My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Kejutan Mengharukan



Kejutan Mengharukan

1Acara perayaan pernikahan Vincent dan Cathy berjalan dengan lancar. Ada beberapa permainan yang bisa diikuti para tamu, tentunya ada hadiah yang sangat menarik membuat semuanya berebut ingin mengikuti permainan.     

Ada juga acara foto bersama dan saling bersulang. Kehadiran emcee yang kocak membuat suasana semakin meriah. Belum lagi dia memberi pertanyaan pada kedua mempelai dan menggoda mempelai wanita membuat semuanya tertawa.     

Yang membuat acara lebih riuh lagi disaat Vincent tidak berhenti menunjukkan cintanya pada Cathy. Seperti saat mengecup kening Cathy atau disaat merangkul pinggang Cathy tanpa mau berpisah dengannya. Hal ini membuat emcee semakin bersemangat menggoda mereka.     

"Mempelai pria kita sulit sekali diajak kerja sama ya? Aku tidak bisa masuk di tengah mereka. Tubuhnya lengket seperti perangko ke tubuh mempelai wanita."     

Pernyataan emcee membuat semuanya tertawa sementara wajah Cathy merona merah. Vincent malah hanya terkekeh dan menanggapi emcee dengan sama kocaknya.     

Sementara itu, Katie, Mercy, Daisy, Darell serta Rhys sedang mengatur perlengkapan yang akan dijadikan puncak kejutan mereka.     

Barang-barang yang dibawa Katie tadi rupanya adalah berbagai macam kembang api dan juga botol bekas selai yang sudah dihiasi manik-manik berbagai macam warna.     

Para gadis menata botol-botol tersebut kemudian menaruh sebuah lampu kecil seperti lilin ke masing-masing botol. Mereka menghiasi jalan yang lebih ke dalam menuju danau dengan botol bewarna tersebut.     

Botol itu sebenarnya untuk menerangi jalan ke belakang danau tempat tamu undangan membangun tenda. Karena daerah sana tidak memiliki penerangan dan akan sangat gelap di malam harinya.     

Sementara para pria menata kembang api sesuai petunjuk di sebuah catatan.     

"Apakah burung pipitnya sudah siap?" Katie bertanya pada Mercy selesai menata botol selai tersebut.     

"Yup, sudah siap. Burung pipit berbagai macam warna sudah siap di sangkarnya." jawab Mercy.     

"Tapi bagaimana caranya kita bisa mengendalikan mereka untuk terbang sesuai keinginan kita?" kali ini Daisy yang bertanya.     

Katie hanya tersenyum tanpa menjawab mereka. Tentu saja yang akan mengendalikan burung pipit nanti adalah nyanyiannya.     

"Katie, kau yakin peraturan penempatan kembang apinya seperti ini?" tanya Rhys karena tidak begitu mengerti mengenai penataan kotak besar letusan kembang api.     

"Hm..." Katie mengambil napas panjang saat membaca catatan mengenai penempatan kembang api. Sebenarnya dia sama sekali tidak mengerti catatan yang ditulis Vincent. Yang mengatur dan memperhitungkan kapan menyalanya kembang api adalah Vincent.     

Jadi yang bisa mengatur letaknya kembang api hanyalah Vincent, tapi dia tidak mungkin menculik bintang utamanya di tengah-tengah acara kan? Seandainya saja dia tidak bangun kesiangan dan datang tepat waktu. Rutuk Katie pada dirinya sendiri.     

"Sini, coba kulihat catatannya."     

Semua teman-temannya tercekat saat melihat Steve Mango mendekat ke arah Katie dengan santai dan mengambil kertas catatannya.     

"Hm. Cukup jelas penjelasannya. Serahkan padaku." Steve mengulas senyum dan mengacak-acak rambut Katie dengan lembut.     

"Kak Steve! Kau merusak dandananku."     

Steve terkekeh kecil sambil menyuruh para pria memindahkan kembang api yang berbentuk kotak dan berat ke tempat sesuai petunjuk di catatan Vincent.     

Sementara itu Mercy serta Daisy menghampiri Katie disisinya.     

"Kitty, sejak kapan kau dekat dengan model terkenal Steve Mango?"     

"Kau tidak pernah bilang pada kami kalau kau juga berteman dengan seorang model."     

Katie hanya tersenyum kecil menanggapinya. Dia jarang bertemu dengan mereka jadi dia juga tidak sempat memberitahu mereka kalau dia berteman dengan Steve Mango.     

Lagipula, Cathylah yang lebih akrab dengan Steve karena pria itu lebih memperdulikan Cathy dibandingkan dirinya... yang ternyata Cathy adalah adik sepupu Steve.     

Bagaimana dia menjelaskan hal rumit ini pada mereka? Dia memilih diam dan membiarkan Cathy sendiri nanti yang menjelaskannya. Jika Cathy ingin menyembunyikan bahwa Steve adalah kakak sepupunya, Katie tidak ingin jadi orang yang membocorkannya.     

Setelah memastikan persiapannya sudah beres, Mercy segera menyuruh Katie bersiap-siap.     

Kejutan pertama akan segera dimulai. Katie tersenyum lebar tidak sabar menantikan ekspresi seperti apa yang akan dibuat sahabatnya itu.     

-     

Cathy merasa lega akhirnya sesi 'interogasi' tak masuk akal dari emcee berakhir juga. Sungguh. Siapa yang sudah mengundang emcee konyol ini ke acara pernikahannya? Belum lagi suaminya ini malah klop dan sehati dengan emceenya.     

Sedari tadi wajahnya tidak berhenti merona atas perbincangan Vincent dan emcee tadi.     

Seperti saat emceenya bertanya pada Vincent, apakah dia tidak takut Cathy akan melupakannya karena telah menghilang selama satu tahun.     

"Kalau dia melupakanku, maka aku akan membuatnya tidak bisa melupakanku."     

"Bagaimana kalau dia jatuh hati pada orang lain?"     

"Aku akan membuatnya jatuh cinta lagi padaku. Lagipula, hatiku sudah di tangannya. Dia tidak akan sanggup mengembalikannya padaku."     

Sang emcee yang menyebalkan memberikan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang serupa. Dengan cerdiknya Vincent menjawabnya dengan penuh perasaan membuat tamu undangan bersiul-siul antusias.     

Benar-benar keterlaluan. Emcee satu ini sengaja menyerangnya dan menyudutkannya.     

Akibatnya Cathy memasang wajah cemberut dan tidak mau memperhatikan suaminya karena Vincent juga ikut andil dalam serangan tadi.     

"Cath, jangan cemberut begitu.. aku jadi ingin menciummu kalau mulutmu manyun seperti ini." goda Vincent sambil mengusap bibirnya yang manyun dengan ibu jarinya.     

Cathy memeloti suaminya dengan jengkel dan tidak bersuara lagi. Namun dia tidak memberontak saat Vincent merangkulnya pinggangnya dengan erat.     

"Aku akan menebusnya. Sebentar lagi kau akan tersenyum lagi. Cup." Vincent mengecup bibirnya dengan singkat.     

Cathy mendengus dan masih belum mau mengulas senyum. Namun hati kecilnya merasa senang mendapatkan kecupan singkat suaminya. Entah kenapa akhir-akhir ini sifat Cathy yang mandiri berubah menjadi sangat manja didepan suaminya. Tapi dia menyukai perubahannya. Begitu juga dengan Vincent. Dia merasa sangat senang disaat Cathy bermanja ria dengannya.     

Tidak lama setelahnya, dia mendengar bisikan-bisikan yang kompak. Cathy mengalihkan perhatiannya ke arah sumber perhatian bisikan.     

Disana dia melihat Darell sedang berdiri tak bergerak di tengah-tengah kerumunan dengan memasang pose sebelah tangan terangkat ke atas dan dua kaki terbuka lebar. Kemudian terdengar suara musik seperti gerakan robot yang diikuti gerakan kaku ala robot oleh tubuh Darell.     

Oh? Apakah ada kejutan persembahan tarian hip-hop untuknya? Kalau begitu Cathy ingin melihatnya.     

Cathy mendekat kemudian ikut berseru saat musik semakin ramai dan gerakan Darell lebih lincah dari awalnya. Senyuman Cathy melebar saat melihat satu per satu dari temannya diantara penonton bergabung dengan Darell dan menari. Mercy, Daisy dan teman-teman lainnya yang pernah satu klub menari di sekolah SMA dulu bergabung dengan Darell dan meliukkan badannya dengan lihai.     

Semua penonton bersorak heboh saat Darell dan Rhys meloncat tinggi berputar salto. Kemudian mereka berkumpul di tengah-tengah dengan pose mereka masing-masing sebelum berhenti dengan kompak bersamaan dengan berakhirnya musik.     

Semuanya bertepuk tangan melihat pertunjukkannya selesai. Bahkan Cathy juga ikut bertepuk tangan dan bersorak. Dia sudah tidak mengingat alasannya cemberut atau kejahilan suaminya tadi.     

Sedetik kemudian, terdengar suara nyanyian solo.     

'It's a beautiful night. We're looking something dumb to do. Hey, baby. I think I wanna marry you.'     

Cathy terkesiap dan matanya berkaca-kaca melihat sahabat tersayangnya tiba-tiba muncul disana. Ditengah-tengah temannya yang baru saja menari. Sejak kapan Katie bergabung disana? Dan lagi Katie menari? Menari hip-hop?     

Tidak lama kemudian musik 'Marry You' mengalun dan sekali lagi mereka menyanyi dan menari bersama-sama. Bedanya, hampir semua tamu undangan bergabung dan menari bersama menghadap ke arah Cathy serta Vincent yang kini merangkul pinggangnya.     

Tarian mereka tidak seekstrim tadi, tapi gerakan santai yang bisa diikuti semua tamu undangan. Bahkan Vincent ikut mengajak Cathy menari bersama mengikuti gerakan mereka dan keduanya tertawa.     

Di akhir lagu, mereka semua bersimpu dengan satu kaki di tanah sambil mengangkat kedua tangannya dengan telapak tangan diatas ke arah kedua mempelai.     

Cathy tidak kuasa menahan rasa harunya diikuti tawa bahagia teman-temannya. Mereka merasa puas bisa membuat kejutan hingga membuat Cathy menangis haru.     

-     

"Kau kejam sekali. Kupikir kau sudah pergi dan kita tidak bisa bertemu lagi. Kenapa kau tidak memberitahuku? Kalian juga! Kalian tega menyembunyikan hal ini dariku!" omel Cathy pada teman-temannya namun tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.     

Mereka semua tertawa mendengarnya.     

"Kalau kau tahu dari awal Kitty akan datang, bukan kejutan lagi namanya." seru Rhys disusul tawa lainnya.     

"Kau menyukainya?" tanya Katie pada sahabatnya.     

Cathy menggenggam kedua tangan Katie sebelum menjawabnya. "Lebih dari suka. Dengan kehadiranmu disini sudah sangat membuatku bahagia." Cathy memeluk sahabatnya.     

"Sebenarnya ini ide suamimu. Dia berhasil membujukku untuk menunda keberangkatanku."     

Cathy melirik ke arah suaminya yang kini tersenyum lebar ke arahnya.     

"Apa kau sudah puas? Membuatku sebal kemudian bahagia seperti ini?" rajuk Cathy membuat Vincent tertawa kecil.     

"Aku akan membiarkan kalian menikmati waktu kalian." Vincent mengecup kening istrinya dan berjalan ke arah teman-temannya.     

"Oh, Cathy. Suamimu romantis sekali. Apakah dia punya saudara?"     

Pertanyaan Daisy membuat lainnya tertawa terbahak-bahak.     

"Sayangnya dia hanya punya satu saudari. Tapi dia memiliki beberapa sepupu jika kau ingin berkenalan dengan mereka."     

"Wooo.." jawaban Cathy disambut teman-teman perempuannya dengan antusias.     

Mereka semua berbincang-bincang dengan seru selama beberapa menit.     

"Aku turut bahagia untukmu Cathy. Akhirnya kau menemukan kebahagiaanmu." ungkap Katie dengan tulus.     

Cathy tersenyum lebar mendengarnya.     

"Aku mendoakan agar kau selalu bahagia, diberkati dan... cepat memiliki calon bayi." goda Katie sambil mengangkat gelas winenya. "Untuk Catherine."     

"Untuk Catherine." disambut yang lainnya juga mengangkat gelas winenya masing-masing.     

Mereka meneguk habis minumannya sementara Cathy sama sekali tidak meminum winenya.     

"Terima kasih tapi maaf. Aku tidak bisa minum wine sementara waktu." Kemudian Cathy melirik ke arah perutnya dan mengelusnya dengan lembut. Kemudian dia memberikan senyuman penuh bahagia ke arah teman-temannya.     

Mereka menyadari arti gerakan kecil bersamaan dan membelalak juga di waktu bersaman.     

"APA?! Kau hamil?"     

Langsung saja mereka mengerumuni Cathy, dan teman-teman Cathy membungkukkan badannya mendekat ke perut Cathy membuat Cathy tertawa geli.     

"Masih dua bulan. Masih belum ada gerakan apa-apa."     

"Oh, Cathy.. Aku sangat bahagia untukmu." peluk Mercy disusul dengan Katie dan Daisy.     

Cathy tertawa bahagia sangat bahagia. Baik Daniel serta Benjamin yang pernah melihatnya tumbuh dewasa tidak pernah melihat Cathy tertawa bahagia seperti ini.     

Kinsey melihat adegan itu dari kejauhan dan tersenyum turut bahagia untuk adiknya.     

"Dia benar-benar mirip dengannya. Caranya tersenyum, caranya tertawa. Membuatku semakin merindukannya." ungkap Marcel Alvianc saat berdiri disebelah putra sulungnya. "Bagaimana denganmu?"     

"Aku setuju. Dia benar-benar mirip dengan mama."     

"Bukan itu maksudku. Adikmu sudah menikah dan menemukan kebahagiaannya. Bagaimana denganmu? Kapan kau akan membawa pulang calon pengantinmu?"     

Kinsey mendesah. "Aku masih dua puluh enam. Aku tidak terburu-buru untuk menikah."     

"Hm.. menurutku Katleen Morse pasangan yang tepat untukmu. Iya kan?"     

Huh? Kenapa tiba-tiba ayahnya menyinggung nama Katie? Kinsey teringat sesuatu dan mendengus.     

"Vincent yang memberitahumu." tebak Kinsey.     

Marcel hanya tersenyum geli. "Dia bilang kau sepertinya tertarik dengan penyanyi terkenal ini. Kenapa kau tidak mencoba mendekatinya?"     

Mendekatinya? Apakah dia berhak mendekatinya? Dia mengingkari janjinya pada gadis itu. Tidak hanya itu... kedua tangannya telah kotor... dipenuhi darah oleh orang yang pernah dibunuhnya saat dia menjalankan misi dari suku Oostven. Belum lagi dia masih menyembunyikan sisi lain dari dirinya yang sebenarnya.     

"Dia akan membenciku begitu tahu aku adalah monster. Dia layak mendapatkan yang lebih baik." lanjut Kinsey sambil berbalik ingin menyendiri.     

"Kinsey, semuanya sudah berakhir. Sudah saatnya kau melupakan masa lalu. Tidak ada musuh ataupun bahaya yang mengintai. Stealth juga sudah hancur, LS juga sudah dibubarkan. Sudah saatnya menjalani hidup normal."     

Kinsey masih bisa mendengar kalimat terakhir ayahnya sebelum dia berjalan memutar dan memasuki mansion melalui pintu samping.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.