My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Kerajaan Prusia



Kerajaan Prusia

0Dimitri. Itu adalah nama umbra yang sebenarnya. Dan Katie baru mengetahuinya hari ini. Selama ini Katie mengira 'umbra' adalah sebuah nama. Siapa yang mengira kalau 'umbra' adalah sebuah jabatan khusus.     

Hanya saja Katie masih belum tahu jabatan khusus apa yang mengikuti nama 'umbra'. Dia penasaran setengah mati dan menginginkan jawabannya. Tapi, dia lebih memfokuskan untuk mendengar cara menghilangkan kutukannya.     

"Seperti yang kubilang tadi, tidak ada cara untuk menghilangkannya. Lagipula kenapa kau ingin menghilangkannya?"     

"Aku ingin menjadi seorang penyanyi. Apakah mungkin ada cara agar aku bisa menyanyi tanpa mengundang reaksi para binatang?"     

"Tidak mungkin. Alam bereaksi mengikuti suasana hatimu. Terlebih saat menyanyi kau tidak bisa mengusir makhluk yang tertarik dengan suaramu. Lagipula kenapa kau ingin menjadi penyanyi? Kau bisa saja menikah dan..." kalimat Charlie terhenti saat merasakan sentakan pada kakinya.     

"Menikah? Aku masih lima belas tahun dan juga.. siapa yang mau menikah dengan orang sepertiku?"     

"Tapi kau sudah ber..." lagi-lagi ucapannya terpotong karena kakinya ditendang oleh sahabatnya dengan keras.     

"Aku sudah apa?" tanya Katie kebingungan dan tidak tahu mengenai adegan kecil di bawah meja mereka. Ekspresi pada Charlie terlihat jengkel sementara umbranya terlihat cuek dan santai membuat Katie kebingungan.     

"Bisa tunggu sebentar? Aku ingin berbicara dengannya dulu."     

Charlie bangkit berdiri dan memberi kode pada umbra untuk mengikutinya. Umbra menghela napas sebelum menyuruh Katie untuk tetap duduk diam menunggu mereka.     

"Kau sama sekali tidak memberitahunya?" terdengar suara tuduhan pada nada Charlie.     

"Dia tidak perlu mengetahui hal yang tidak penting."     

"Tidak penting? Dia terlahir sebagai anak perempuan Dim. Semenjak dia lahir dia sudah disandingkan dengan tahta kerajaan Prussia."     

"Itu sebabnya aku membawanya kabur kemari."     

"Apa kau sudah gila? Kau sadar kau sedang melawan kerajaan Prussia? Kau tahu betul kehidupan raja merah yang terlahir sebagai anak perempuan lebih baik daripada sebagai anak lelaki. Dia bisa menikah dengan anggota kerajaan dan hidup dengan nyaman disana. Kenapa kau malah membawanya kabur? Kehidupannya disana jauh lebih baik daripada disini."     

"Tidak jika calon suaminya tiga puluh tahun diatasnya."     

Mulut Charlie terbuka lebar dan kedua matanya membelalak lebar tidak bisa mempercayainya. Kalimat terakhir sahabatnya berhasil membungkamnya. Bahkan dia tidak bisa mengerti kenapa bayi perempuan keturunan keluarga Tettero harus bertunangan dengan pria yang jauh lebih tua darinya.     

"Sebagai tambahan informasi, dia sudah menikah dan memiliki dua anak. Menurutmu ibunya akan membiarkan putrinya menikah sebagai selir?"     

"Kenapa tidak disandingkan dengan anaknya?"     

"Karena dia bukan berasal dari Tettero."     

Sekali lagi Charlie membelalakkan matanya nyaris tidak mempercayai kalimat sahabatnya. Sudah berjalan ribuan tahun dan ratusan generasi mereka hidup dengan seorang 'Raja Merah' di tengah-tengah mereka.     

Di kerajaan Prussia ada empat klan besar yang mendominasi Prussia. Keluarga besar Tettero, kaum Vangarian, anggota kerajaan Prusia dan juga... Suku Oostven.     

Semua anggota suku Oostven mampu bertahan hidup di tengah hutan dan di lautan. Kekuatan tenaga mereka melebihi manusia biasa. Mereka bisa melompati atap rumah serta pepohonan dengan mudah. Para umbra yang dipilih selalu berasal dari suku ini. Oostven terkenal bukan hanya ketangguhannya saja, tapi kesetiaan mereka terhadap Kerajaan Prusia tidak diragukan lagi.     

Begitu seseorang dari Oostven dianugerahi nama 'Umbra', maka orang tersebut tidak boleh menggunakan namanya lagi. Hidupnya adalah milik sang 'pemilik'. Dan dia harus melakukan apapun yang diperintahkan 'pemilik'. Bila sang 'pemilik' menginginkan seseorang mati, maka umbra akan membunuh orang tersebut tanpa ragu. Jika sang 'pemilik' menginginkan umbranya mati, maka umbra harus bunuh diri saat itu juga.     

Umbra.. berarti bayangan. Dia tidak berhak membantah ataupun membahayakan nyawa 'pemilik'nya. Karena, semenjak dia membawa nama 'Umbra', hidupnya adalah milik sang 'pemilik'. Dalam kasus Dimitri, hidupnya adalah milik Katie.     

Charlie juga berasal dari suku yang sama dengan Dimitri. Hanya saja, dia tidak suka dengan kekerasan ataupun latihan yang menurutnya tidak masuk akal. Karena itu dia pergi ke Amerika dan menggunakan nama yang baru. Dia tidak peduli jika dia keluar dan dianggap sebagai pengkhianat. Dia juga tidak peduli jika dia tidak akan bisa kembali ke sukunya. Karena kini dia tidak lagi disebut Chale dari Oostven tapi namanya adalah Charlie Wells.     

Sementara itu bayi 'Raja Merah' akan selalu muncul diantara kaum Vangarian dan keluarga Tettero secara bergiliran. Dan lima belas tahun yang lalu, giliran keluarga Tettero yang memiliki bayi bermata amber.     

Karena itu Charlie sama sekali tidak mengerti bagaimana mungkin Katleen terlahir bukan sebagai keturunan dari Tettero.     

"Kalau begitu dia anak dari siapa? Vangarian? Atau.."     

"Bukan siapa-siapa." jawab umbra sambil menggelengkan kepalanya. "Ibunya hanya warga biasa dan juga dia berasal dari Amerika sini. Ibu asuhnya adalah saudari ibunya. Sementara ayah kandungnya..." umbra mendekat dan membisikkan sesuatu pada Charlie.     

"Kau bercanda? Itu hal... itu sangat... Aku tidak percaya ini."     

Padahal sudah belasan tahun Charlie tidak kembali ke Prussia, tapi tetap saja dia tidak bisa mempercayai negara tercintanya bisa melakukan aib yang begitu memalukan.     

"Sekarang kau mengerti, kenapa anak itu harus pergi. Raja ingin menikahinya sementara sang ratu ingin membunuhnya. Kaum Vangarian lebih mendukung sang ratu dan menginginkan anak itu tidak pernah kembali. Satu-satunya cara agar dia bisa hidup bahagia disini adalah menghilangkan kekuatannya."     

"Kau tahu benar tidak ada cara untuk menghilangkannya tanpa mencabut nyawanya. Itu hal yang mustahil dilakukan."     

Umbra tidak menjawab dan hanya memandang lurus ke arah mata Charlie. Kemudian Charlie teringat sesuatu dan menyadari apa yang diinginkan umbra.     

"Kau.. tidak mungkin itu yang kau maksud?"     

"Itu yang mana?" umbra bertanya dengan cuek pura-pura tidak tahu.     

"Kau tega membiarkannya melakukannya? Dia tidak akan tahan."     

"Aku sudah melatihnya selama ini. Dia akan tahan. Kau lebih tahu prosedurnya daripada aku. Aku ingin kau yang menjelaskan semuanya padanya. Resiko, konsekuensi atau apapun. Aku ingin dia memikirkannya matang-matang dan mengambil sebuah keputusan. Jika seandainya dia tetap ingin menghilangkannya, aku hanya bisa mendukungnya."     

Charlie merenung untuk sesaat. Memang benar. Jika seandainya Katleen tidak memiliki kekuatannya lagi, warna mata Katie akan berubah dan juga rambutnya bisa disemir tanpa takut luntur terkena bilasan air. Tidak hanya itu. Katie akan bebas dari pertunangan menjijikan ini dan lolos dari cengkeraman kebencian sang ratu.     

Bukankah ini adalah jalan keluar yang baik? Tapi bagaimana kalau gagal? Anak itu bisa mati.     

"Baiklah, aku akan memberitahunya apa yang kutahu."     

"Terima kasih Chale."     

"Namaku Charlie." sayangnya sang umbra sudah beranjak pergi menghilang dalam keramaian. "Dia sama sekali tidak berubah."     

Charlie kembali ke meja tadi dan tersenyum melihat tatapan perasaan bersalah pada mata Katie.     

"Maaf, aku makan duluan. Aku sudah sangat lapar dan tidak tahu kapan kalian selesai bicara."     

"Tidak masalah, aku juga sangat lapar."     

"Dimana umbra?" Katie melengok untuk mencari sosok umbranya.     

"Dia pergi. Kau tahu, sebagai umbra dia tidak boleh menunjukkan diri di muka umum dalam waktu yang lama."     

"Tidak. Aku tidak mengetahuinya. Kenapa dia tidak boleh muncul? Aku selalu merasa penasaran kenapa dia harus menutupi wajahnya saat menemui orangtuaku."     

Charlie menghela napas. Sebenarnya seberapa banyak yang kau ceritakan pada anak ini sih? Dia sama sekali tidak mengetahui apa-apa.     

"Apa kau tahu mengenai keluarga Terterro? Vangarian? Pernah dengar?"     

Katie berhenti mengunyah dan memasang wajah serius seperti sedang berpikir. Detik kemudian wajahnya kembali normal dan lanjut menikmati makanannya.     

"Tidak. Aku tidak pernah dengar. Apa itu? Apa sebuah nama band musik?"     

'Sudah kuduga.' keluh Charlie dalam hati. Sepertinya sedari awal Dimitri memang tidak berniat membawa anak ini kembali ke Prussia. Karena itu dia tidak memberitahu kenyataan yang tidak dibutuhkan disini.     

Selesai makan Charlie membawa Katie ke kantornya dimana keduanya bisa berbicara dengan leluasa. Katie menyetujuinya dan bersenandung dengan riang karena sebentar lagi dia akan menjadi gadis normal.     

Namun dia segera berhenti menyanyi dan cemberut saat menyadari burung-burung mulai berterbangan mengikutinya. Padahal dia hanya bersenandung.. bukan menyanyi!     

Melihat ekspresi lucu pada Katie, Charlie tertawa kecil. Tidak heran Dimitri sangat menyayangi anak ini. Katie anak yang menggemaskan. Anak itu masih terlihat imut meski usianya hampir enam belas tahun.     

Begitu sampai di kantornya di gedung perusahaan utama Paxton grup, Charlie mulai bersikap serius.     

"Baiklah Katie, kau ingin menjadi gadis normal kan? Seperti yang aku bilang tidak ada cara untuk menghilangkan kekuatanmu. Kekuatanmu itu seperti energi kehidupanmu. Jika itu hilang, itu berarti kau mati. Tapi... ada sebuah cara untuk menyegel kekuatanmu."     

"Menyegel?"     

"Kau mungkin mendengar seseorang yang terlahir sebagai 'Raja Merah' tidak akan pernah bisa hidup bahagia. Disaat mereka tahu mereka bisa menyegel kekuatannya, mereka memilih untuk tidak menyegelnya. Ada alasan yang tepat kenapa mereka memilih untuk hidup sebagai 'Raja Merah' daripada harus menyegelnya. Aku akan memberitahumu alasannya. Karena itu... aku ingin kau memikirkannya baik-baik. Setelah ini, jika kau sudah yakin akan keputusanmu, aku akan memberitahu umbramu tempat yang cocok untuk menyegel kekuatanmu."     

Katie menelan ludah dengan gugup. Kenapa sepertinya... penyegelan ini tidak semudah seperti yang ia bayangkan.     

Katie menganggukkan kepalanya dengan pelan dan siap untuk mendengarkan penjelasan Charlie.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.