My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Raja Iblis



Raja Iblis

1Aiden kembali masuk ke dalam gudang tidak lama setelah racun disuntikkan kedalam Kitty. Baik Cathy maupun Kitty sama-sama menatapnya sebagai musuh dan memandangnya dengan tatapan dipenuhi dengan kebencian.     

Aiden sama sekali tidak memperdulikan keduanya. Dia melihat sebuah jarum suntik yang kini kosong dengan senyuman licik.     

"Oh, jadi kau memilih untuk membunuh sahabatmu?"     

Cathy merasa tertuduh dan menundukkan wajahnya sambil menggigit bibirnya. Tidak dengan Kitty, dia tidak bisa membiarkan sahabatnya hidup dengan perasaan bersalah.     

"Aku yang menyuntikkannya sendiri." ucap Kitty dengan lugas. "Tapi seharusnya kau sudah tahu karena kau memasang kamera di tempat ini."     

Cathy tertegun mendengar nada suara Kitty. Apakah sahabatnya ini memang adalah Kitty? Kenapa dia merasa Kitty yang biasanya lemah dan ceria tiba-tiba berubah berani seperti ini?     

"Sungguh membosankan. Kau sama sekali tidak bisa diajak bermain."     

"Aku tidak akan memaafkanmu jika kau melukainya."     

Apakah Cathy yang mengatakannya? Bukan. Bukan Cathy, tapi Kitty. Cathy sama sekali tidak menyangka Kitty sama sekali tidak merasa takut pada 'iblis' di depan mereka, malah justru menantang dan mengancamnya?!     

"Lucu sekali."     

Cathy menyadari orang gila ini menikmati situasi menyedihkan mereka.     

"Aku yakin dia juga berpikiran sama mengenaimu. Tapi kalian tahu?" Aiden mengucapkannya dengan nada mengerikan namun terdengar senang. "Kalian tidak bisa berbuat apa-apa. Pada akhirnya, aku yang akan menang."     

Yang paling membuat mereka merasa lebih terpuruk adalah sadar apa yang dikatakan Aiden memang benar. Kini Kitty sudah sekarat dan akan mati kurang dari dua puluh empat jam lagi. Tidak ada yang tahu bahwa Cathy telah ditangkap dan dikurung di suatu tempat, dan tidak akan ada yang menjamin kalau dia bisa keluar dari tempat ini dengan selamat.     

Apa yang bisa dilakukan dua gadis lemah seperti mereka di tempat orang berbahaya seperti ini?     

"Hm.. sepertinya raja merah sudah menyerah? Kenapa kau tidak beraksi seperti sebelumnya?"     

Kalimat Aiden membuat Cathy bingung dan tidak mengerti. Anehnya, dia merasa kalimat itu ditujukkan pada Kitty.     

"Apakah mungkin kau takut dia mengetahui identitasmu yang sebenarnya? Kau takut dia mati?" jelas sekali Aiden ingin memancing emosi seseorang. "Buktinya aku masih hidup kan? Meski aku sudah tahu siapa kau sebenarnya, aku masih hidup. Malahan kau yang akan mati sebentar lagi." tawa Aiden membahana dengan mengerikan memenuhi ruangan.     

"Kitty, apa yang dia bicarakan?"     

"..."     

Aiden mengeraskan tawanya saat Kitty tidak segera menjawab pertanyaannya.     

"Sebenarnya apa yang kau inginkan dariku? Kau sudah memberiku racun, sekarang lepaskan Cathy!"     

"Aku tidak bisa melakukannya. Seperti yang kubilang sebelumnya, kau hanya kebetulan terlibat. Yang kuinginkan sebenarnya adalah.." sambil memandang ke arah Cathy, "Dia.."     

Kitty dan Cathy saling memandang dengan bingung. Keduanya sama-sama bingung dan merasa identitas sahabatnya berbeda dari apa yang mereka yakini. Kitty merasa terheran-heran apakah Cathy bukanlah anak perempuan biasa seperti yang selama ini dia kenal? Sementara Cathy merasa aneh dengan sikap yang berbeda pada diri Kitty.     

Siapa itu raja merah? Dan apa hubungannya dengan si 'iblis' ini?     

"Karena aku sudah tidak marah lagi, bagaimana kalau kita kembali pada pokok utamanya?" ujar Aiden membuat kedua gadis berusia dua puluh enam tahun waspada. "Aku ingin kau bertemu dengan seseorang Catherine. Tergantung apakah aku akan mendapatkan jawaban yang kuinginkan, mungkin aku akan memberikan obat penawarnya untuk temanmu."     

"Jangan percaya padanya."     

"Bagaimana aku bisa mempercayaimu?"     

Baik Kitty dan Cathy mengucapkannya bersamaan membuat keduanya saling berpandangan secara otomatis.     

"Bukankah kalian manis sekali? Padahal kalian berasal dari dua keluarga yang sama sekali berbeda, tapi situasi kalian sangat mirip."     

Keduanya sama sekali tidak mengerti arti kalimat Aiden. Bagaimana bisa keadaan mereka dibilang mirip?     

Cathy adalah anak orang kaya yang berkuasa namun harus hidup sebagai anak biasa karena harus disembunyikan dari musuhnya. Sementara Kitty hanyalah anak dari keluarga biasa yang sama sekali tidak berhubungan dengan penguasa manapun.     

Atau apakah mungkin.. Kitty juga memiliki identitas tersembunyi sama seperti dirinya?     

"Terserah apakah kau mau percaya padaku atau tidak, tapi kau tidak punya pilihan lain. Dua jam lagi dia," menunjuk ke arah Kitty, "akan merasa mengantuk dan tidur. Setelah itu dia tidak akan terbangun lagi.. untuk selamanya." lanjut Aiden dengan senyuman licik.     

Cathy tidak pernah merasakan amarah seperti yang dirasakannya saat ini sebelumnya. Bahkan saat menghadapi para pembuli Kitty di masa sekolah dulu, Cathy selalu menyelesaikannya dengan pikiran jernih dan mengajak damai dengan siapapun yang memusuhinya sebagai pembela Kitty. Dia akan mencari jalan keluar agar Kitty tidak ditindas lagi tanpa menciptakan musuh atau keributan baru.     

Tapi sekarang, Cathy sama sekali tidak ingin berdamai dengan orang ini. Dia tidak bisa memaafkan orang ini. 'Iblis' dihadapannya bahkan tidak pantas diampuni.     

Sementara itu, Kitty yang berdiri persis disebelahnya merasa tercengang menyadari tatapan mengerikan dari sahabatnya. Dia tidak pernah melihat aura mengerikan yang terpancar dari sinar mata sahabatnya. Apakah gadis disebelahnya adalah Cathy yang selama ini dia kenal?     

"Percuma kau memandangku seperti itu." terdengar nada suara santai pada Aiden. "Jadi, apakah kau akan ikut atau tidak?"     

"Baiklah, aku akan menemuinya."     

"Cathy," panggil Kitty berusaha menahan kepergiannya.     

"Maafkan aku. Gara-gara aku, kau jadi terluka seperti ini. Aku janji aku tidak akan membiarkannya melukaimu lebih dari ini. Tunggu aku disini."     

"Aku sama sekali tidak takut. Aku lebih mengkhawatirkanmu."     

"Aku akan baik-baik saja." balas Cathy dengan senyuman meyakinkan.     

Pada akhirnya Cathy pergi meninggalkan ruangan tanpa tahu beberapa menit kemudian terjadi sesuatu yang tak terduga pada Kitty. Seharusnya sejak awal Cathy tidak mempercayai satupun perkataan Aiden. Tiap kalimat yang diucapkan Aiden tidak ada yang benar dan janji yang dilontarkan hanyalah ucapan kosong.     

Sayangnya, Cathy tidak mengetahuinya. Dia terlalu memfokuskan pada obat penawar sahabatnya dan keselamatan ketiga adiknya. Inilah satu-satunya kelemahan Cathy. Mudah mengambil keputusan dengan sembrono saat terlalu fokus pada orang-orang yang disayanginya. Dan Aiden memanfaatkan kelemahannya.     

Saat mengatakan dia telah memasang bom, itu sama sekali tidak benar. Untuk apa dia memasang bom yang memiliki resiko anak buahnya akan ketahuan karena penjagaan dan pengawalan Red Rosemary semakin ketat semenjak Benjamin mengetahui identitas Catherine yang sebenarnya.     

Sedangkan jarum suntik yang dimasukkan ke dalam darah Kitty, memang sebuah racun mematikan. Tubuh korban akan merasa pusing dan mengantuk sejam setelah racun bereaksi. Bukan dua jam seperti apa yang Aiden bilang sebelumnya. Kemudian, organ-organ dalam tubuhnya akan melemah secara perlahan dan kurang dari dua puluh empat jam, jantungnya akan berhenti berdetak.     

Aiden sama sekali tidak peduli dengan kedua nyawa gadis dengan identitas istimewa tersebut, tapi dia juga tidak ingin didatangi pembunuh yang ingin membalas dendam atas kematian sang 'Raja Merah.'     

Itu sebabnya dia menggunakan tangan Cathy untuk membunuh Kitty. Dengan begini, jika ada yang ingin balas dendam atas kematian 'Raja Merah', Catherine yang akan menjadi target utama mereka.     

Tapi, siapa yang menyangka kalau Kitty sendiri yang memasukkan racunnya. Yah, apapun itu Aiden sama sekali tidak peduli. Yang penting dia akan segera mendapatkan apa yang dia inginkan.     

Aiden berjalan sambil bersiul senang tidak peduli seorang gadis menatapnya dengan tatapan membunuh di belakangnya.     

Setelah beberapa menit berjalanan menuruni tangga di ruangan tertutup dan melewati beberapa sel, mereka tiba di depan sebuah pintu besi dengan gembok baja yang besar.     

Cathy merasa terheran-heran, siapa yang dikurung di dalam hingga membutuhkan kunci serta dua penjaga di depan pintu.     

Salah satu penjaga membuka gembok dan mendorong pintu ke dalam. Saat itulah Cathy melihat seorang pria tua beruban sedang duduk lemas disana.     

Cathy memandang orang tua itu dengan kasihan dan merasa jijik pada Aiden. Orang ini benar-benar iblis yang sudah tidak memiliki hati. Tega sekali dia mengurung seorang pria tua dengan rantai di kedua tangan dan kakinya. Bahkan dikurung di dalam ruangan tanpa jendela atau lubang ventilasi apapun. Orang tua ini akan mati kehabisan udara.     

Aiden menyuruh Cathy masuk ke dalam mengikuti langkahnya. Cathy menelan ludah sambil bertanya-tanya apa tujuan Aiden membawanya kemari.     

Hati Cathy bergetar ketakutan dan merasa tak berdaya begitu pintu dibelakangnya tertutup kembali. Dia merasa kali ini.. dia tidak akan selamat. Baik Vincent atau Kinsey tidak akan sempat menolongnya.     

Meski begitu dia harus kuat. Masih ada Kitty yang harus dia selamatkan. Walaupun dia tidak bisa keluar dari tempat ini hidup-hidup, Cathy ingin memastikan Kitty bisa selamat dari tempat ini.     

"Coba lihat siapa yang kubawa kemari?"     

Suara dingin Aiden yang mengintimasi memecahkan lamunan Cathy. Dia mengarahkan pandangannya kearah pria tua yang kini membuka kedua matanya dengan lemah.     

Satu detik berubah hingga sepuluh detik, akhirnya kedua mata pria tua itu melebar.     

"Kau!!" desis pria tua itu sambil mengepalkan kedua tangannya yang terantai.     

"Benar, aku berhasil membawa nona kedua kalian keluar."     

Cathy masih terpaku pada pria tua yang terlihat lemah dihadapannya yang kini memancarkan aura yang sangat kuat. Siapa pria tua ini sebenarnya?     

Cathy sama sekali tidak sadar Aiden telah bergerak ke belakangnya. Tiba-tiba saja, Cathy terkesiap merasakan tubuhnya didekap dengan kasar dan sebuah benda dingin menempel di lehernya. Sedetik kemudian, dia merasakan perih pada lehernya dan sadar... sebuah belati telah menggores lehernya.     

"Sudah saatnya kau memberitahuku siapa yang memegang kuncinya. Atau kau lebih memilih melihat aku membelah leher nona keduamu didepan matamu. Kau yang pilih."     

Setitik air mata menetes dari ujung mata Cathy tidak mempercayai ucapan mengerikan dari sang iblis. Orang ini baru saja menggunakan orang-orang tersayangnya untuk mengancamnya. Kini orang itu menggunakannya untuk mengancam pria tua tak berdaya?!     

Orang ini bukan iblis biasa. Tapi raja iblis!     

~~~~~♡♡♡~~~~~     

Halo semuanya, nah ada misteri baru kan? Siapa itu raja merah? Apa yang disembunyikan Kitty selama ini?     

Saya berencana lanjut ke volume 2, tapi ceritanya berpusat pada Katleen Morse. Sebelumnya kan ada cuplikan sedikit antara Kinsey dan Kitty. Di volume 2 nanti juga akan diceritakan awal mula pertemuan mereka. Tokoh utamanya adalah Kinsey Kitty.     

Sudah ada sih draft konsepnya, cuman alurnya belum sepenuhnya matang. Jadi saya masih bimbang antara mau lanjut atau tidak. Menurut kalian bagaimana?     

Tolong donk pendapat kalian gmn? Kalau kalian kurang suka, jg gpp. Jadi saya putuskan untk tdk lnjut dan mncoba karya lain dengan genre berbeda.     

Terima kasih semuanya atas support n semangatnya :face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.