa kebersihan yang datang seminggu sekali. Pada dasarnya Kinsey tinggal sendirian di rumahnya yang besar itu.     

Dengan kedatangan Cathy beserta keluarganya tiap pagi membuatnya merasa hangat. Belum lagi jika dia dibangunkan dengan cara ala Chleo membuatnya selalu menantikan pagi hari untuk dibangunkan oleh sang tuan putri kecil.     

Karena itulah, Kinsey bisa mengurangi rasa sakit hatinya enam tahun lalu dan secara perlahan dia tidak terlalu marah atau sedih saat mengenang gadis itu.     

Kinsey menyesapi winenya ketika sebuah suara notif terdengar dari komputernya. Kinsey segera kembali dan memeriksa komputernya.     

Ada sebuah email masuk dan tanpa rasa curiga sedikitpun dia membuka emailnya. Detik berikutnya layar komputernya menjadi gelap dan terdapat tulisan hijau berjalan dari atas ke bawah.     

Sebelah alisnya terangkat. Seseorang mengehack komputernya?     

Наконец-то я тебя нашел.     

Akhirnya aku menemukanmu.     

Как вы думаете, вы можете легко уйти?     

Kau pikir kau bisa lari dengan mudah?     

Мечтай дальше!     

Teruslah bermimpi!     

Kemudian sebuah foto keluarga bahagia Cathy dengan dua anaknya muncul disana. Ekspresi Kinsey semakin gelap dan kedua tangannya terkepal dengan sangat keras hingga kukunya menancap ke daging kulitnya.     

Dia segera mematikan komputernya sebelum menghubungi tim hackersnya. Lalu dia menyuruh sekretarisnya memesankan tiket pesawat untuknya.     

Setelah itu, dia pergi ke kastil dan mengumpulkan beberapa orang yang dulu pernah terlibat dalam penyelamatan adiknya.     

Marcel, Daniel, Tanya, Vincent berkumpul disana dan memasang wajah serius begitu melihat pesan ancaman yang sudah dikopi oleh Kinsey.     

Dan lagi ancaman tersebut dalam bahasa Rusia. Mereka bertanya-tanya bagaimana Kinsey bisa mendapat seorang pendendam dari Rusia?     

Kinsey sudah melacak alamat ip yang mengehack komputernya yang ternyata berasal dari Jerman. Dan ketika mengikuti ruternya, Kinsey menduga orang yang mengehacknya belum sampai mencari informasi pribadinya secara mendetail.     

"Kenapa kau bisa menciptakan musuh dari jauh?" Vincent jelas tidak suka kalau keluarganya kembali terancam bahaya.     

"Ceritanya panjang. Yang penting sekarang aku tahu batas kemampuanku. Aku tidak bisa melakukannya sendirian. Aku butuh bantuan kalian."     

"Katakan pada kami, apa yang bisa kami bantu?" Daniel yang sudah menganggap Cathy seperti putrinya sendiri tidak bisa tidak khawatir. Apalagi Kinsey juga adalah anak dari mendiang kakaknya. Dia mengkhawatirkan kedua keponakannya.     

"Aku hanya ingin kalian memfokuskan perlindungan keluarganya." jawab Kinsey sambil melirik ke arah Vincent.     

Vincent mengangkat sebelah alisnya. "Aku dan anggotaku cukup untuk melindungi kami. Kau tidak perlu mengerahkan seluruh anggota mereka untuk fokus pada kami."     

"Kau tidak mengerti. Orang ini bukan orang biasa. Dia akan melakukan apapun untuk menyelesaikan dendamnya." jelas Kinsey mulai tidak sabar.     

"Tipikal orang Rusia. Mereka ingin membunuh keluarga dan orang terdekat dari targetnya dulu sebelum mengincar target utama." gumam Marcel.     

"Benar. Ada kemungkinan kalian juga diincarnya. Tapi.. sepertinya saat ini mereka mengincar Cathy."     

Mungkin selama setahun terakhir, seorang mata-mata sudah mengawasi kediamannya dan melihat Cathy beserta suami dan dua anaknya datang ke rumahnya tiap pagi. Karena itu mereka hanya tahu hubungan dekat Kinsey hanyalah pada keluarga Vincent.     

Karena itulah mereka harus memfokuskan perlindungannya dulu pada Cathy serta seluruh Regnz tanpa membocorkan kalau mereka semua merupakan satu keluarga.     

"Sebenarnya apa yang sudah kau lakukan hingga membuat seseorang dendam seperti ini?" Vincent mengutarakan pertanyaan yang sudah dari tadi ingin ditanyakan Daniel.     

"..." namun Kinsey menolak menjawabnya. Dia tidak ingin siapapun mengetahui masa lalunya yang dipenuhi dengan kekerasan dan tangannya dinodai dengan darah. Apalagi adiknya. Dia tidak ingin adiknya mengetahui kebenarannya. Cukup ayahnya saja yang mengetahuinya.     

"Kalau begitu apa rencanamu?" kali ini Marcel yang bertanya.     

"Aku akan ke Jerman." Kinsey menegakkan tubuhnya menatap lurus ke arah mata ayahnya. "Aku akan kembali ke tempat itu dan mencari tahu keberadaan orang ini."     

"Kau berniat menyelesaikannya seorang diri?" Vincent yang bertanya.     

"Itu sama saja bunuh diri, kau tahu itu kan?" sarkas Tanya.     

"Aku tidak sendiri. Aku percayakan situasi disini pada kalian. Ada untungnya aku jarang muncul di publik. Jika mereka belum menemukan nama keluargaku yang sebenarnya, mereka akan mengikuti jejakku di Jerman. Hanya ini jalan keluarnya demi melindungi kalian."     

"Bagaimana kalau ternyata orang ini tetap berniat mencelakai adikmu?"     

"Aku akan memastikan hal itu tidak akan terjadi. Aku akan menemukannya sebelum dia menyentuh satupun anggota keluargaku." tidak ada keraguan sama sekali pada suara Kinsey.     

Sinar mata yang tajam dan penuh wibawa yang hebat serta aura kuat dari Kinsey inilah yang terkadang membuat Vincent terkagum pada saudara iparnya.     

"Aku mengerti. Tapi aku ingin kau ingat satu hal. Cathy dan Chleo akan sangat bersedih jika terjadi sesuatu padamu." ujar Vincent. "Berhati-hatilah selama disana."     

Kinsey tersenyum tipis mengiyakannya.     

Sesuai apa yang diminta Kinsey, semua orang mengerahkan anak buahnya masing-masing untuk melindungi Cathy serta dua anak mereka secara diam-diam. Begitu juga dengan anggota keluarga Regnz lainnya. Mereka akan memastikan tidak ada satupun yang bisa mencelakai seluruh anggota keluarga Regnz.     

Mereka sengaja tidak memberitahu Cathy mengenai ini supaya dia tidak khawatir dan gelisah memikirkan keselamatan saudara kembarnya.     

Keesokan harinya Kinsey tiba di bandara khusus di Jerman menggunakan pesawat pribadinya. Mertun sudah sampai disana duluan menjemputnya dengan senyuman lebar.     

"Apakah ada orang yang bilang padamu kalau kau seperti orang idiot dengan senyuman seperti itu?" ledek Kinsey tanpa membalas lambaian antusias Mertun.     

Sementara itu Mertun menghentikan lambaiannya dan hanya berdiri diam meski Kinsey telah berjalan melewatinya.     

"Dia sama sekali tidak berubah. Bahkan perangainya semakin memburuk." decak Mertun sambil menggelengkan kepalanya. "Hei, tunggu aku!" serunya sambil berbalik menyusul Kinsey.     

Kinsey tidak terburu-buru mencari orang yang mendendam padanya. Dia sengaja membiarkan Mertun untuk mengajaknya berkeliling atau ke tempat yang diinginkan sahabatnya itu.     

Tujuannya adalah untuk menampakkan diri dan membuat orang yang mengincarnya keluar dari tempat persembunyiannya.     

Dia juga tidak takut kalau seandainya Mertun akan ikut terlibat. Mertun adalah penerus keluarga Tettero sekaligus pemimpin dari pasukan elit salah satu penguasa di Prussia. Mertun adalah satu-satunya orang yang bisa diandalkan selain ketua suku Oostven.     

Hanya saja.. dia sungguh berharap Mertun tidak mengajaknya di bar murahan seperti ini.     

Sebenarnya bar ini tidak kecil, malah bisa dibilang cukup besar untuk ukuran sebuah bar. Harga bir disini juga cukup mahal untuk kalangan menengah ke bawah. Yang membuatnya terlihat 'murahan' dimata Kinsey adalah para pelayan yang hanya memakai bikini dan hot pants seksi yang menggoda.     

Kinsey memilih memandangi ponselnya daripada pemandangan yang bikin perutnya mual itu. Kebalikan darinya, Mertun malah tampak bergairah dan mengintai bokong seksi para pelayan.     

"Coba ingatkan aku kenapa aku masih mau berteman denganmu." sarkas Kinsey dengan nada jijik yang tidak ditutupinya.     

Mertun mendengus tanpa mengalihkan pandangannya dari para pelayan di bar.     

"Itu karena kau membutuhkanku. Aku sendiri bingung kenapa aku membiarkan kau memanfaatkanku berulang kali."     

"Itu karena kau membutuhkanku." jawab Kinsey cuek.     

"Benar. Kita saling membutuhkan, jadi abaikan saja dan jangan ganggu aku. Aku sedang menikmati makhluk indah didepan mataku ini." jelas Mertun sambil melambaikan tangannya tidak ingin peduli.     

Kinsey mendesah dengan jengkel sebelum meneguk birnya sampai habis.     

"Aku sudah selesai. Aku ingin pindah ke tempat lain."     

Namun Mertun menahan tangannya sekuat tenaga agar Kinsey tidak beranjak dari tempatnya.     

"Sebentar lagi ada pertunjukkan. Orang yang kau cari akan ada disini."     

"Oh? Baiklah, aku akan memesan satu lagi." desahnya karena dia memang ingin menemukan petunjuk apapun untuk menemukan orang Rusia ini. Dan Mertun adalah salah seorang yang bisa membantunya. Dia hanya berharap lain kali, orang yang dicarinya tidak muncul di tempat seperti ini lagi.     

Tepat begitu minumannya datang, sebuah jeritan seorang gadis terdengar.     

"Tuan, tolong jaga sikap anda." pinta seorang gadis pelayan yang berpakaian minim saat seorang pelanggan memeluknya dari belakang dan meraba perutnya.     

Tentu saja pelanggannya menolak, malah memaksa gadis pelayan tersebut duduk di atas pangkuannya.     

Kinsey ingin sekali menghajar orang hidung belang tersebut. Dia paling tidak suka jika ada pria yang memaksakan kehendak pada seorang wanita.     

Tapi dia memilih diam dan tidak melakukan apa-apa. Lagipula itu adalah resiko gadis itu karena bekerja di bar ini yang diharuskan memakai seragam yang membangkitkan hasrat pria.     

"Tuan, kumohon jangan."     

Hanya saja, Kinsey sudah tidak tahan mendengarnya.     

"Kau tidak ingin membantunya? Bukankah biasanya kau suka menjadi pahlawan?" pancing Kinsey berharap sahabat nyentriknya ini beraksi.     

"Tidak perlu, tidak perlu. Cucu kepala suku ada disini. Untuk apa ikut campur dan membongkar penyamaran kita."     

"Aku tidak tahu kalau kepala suku punya cucu. Sejak kapan?"     

"Sudah lama. Hanya saja dia dikirim ke luar untuk menambah wawasannya. Baru empat tahun yang lalu dia kembali."     

"Aaaarrgh.."     

Jeritan dari pelanggan yang tadi berusaha menggoda pelayan terdengar. Kinsey serta Mertun segera menoleh untuk melihat apa yang terjadi.     

"Nah, pertunjukan dimulai." seru Mertun antusias.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.