Kesepakatan Umbra-Zero II
Kesepakatan Umbra-Zero II
Memikirkan kemungkinan ini, umbra segera mengambil ponselnya dan menghubungi Katie. Dia semakin khawatir karena Katie tidak segera mengangkat teleponnya.
Umbra memanggil taxi dan langsung menuju ke apertemen Katie. Dia memiliki kunci cadangan sehingga bisa membuka pintu apertemennya dengan mudah.
"Kei! Kei!" umbra segera masuk dan mencari Katie di tiap-tiap ujung ruang apertemennya.
'Kei! Kei!' suara burung makau merah terdengar dari luar yang kini mengetuk jendela apertemennya dengan paruhnya.
Umbra segera membuka jendelanya, membiarkan burung makau merah terbang masuk ke dalam. Umbra semakin curiga melihat burungnya terbang dengan gelisah dan tidak mau mendarat.
"Dimana Kei?" tuntut umbra pada burung makau merah.
'Kei! Kei! Raja Merah! Kei, raja merah!'
Semula dia tidak mengerti maksud ucapan burung peliharaannya. Kemudian dia mendengar gemuruh di luar.
Cuaca hari ini diramalkan cerah dan panas. Kenapa tiba-tiba mendung?
Deg! Seakan jantung umbra berhenti berdetak saat menyadari sesuatu. Penahan kekuatan Katie telah pecah. Katie dalam bahaya.
Burung makau merah segera terbang melesat melalui jendela yang sama. Tanpa pikir panjang, umbra melompat mengikuti burung itu tanpa memperdulikan pandangan heran para tetangga.
Sayangnya dia tidak bisa melompati bangunan-bangunan yang sangat tinggi. Juga tidak ada pepohonan yang bisa menjadi jalur lompatannya.
Pada akhirnya dia mencuri mobil seseorang dan menyalakan jam tangannya. Ada alat pelacak yang diikatkan di kaki burung makau miliknya. Dia bisa mengikutinya melalui jam tangan yang tersambung ke alat pelacak di kaki Kapten.
Burung makau merah yang bernama Kapten adalah burung khusus yang bisa melacak energi kekuatan 'Raja Merah'. Hanya pada saat kekuatannya aktif barulah Kapten bisa melacaknya. Kalau tidak, maka burung tersebut juga tidak bisa menemukan keberadaan 'Raja Merah'.
Setelah melakukan perjalanan berjam-jam, umbra tiba di sebuah rumah batu bata kuno yang terletak di sebuah kota terpencil.
Umbra tersenyum mengetahui banyak pepohonan yang mengelilingi rumah tersebut. Dia segera memanjat ke pohon dan matanya mencari sosok burung makau merah.
Langit sudah gelap dan umbra tidak tahu apa-apa mengenai musuhnya. Walau dia sangat mengkhawatirkan Katie, dia masih bisa bersabar dan menyusun rencana. Disaat seperti ini dia tidak boleh bertindak gegabah.
Tepat pukul dua pagi, umbra melihat sebuah mobil hitam memasuki mansion tersebut. Dia melihat seorang pria membopong seorang gadis yang tak sadarkan diri di sebelah bahunya. Orang itu membopongnya seperti sedang membawa karung.
Umbra memang tidak bisa melihat wajah gadis itu karena tertutup rambutnya yang menjuntai kebawah. Tapi dia sangat mengenal warna rambut itu. Catherine West.
Kenapa mereka juga menculik Catherine West?
Setelah menunggu dengan sabar hingga matahari hampir terbit, akhirnya Kapten terbang menghampirinya.
'Bawah, delapan. Depan, sepuluh. Belakang, aman.' seru burung merah sambil menyundulkan kepalanya ke ceruk leher umbra.
"Dimana Kei?"
'Bawah.'
Umbra mengerti maksudnya. Katie ditahan disuatu ruangan di bawah tanah yang dijaga delapan orang. Sementara bagian sisi depan mansion dijaga sepuluh orang dan bagian belakang tidak ada penjaganya.
Dia bisa menyusup melalui pintu belakang.
"Apa kau sudah mencari tahu tempat penyimpanan senjata?"
'...' Kapten menggerakkan kepalanya seperti robot ke arah depan kemudian ke atas, lalu ke samping sebelum akhirnya menundukkan kepala kemudian menggoyang kepalanya beberapa kali.
"Bilang saja kalau tidak tahu." decak umbra dengan kesal.
Kemudian Kapten terbang ke arah atas rumah sementara umbra melompat ke pohon lain hingga mendarat di bagian belakang.
Umbra berhasil masuk tanpa menimbulkan suara apapun. Telinga serta matanya sangat awas disekitarnya. Kemudian dia mendengarkan pembicaraan para penjaga dan mendapat petunjuk dimana dia bisa mencuri senjata mereka.
Dengan kelihaiannya dia berjalan menuju ruang penyimpanan senjata tanpa ketahuan. Setelah itu dia bersembunyi dan berbaur dengan memakai pakaian seragam yang dikenakan para penjaga mansion.
Dia berjalan dengan santai tanpa takut ketahuan karena 'penyamaran'nya. Namun dia juga menghindar agar dia tidak perlu berkomunikasi dengan penjaga lainnya.
Umbra berhasil menemukan ruang dimana Katie dan Catherine ditahan. Dia masuk ke ruangan sebelahnya dan mendengarkan apa saja yang mereka bicarakan.
Keningnya mengernyit mendengar penculik Katie mengetahui identitasnya sebagai 'Raja Merah'. Umbra tidak bergerak dan menunggu disana. Dia menunggu waktu yang tepat untuk menyelamatkan Katie.
Hingga disaat dia mendengar suara belasan orang masuk dan hendak memperkosa Katie, dia tidak bisa tinggal diam begitu saja.
Umbra keluar segera masuk ke ruang sebelahnya dan langsung menembakkan pelurunya tepat ke dahi mereka semua tanpa ampun. Dia sama sekali tidak terpengaruh dengan jumlah yang mengeroyoknya. Dia bahkan sama sekali tidak merasa sakit saat ada yang menghunusnya dengan pisau atau peluru yang menggores bahunya.
Gerakan serta refleks dalam mengantipasi serangan sama sekali tidak melamban. Dan dalam waktu singkat, umbra berhasil membunuh mereka semua.
Umbra segera menghampiri Katie yang sudah tidak sadarkan diri. Matanya dipenuhi amarah dan kebencian yang mendalam melihat kondisi tubuh Katie.
Dia melihat gadis itu semenjak bayi. Dia melihatnya tumbuh besar dan dia juga ikut andil dalam merawatnya. Dia sudah menganggap Katie adalah keluarganya. Dia tidak memandang Katie sebagai 'pemilik'nya, tapi sebagai anggota keluarganya. Anak ini sudah seperti putrinya sendiri.
Siapa yang sudah berani memperlakukan putrinya sekejam ini?!
Umbra mengacungkan pistolnya ke arah pintu saat merasakan kehadiran seseorang. Saat ini sinar mata umbra dipenuhi amarah hingga nyaris ingin membunuh orang lagi.
Untungnya dia segera sadar orang ini bukanlah penjaga mansion disini. Meski begitu, dia tidak menurunkan kewaspadaannya dan tetap mengacungkan pistolnya ke arah orang yang baru muncul itu.
Orang dihadapannya mengangkat kedua tangannya tanda dia tidak bermaksud jahat. Jika memang tidak bermaksud jahat, lalu kenapa dia mengenakan topeng?
"Siapa kau?" tanya umbra dengan dingin.
"Kami kesini untuk menyelamatkan nona kedua kami."
"Catherine West?"
"Benar."
"Gara-gara nona kedua kalian, dia menjadi seperti ini. Menurutmu aku bisa menahan diri untuk tidak membunuhmu?"
"Jika kau membunuhku, anak itu akan mati. Dia sudah terkena racun dan kami bisa menyelamatkannya."
Umbra terdiam. Darimana orang bertopeng mencurigakan ini tahu kalau Katie terkena racun?
Siapa yang peduli? Yang penting sekarang adalah bagaimama dia bisa menyelamatkan Katie.
"Bagaimana aku bisa mempercayaimu?"
"Karena dia adalah sahabat baik putriku. Aku tidak akan melukai siapapun yang disayang putriku. Jika aku gagal, kau boleh mencariku dan membunuhku."
Jadi Catherine West adalah putri orang ini? Bukankah sebelumnya orang ini mengatakan kalau Catherine adalah nona keduanya? Ucapannya sama sekali tidak masuk akal.
Kemudian dia teringat akan legenda dua orang yang sangat rahasia, bahkan lebih tersembunyi daripada Lion Stealth. Alpha dan Zero dengan topeng unik mereka. Keduanya memiliki kemampuan mirip dengan suku Oostven dan setia pada nona muda Paxton.
Jika Catherine adalah nona kedua bagi Alpha dan Zero, bukankah itu berarti nama keluarga Catherine yang sebenarnya adalah Paxton?
Umbra melirik ke arah Katie dengan sedih. Padahal dia sudah lega Katie tidak perlu berurusan dengan Kinsey Alvianc, kenapa sekarang malah berhubungan langsung dengan nona kedua Paxton?
Kei yang malang. Apakah kau bisa mendapatkan kebahagiaanmu lagi setelah ini? lirih umbra dalam hatinya.
"Baiklah, aku akan mempercayakannya padamu. Tapi jika kau gagal, aku tidak akan membunuhmu. Nona kedua kalian yang akan membayar dendamku."
Umbra bangkit berdiri dan keluar dari ruangan meninggalkan pria bertopeng bersama Katie. Sayup-sayup terdengar suara tembakan dari umbra yang menembak siapa saja yang menyerangnya.
Begitu keluar dia segera kembali dan menghubungi Charlie. Dia tahu Charlie bekerja sebagai sekretaris Benjamin Paxton. Dia juga tahu Benjamin Paxton tidak akan tinggal diam begitu tahu Catherine diculik. Karena itu dia menunggu kabar Charlie mengenai rencana berikutnya.
Melalui temannya itu, umbra tahu Kinsey bekerja sama dengan Benjamin serta semua organisasi rahasia Paxton untuk merencanakan pengejaran dan penangkapan Aiden.
Umbra mengambil senapan snipernya dan bersiap di atas sebuah gedung yang cukup jauh dengan gedung targetnya. Dia sudah tahu Aiden akan muncul disana beberapa saat lagi. Dia menyiapkan posturnya bersiap untuk menembak.
Tidak lama kemudian dia melihat mobil milik Aiden muncul dan menerabas masuk ke gedung targetnya.
Umbra tersenyum miring saat pria itu naik ke lantai paling atas persis seperti yang diharapkannya. Hanya saja dia tidak menduga Kinsey juga ada disana. Keduanya bertarung hebat membuat keningnya berkenyit.
Kinsey sempat melakukan tendangan salto memutar ke samping dan menendang bagian perut Aiden. Tendangan salto tersebut sangat sulit dilakukan dan hanya suku Oostven yang bisa melakukannya.
Setelah diperhatikan lebih lama lagi, cara bertarung Kinsey sama persis seperti apa yang diajarkan mantan pelatihnya dari suku Oostven. Bagaimana anak muda itu mengetahui cara bertarung Oostven? Namun dia tidak peduli dengan jawabannya. Dia hanya ingin Kinsey segera menjauh agar dia bisa menembak 'sasarannya' tanpa terhalang.
Seharusnya Kinsey bisa menang dengan mudah. Tapi entah apa yang membuat anak itu ragu dan bimbang. Dan ketika Aiden mengarahkan pistolnya ke arah Kinsey, umbra tidak menunggu lagi.
Dia menarik pelatuknya dan melancarkan pelurunya tepat mengenai dahi Aiden. Dia sempat melihat Kinsey menerjang ke arah Aiden. Dengan penglihatannya yang tajam, dia mengerti. Rupanya Kinsey berhati-hati agar sebuah botol berisi obat penawar Katie tidak pecah.
Umbra mendengus. Ternyata selain dirinya, di dunia ini masih ada yang mau mengambil resiko untuk menyelamatkan Katie.
Setidaknya dia merasa lega dia tidak membunuh Kinsey sepuluh tahun yang lalu. Umbra merapikan kembali senjatanya tanpa memperdulikan tiga pasang mata yang memandangnya dengan waspada dari gedung target. Dia ingin segera pergi dan memeriksa keadaan Katie.