My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Curhat Sahabat



Curhat Sahabat

3Kondisi Katleen Morse sudah berangsur pulih. Kini dia tahu nona kedua yang dibicarakan orang-orang adalah Cathy, sahabatnya. Hanya saja dia masih belum tahu apa arti 'nona kedua' yang disematkan pada sahabatnya.     

Katie sudah bisa berjalan dan kebanyakan dari luka-lukanya juga sudah kering. Dokter memberinya obat oles ajaib sehingga bekas lukanya akan menghilang secara perlahan. Hanya ada satu bekas luka di bagian leher bawah telinga yang mungkin tidak akan bisa hilang. Namun Katie tidak peduli karena masih bisa ditutupi dengan rambutnya.     

Hanya saja... warna rambut merahnya yang mencolok, belum lagi warna matanya yang aneh membuatnya enggan keluar kamar dan bergabung dengan lainnya.     

Disini tidak ada semprotan rambut ataupun kontak lensa untuk menyamarkan warnanya yang unik. Kalaupun ada, dia tidak ingin memintanya dan menimbulkan rasa keheranan ataupun curiga.     

Pada akhirnya dia bersikap seperti gadis yang lemah dan tidak sanggup berdiri karena masih merasa trauma.     

Trauma. Benar. Dia merasa trauma. Tidurnya tidak lagi tenang. Dia selalu didatangi mimpi buruk... bayangan dia hendak diperkosa terus muncul di benaknya.     

Tanpa sadar Katie meremas selimutnya dan matanya kembali berkaca-kaca.     

'Kei! Kei!' Kapten mengusap puncak kepalanya ke pipinya membuyarkan lamunannya.     

"Maaf. Aku membiarkan emosiku mengendalikanku lagi." Katie mengulas senyum sedih.     

Kemudian Kapten terbang dan bertengger di bingkai jendela. Sedetik kemudian sebuah ketukan terdengar. Setelah Katie mengizinkan masuk, sahabatnya muncul dan masuk ke dalam.     

"Kitty?" panggil sahabatnya dengan nada ragu saat menghampirinya di ranjang. Apakah mungkin sahabatnya masih mengkhawatirkannya?     

"Cathy," Katie berusaha seceria mungkin. Dia berusaha tidak mengingat kembali mimpi buruknya. "Bagaimana dengan luka lehermu? Sudah baikan?'     

"Kau masih mengkhawatirkanku? Padahal lukamu lebih parah dariku?" tanpa sadar, Cathy mengucapkannya dengan nada sarkas yang dingin.     

"Brrr.. dingin sekali. Ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba kau bersikap dingin padaku?'     

Cathy hanya menunduk sedih menyesali sikapnya.     

"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya mengkhawatirkanmu."     

"Lebih tepatnya kau sedang menyalahkan dirimu sendiri kan?" tebaknya yang ternyata memang benar. "Cathy," Katie menggenggam kedua tangan sahabatnya, "Apapun yang terjadi pada kita adalah masa lalu yang tidak bisa kita perbaiki. Mari jangan salahkan diri sendiri. Aku saja hampir tidak bisa memaafkan diriku sendiri kalau sampai kau mati di tangan orang gila itu. Aku merasa bersalah, karena telah mempercayai orang itu padahal kami baru bertemu empat bulan."     

"Kalian saling kenal?"     

Secara singkat Kitty menjelaskan hubungannya dengan Aiden. Mereka berteman melalui dunia maya selama dua tahun sebelum akhirnya bertemu di dunia nyata empat bulan yang lalu.     

"Aku benar-benar minta maaf." ungkap Kitty sekali lagi.     

Cathy menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak, aku yang seharusnya minta maaf. Sebenarnya.. ada sesuatu yang kusembunyikan darimu selama enam bulan terakhir. Aku memiliki identitas tersembunyi selama ini. Aku juga sangat terkejut mengetahuinya karena aku baru diberi tahu enam bulan yang lalu."     

Kini giliran Cathy yang menceritakan secara singkat mengenai kebenaran yang didapatinya. Cathy memberitahunya bahwa dia adalah salah satu penerus Paxton dan ternyata memiliki saudara kembar bernama Kinsey Alvianc. Begitu lahir, mereka langsung dilarikan secara terpisah dan disembunyikan dari keluarga yang ingin mensabotase seluruh aset harta kekayaan Paxton.     

Selama ini Cathy dirawat oleh ayah dari Anna, Lina serta Lizzy yang merupakan adik kandung ibu Cathy. Sementara saudara kembarnya dirawat oleh ayah kandungnya.     

Cathy juga memberitahunya ada sebuah organisasi rahasia yang ternyata sudah melindunginya dan mengawasinya selama ini tanpa sepengetahuannya. Namun nama organisasi serta satelit Stealth tidak diberitahukan pada Katie. Lagipula Stealth telah hancur dan dia tidak merasa ada gunanya memberitahu sahabatnya mengenai Stealth.     

Mendengar kejujuran dan keterbukaan Cathy padanya membuat Katie mengerti arti kalimat Aiden.     

'Padahal kalian berasal dari dua keluarga yang sama sekali berbeda, tapi situasi kalian sangat mirip.'     

Baik Cathy maupun Katie memang berasal dari dua buah keluarga yang berbeda. Tapi situasi mereka memang mirip.     

Sama seperti Cathy yang langsung disembunyikan menjauh dari orangtua kandungnya, begitu juga dengan Katie. Begitu lahir dia langsung dibawa lari ke luar negeri.     

Perbedaannya adalah Cathy baru mengetahui identitasnya enam bulan yang lalu, sementara Katie... dia sudah mengetahui jati dirinya hampir seumur hidupnya.     

"Terima kasih sudah memberitahuku Cathy. Sekarang aku mengerti kenapa Aiden ingin memancingmu keluar. Tapi kau tidak perlu menjelaskannya padaku. Aku.. sebenarnya aku..." Aku mirip denganmu. Tapi aku tidak boleh memberitahumu. Lanjut Katie dalam hatinya.     

"Kau tidak perlu menceritakannya. Aku sadar tiap-tiap orang di dunia ini memiliki satu atau dua rahasia. Aku tidak ingin menjadi orang yang mengincar rahasia orang lain. Tapi Kitty, aku ingin tahu satu hal."     

"Apa itu?" Katie terheran mendengar nada serius yang tiba-tiba muncul dari suara Cathy.     

"Apakah kau dalam bahaya atau semacamnya? Kau sedang melarikan diri?"     

Katie tersenyum mendengarnya. Dia merasa tersentuh Cathy masih mengkhawatirkannya.     

"Tidak. Aku aman. Sama sekali tidak dalam bahaya. Jadi, kau tidak perlu khawatir."     

Katie tidak tahu apakah alasan dia dilarikan diri karena ada yang ingin membunuhnya atau tidak. Tapi dia tahu hidupnya hanya tersisa dua belas tahun. Meski begitu dia tidak ingin memberitahu sahabatnya dan membuatnya semakin merasa bersalah.     

Sementara itu, Cathy bernapas lega mendengarnya. Kemudian dia memandangi Katie cukup lama dengan pandangan terpesona.     

Kalau seandainya saja Cathy baru mengenalnya, Katie bisa memakluminya. Semua orang yang pertama kali melihat Katie pasti akan memandanginya persis seperti yang dilakukan Cathy. Pandangan kagum dan terpesona akan kecantikannya.     

Tapi, Cathy sudah mengenalinya hampir dua belas tahun. Karena itu dia tidak bisa mengerti arti pandangan sahabatnya yang sekarang.     

"Kenapa kau memandangiku seperti itu?"     

"Aku tahu kau itu cantik. Tapi ini pertama kalinya aku benar-benar melihat kecantikanmu."     

Katie mengedipkan matanya beberapa kali tidak mengerti. Untuk sesaat dia merasa mereka berdua tidak berada di jalur yang sama.     

"Kau membuatku bingung. Apa maksudnya?"     

"Rambutmu sangat merah. Apakah ini warna aslimu atau kau mengecatnya? Aku dengar kau sengaja mengecat rambutmu. Dan juga warna matamu indah sekali. Ini pertama kalinya aku melihat warna mata unik seperti ini. Cantik sekali."     

Katie tersenyum lebar mengerti akan satu hal. Cathy sudah bisa melihat warna.     

Benar. Katie sudah tahu Cathy tidak bisa melihat warna, namun tetap diam karena sadar Cathy menyembunyikan kelainannya. Karena itu, sewaktu masa sekolahnya dulu, Katie juga ikut andil dalam membantu Cathy agar kelainannya tidak terbongkar.     

"Aku akan memberitahumu satu rahasia, tapi jangan bilang siapa-siapa ya."     

"Eh?"     

"Warna ini memang warna asliku sejak lahir. Kata ibuku, rambutku seperti warna apel yang enak dan mataku seperti emas yang berkilau. Karena itu sejak kecil banyak sekali yang ingin menculikku."     

"Huh?"     

"Untungnya, ayahku adalah orang yang pintar. Dia memotong pendek rambutku dan mendadaniku seperti anak lelaki yang menjijikan. Aku bermain di lumpur, di hutan membuat sekujur tubuhku kotor. Tidak akan ada yang mau menculikku."     

Cathy hanya menggelengkan kepalanya mendengar masa kanak-kanak tak terduga dari sahabatnya.     

"Ternyata ketomboianmu itu berasal dari ayahmu ya?" tebak Cathy.     

Katie tertawa menanggapinya disusul dengan tawa riang Cathy. Mereka masih asyik berbincang-bincang sebagai sahabat yang tak terpisahkan.     

Beberapa hari setelahnya, Katie memutuskan untuk kembali ke apertemennya. Agar tidak ada yang memandangnya dengan tatapan aneh, Katie menutupi kepalanya dengan selendang dan memakai kacamata hitam saat keluar.     

Begitu tiba di apertemennya dia segera menyemprotkan semprotan rambut warna ke rambutnya dan memakai kontak lensanya. Setelah itu dia memberitahu agensinya dia akan berhenti menyanyi dan album terbarunya nanti akan menjadi album terakhirnya.     

Dengan kondisinya sekarang, dia tidak akan bisa menyanyi dengan leluasa. Jika dia menyanyi, pasti akan ada burung-burung yang mendekat atau entah cuaca seperti apa yang akan diciptakannya melalui nyanyiannya. Karena itulah dia memutuskan untuk berhenti menyanyi dan mengakhiri masa kontraknya.     

Begitu selesai melakukan rekaman yang membuat direkturnya puas, Katie mengundurkan diri. Kemudian dia menemui Charlie meminta petunjuk karena dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.     

"Aku turut menyesal atas apa yang terjadi padamu. Aku sama sekali tidak menyangka bahkan disinipun kau juga tidak luput dari bahaya." ungkap Charlie dengan sangat sedih.     

Katie hanya tersenyum menanggapinya. "Sepertinya aku tidak akan bisa menyanyi lagi. Apakah ada hal lain yang bisa kulakukan? Sejujurnya.. aku sama sekali tidak tahu apa-apa."     

"Apa yang kau inginkan? Lakukan saja apa yang kau inginkan."     

Apa yang dia inginkan? Banyak hal yang ingin dilakukannya. Tapi itu dulu... sebelum dia mengalami kejadian itu. Dan kini dia hanya memiliki dua belas tahun untuk melakukan hal yang diinginkannya... yang mungkin sekarang tidak bisa dilakukannya lagi.     

Kalau begitu... mungkin...     

"Aku ingin melihat tempat kelahiranku. Setidaknya aku ingin tahu seperti apa tempat tinggal kedua orangtuaku."     

"Ibumu berasal dari sini. Ayahmu memang berasal dari sana, tapi... ada baiknya kau tidak bertemu dengan mereka. Begitu anggota kerajaan tahu 'Raja Merah' telah kembali, kau... hidupmu tidak akan tenang lagi. Kau yakin kau ingin kesana?"     

"Aku akan menyesal jika aku mati tanpa tahu negeri kelahiranku. Aku sudah mengalami hal yang paling buruk dikehidupanku. Aku rasa tidak ada hal yang lebih buruk lagi yang bisa menimpaku disana."     

Charlie mendesah. "Baiklah. Aku akan mencoba menghubungi suku Oostven. Mereka bisa membantumu untuk menyembunyikanmu selama kau ada disana."     

Katie merasa puas dan tersenyum mengungkapkan rasa terima kasihnya pada pria baik itu.     

Sebelum Katie berangkat ke negeri asalnya, Katie pamit terlebih dulu pada sahabatnya. Dia terpaksa mendatangi Cathy di acara pernikahan Benjamin West dengan Felicia Bernz.     

Cathy sangat sedih mendengar kepergiannya apalagi disaat dia mengatakan mereka tidak bisa saling berkomunikasi karena takut jejaknya yang pernah tinggal di New York akan terlacak dan malah membawa celaka bagi Cathy dan keluarganya.     

Katie merasakan kesedihan yang sama karena harus berpisah dari Cathy. Entah kenapa rasanya seperti ada sesuatu yang hilang dalam dirinya.     

Pada akhirnya dia menunda keberangkatannya. Lagi-lagi Vincent berhasil membujuknya untuk memberikan kejutan pada Cathy.     

Sepertinya pria satu ini tidak pernah kehabisan ide untuk memberi kejutan dan membuat Cathy bahagia.     

Karena itu... Katie akan muncul di hari perayaan pernikahan Vincent-Cathy tanpa peringatan. Disana dia juga akan memberikan hadiah terakhir untuk sahabat terbaiknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.