My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Misi Selesai



Misi Selesai

2Di sebuah ruangan besar di bagian barat kastil.. yang ternyata merupakan markas utama Alpha serta Zero; Cathy meminta Kinsey, Alpha, Zero serta Vincent untuk berkumpul bersama membahas suatu yang penting.     

Setelah mereka berempat berkumpul dan memastikan tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka, Cathy membuka suaranya.     

"Seperti yang kalian tahu, kunci pengaktifan Stealth sudah ada di tanganku. Aku ingin meminta pendapat kalian."     

Cathy mengambil napas panjang sebelum mengungkapkan isi pikirannya. Dia menceritakan secara detail mengenai keinginan Chloe melalui surat-suratnya.     

Dia ingin menghancurkan Stealth agar ke depannya tidak ada lagi yang memperebutkan kendali Stealth. Tapi dia tidak akan menghancurkannya bila Alpha atau Zero menentangnya. Karena dia tahu, Stealth adalah kunci dan sumber kekuatan utama keduanya.     

Selain itu dia ingin membagi segala aset Paxton dengan sama rata kepada saudara-saudaranya dan paman bibinya. Cathy tidak ingin ada anggota keluarga yang kekurangan atau iri muncul dari antara saudara-saudaranya. Dalam hal ini dia ingin mendiskusikannya bersama dengan Kinsey karena Kinsey juga berhak mengungkapkan pendapatnya.     

Di luar dugaannya, semuanya setuju apapun yang ingin dilakukan Cathy. Baik menghancurkan Stealth maupun membagi aset sama rata dengan saudara-saudaranya.     

Cathy tidak memerlukan harta Paxton dan tidak keberatan jika dia bukanlah penerus tahta Paxton yang kaya raya. Dia bisa hidup berhemat dan dia juga tidak keberatan.     

Sementara Kinsey juga tidak peduli dengan harta Paxton karena dia sendiri sudah memiliki usaha sendiri melalui Alvianc. Cathy juga tidak perlu mengkhawatirkan ketiga adiknya kelak karena kini mereka mendapatkan aset Paxton sama rata. Dan lagi.. ada Daniel yang akan menemani mereka sebagai seorang ayah.     

Setelah selesai berunding dan membulatkan keputusan, Alpha dan Zero membawa Cathy melewati jalan rahasia menuju ke ruang bawah tanah. Kemudian mereka masuk ke sebuah ruangan gelap.     

Begitu lampu dinyalakan, Cathy melihat meja panjang dengan ribuan tombol serta satu tombol besar diatasnya.     

Alpha memberitahunya ada sebuah lubang berbentuk segitiga di tengah-tengah ribuan tombol kecil. Lubang tersebut berbentuk sama persis seperti ujung batang besi yang diterima dari Friska.     

Cathy memasukkan batang besi ke dalam lubang tersebut kemudian memutarnya seratus delapan puluh derajat searah jarum jam. Disusul dengan suara nyaring seperti sebuah mesin yang baru saja dinyalakan, serta layar monitor yang sangat besar menyala menunjukkan berbagai gambar.     

Monitor besar tersebut terbagi-bagi menjadi bebarapa kotak layar kecil. Cathy melihat berbagai macam adegan muncul disana. Mulai dari orang yang berlalu-lalang di jalanan kecil hingga ke pelatihan militer rahasia. Mulai dari tempat yang dikenalnya hingga tempat yang sangat jauh seperti di kutub.     

"Apa ini?" tanya Cathy agak sedikit syok akan apa yang dilihatnya.     

"Satelit Stealth telah menyala dan secara otomatis berfungsi seperti apa yang diprogramkan."     

"Selama puluhan tahun Stealth telah mengendap sebagai parasit dalam sistem program diseluruh dunia ini. Tidak ada yang tahu Stealth telah menyusup ke pertahanan mereka, dan mereka juga tidak bisa melacak Stealth." lanjut Alpha menyambung penjelasan Zero.     

"Siapapun yang memegang kendali Stealth tidak hanya akan bisa menguasai dunia ini tapi juga perekonomian dunia. Kau yakin kau ingin menghancurkannya?" Zero bertanya sekali lagi untuk meyakinkan.     

"Aku yakin." jawab Cathy tanpa ada nada keraguan sama sekali.     

Alpha dan Zero saling berpandangan untuk beberapa saat sebelum saling menganggukkan kepala. Kemudian keduanya berjalan berlawanan menuju meja tombol yang berbeda dan mengetik sesuatu.     

Setelah memasukkan input seperti password dan lain sebagainya, mereka kembali kesisi Cathy.     

Semua gambar adegan yang tertangkap pada kamera di seluruh dunia di layar monitor besar kini menghilang dan hanya layar gelap bertuliskan sesuatu bersamaan terbelahnya meja menjadi dua dan bergerak menuju ke sisi yang berlawanan.     

Cathy melihat sebuah penyangga dengan tombol lain yang berukuran besar muncul di celah meja yang terpisah.     

'Apa anda yakin ingin mengakhiri sistem Stealth?' Cathy membaca tulisan tersebut di layar monitor dihadapannya.     

"Kau hanya perlu menekan tombol merah ini untuk mengakhirinya." lanjut Zero.     

Merah? Cathy tidak tahu tombol mana yang bewarna merah. Tapi dia sempat melihat tangan Zero menunjuk pada tombol besar yang baru muncul di tengah-tengah meja yang terbelah.     

Cathy mengambil napas panjang sambil mengarahkan tangan kanannya melayang di atas tombol besar tersebut.     

Kemudian.. Jleb! Dia menekan tombol tersebut dengan ketekatan bulat.     

Sementara itu di luar angkasa, susunan rangkaian satelit Stealth terbongkar satu per satu. Kemudian menyebar dan inti dari satelit meledak menjadi berkeping-keping. Disaat bersamaan layar monitor di ruang kendali Stealth meredup sebelum akhirnya mati.     

Seluruh sistem pemograman yang ditanam Stealth pada program di seluruh dunia menjadi eror dan berubah menjadi virus yang tak berbahaya.     

Munculnya virus ini membuat para ahli program merasa terheran-heran. Mereka bingung dengan kemunculan virus yang sama secara kompak dan lebih heran lagi mereka bisa menghilangkan virusnya dengan sangat mudah. Apa arti kemunculan virus tersebut? Hanya tiga orang di ruangan kendali Stealth yang mengetahui penyebabnya.     

"Karena Stealth sudah tidak ada, apakah berarti aku boleh membuka topengku?"     

"Sepertinya kau sangat senang?"     

"Bagaimana tidak? Semenjak Alpha II memilihku, aku tidak boleh keluar sembarangan dan bermain bersama teman-temanku. Biar bagaimanapun aku masih muda dan ingin bersenang-senang."     

Cathy hanya terdiam mendengar obrolan antara Alpha dan Zero yang entah kenapa tidak sesuai seperti bayangannya.     

Cathy ingat betul karakter Alpha Zero terdengar sangat hebat dan keren melalui cerita kakaknya serta Alpha II. Karena itu dia sangat terkejut saat menyadari ternyata Alpha III adalah seorang wanita?     

Yah, sebenarnya dia tidak terlalu terkejut. Semenjak melihat Alpha di awal pertemuan mereka, Cathy sudah curiga karena bentuk tubuh Alpha mirip seperti seorang wanita. Tapi dia tidak terlalu memperhatikannya atau memperdulikannya karena hal lain yang lebih memenuhi fokus pikirannya.     

Siapa yang mengira.. Alpha III memang benar-benar seorang wanita.     

"Kupikir kau sudah cukup bersenang-senang selama bekerja di Star Risen."     

"Ya, tapi aku belum puas. Tapi setidaknya aku cukup menikmati pertemanan kami, bukankah begitu nona kedua? Oh, maksudku adalah.. Cathy." lanjut Alpha dengan nada antusias.     

Nah, kali ini Cathy tidak mengerti yang mereka bicarakan. Alpha pernah bekerja di Star Risen? Kapan?     

Melihat sinar kebingungan pada mata Cathy, Alpha membuka topeng merahnya. Muncul wajah seorang wanita dengan senyuman lebar menghiasinya.     

"TANYA?!" mata Cathy membelalak lebar sama sekali tidak menyangka dia akan bertemu lagi dengan salah satu karyawan di Pina.     

"Kau.. kau adalah Alpha? Sejak kapan?"     

Tanya terkekeh melihat ekspresi syok yang epik dari Cathy.     

"Sejak tujuh tahun yang lalu. Aku sengaja melamar di Star Risen dua bulan sebelum acara pembukaannya. Sebenarnya aku hanya ingin membantu Benjamin untuk membuka hotelnya dengan lancar. Kedatanganmu disana diluar rencana. Jadi prioritasku berubah untuk melindungimu. Tapi.." Tanya tersenyum saat mengingat kejadian di pulau Pina tahun lalu. "kau bisa menyelesaikan masalah dan LS bisa melindungimu tanpa bantuanku. Jadi aku tidak perlu memunculkan sang Alpha. Aku sangat bangga padamu nona kedua. Suatu kehormatan bisa melindungimu dari bayangan."     

Selama beberapa menit berikutnya, Tanya melanjutkan ceritanya dengan semangat. Seperti saat Cathy melabrak Clarissa atau disaat bermain voli; Tanya selalu memberikan pujian membuat Cathy merona tidak tahan mendengarnya lagi.     

"Aku rasa kau terlalu berlebihan. Aku tidak sehebat itu."     

Tanya tersenyum lebar saat kembali menjawabnya, "Kau sangat hebat. Gadis biasa tidak akan bisa tahan menghadapi masalah berutun seperti yang kau alami. Apalagi kejadian penculikan ini. Kau harus bangga pada dirimu sendiri."     

Cathy hanya menanggapinya dengan senyuman tulus.     

Kemudian gantian Zero yang berbicara setelah melepaskan topeng hitamnya.     

"Aku mendengarnya dari Vincent. Kau sudah menderita setelah perlakuanku waktu itu. Aku memiliki alasan kenapa aku melakukannya."     

Cathy menahan napas mendengarnya. Setelah belasan tahun Cathy tidak mengerti dan merasa benci pada ayahnya, akhirnya dia akan mendengarkan penjelasan atas pertanyaannya.     

-     

Saat Daniel memasuki usia tiga belas tahun, tanpa sengaja Daniel bertemu dengan Zero I Dengan caranya sendiri, Daniel berhasil meyakinkan Zero bahwa dia bisa menjadi salah satu anggotanya dan melindungi Chloe diam-diam. Semenjak itu, dia berlatih di bawah naungan Zero.     

Tiga tahun kemudian ketika Davone membawa seorang wanita dan memperkenalkannya sebagai istri barunya, Daniel menggunakan kesempatan ini untuk melarikan diri dari rumah.     

Mungkin keluarganya atau orang luar akan berpikir dia melarikan diri karena tidak menyetujui pernikahan ayahnya. Yang sebenarnya, Daniel mempersiapkan diri untuk menjadi seorang Zero.     

Daniel diasingkan dan wajahnya tidak boleh diketahui oleh keluarga ataupun anggota Zero lainnya. Itu adalah syarat mutlak menjadi kandidat posisi Zero.     

Daniel menyamar sebagai orang biasa dan bertemu dengan Elaine West yang kemudian menjadi istrinya. Tepat di hari pernikahan mereka, Zero datang bersama seorang wanita yang menggendong anak batita perempuan. Rupanya Chloe meminta bantuannya untuk merawat anak perempuannya.     

Awalnya Daniel tidak ingin menerimanya dan berusaha menolak permintaan itu. Kemudian, dia tidak memiliki hati jika membiarkan keponakannya hidup tanpa keluarga. Karenanya dia menerima Catherine dengan berat hati.     

Daniel membahasnya dan memberitahukan semuanya pada istrinya. Semula Elaine merassa terkejut namun bisa mengerti dan menerima keponakannya dengan tangan terbuka.     

Namun saat melihat anak mungil masih tidur dengan pulas di ranjang mereka, Daniel mulai bertanya-tanya... apakah anak itu akan aman bila bersamanya?     

"Kurasa.. sebaiknya kita mengembalikannya. Aku tidak yakin dia akan aman jika bersamaku."     

"Bukankah kita selesai membicarakannya? Kupikir kau yang ingin melindunginya."     

"Bukan seperti itu.. tapi tetap saja.."     

"Apakah mungkin kau menerimanya dengan berat hati?" kini Elaine menatap suaminya dengan curiga.     

"Itu..." dan Daniel tidak bisa berdalih dari tatapan istrinya.     

"Mama.." terdengar suara yang sangat lembut dari arah ranjang mereka.     

Elaine segera menghampiri batita perempuan yang baru saja bangun.     

"Benar. Aku adalah mamamu. Mulai sekarang aku adalah mamamu. Catherine, dia adalah papamu. Ayo, coba panggil dia papa."     

Daniel agak kebingungan menghadapi serangan mendadak dari istrinya. Dia tidak pernah bertemu dengan Catherine sebelumnya. Dia bahkan tidak melihat kelahiran anak itu. Sekarang istrinya menyuruh anak itu memanggilnya papa?!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.