My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Perasaan Terdalam



Perasaan Terdalam

3Sorenya, begitu tiba di Red Rosemary, Anna serta si kembar langsung berteriak histeris menyambut Cathy.     

"Kakak! Kenapa tidak bilang kalau mau pergi?"     

"Kakak kemana saja?"     

"Kenapa ponsel kakak tidak aktif?"     

Dan berbagai keluhan disampaikan karena Cathy sama sekali tidak memberi kabar kepergiannya. Biasanya Cathy selalu memberitahu ketiga adiknya, begitu juga sebaliknya. Cathy juga selalu tahu kemana adik-adiknya pergi.     

Karenanya tidak heran jika mereka akan panik kalau salah satu dari mereka menghilang mendadak tanpa kabar. Mereka tidak memiliki orangtua ataupun kakak laki untuk melindungi mereka. Karena itu mereka ada untuk menjaga satu sama lain.     

"Kakak, kemarin kakak menginap dimana?"     

Dan inilah pertanyaan yang ditakutkannya. Dia tidak ingin berbohong tapi juga tidak ingin adik-adiknya tahu kalau kemarin malam dia telah diculik.     

"Sudah saatnya memberitahu mereka." sahut Kinsey dari belakang Cathy.     

"Aku rasa itu bukan ide yang bagus." Cathy mulai khawatir. Dia tidak ingin ketiga adiknya mengetahui kalau dia telah diculik semalam.     

"Mereka berhak mengetahuinya Rinrin. Aku adalah kakak kandungmu, dan mereka adalah saudara sepupu kita. Mereka harus mengetahuinya. Cepat atau lambat mereka akan mengetahuinya."     

Mendengar ini Cathy bernapas lega. Rupanya, Kinsey ingin memberitahu ketiga adiknya mengenai latar belakang orangtuanya. Karena itu Cathy membiarkan Kinsey membeberkan apa yang menjadi rahasia mereka selama ini.     

Kinsey hanya menceritakan bahwa Kinsey dan Cathy adalah anak kembar dari keluarga Alvianc. Secara kebetulan Daniel beserta istrinya mengadopsi Cathy saat berusia tiga tahun. Daniel merupakan adik kandung ibu Cathy yang berarti Cathy adalah saudara sepupu dengan Anna serta si kembar.     

Mengenai organisasi LS, atau kematian Chloeny Paxton tidak diberitahukannya. Kinsey bahkan menyembunyikan kenyataan bahwa Daniel Paxton telah menghilang dari Cathy dan ketiga adiknya.     

Kinsey dan Benjamin bekerja sama agar Cathy tidak mengetahui bahwa Daniel Paxton telah menghilang. Yang Cathy ketahui saat ini Benjamin mengirim Daniel dirawat di luar negeri untuk memperoleh perawatan lebih maju.     

Hingga detik ini baik LS maupun Alpha dan Zero tidak bisa menemukan jejak Daniel. Benjamin serta Kinsey mulai merasa gelisah, apakah mungkin pembunuh Chloe sebenarnya telah menculik Daniel dan membunuhnya? Kali ini pembunuh itu menyembunyikan mayatnya dengan begitu teliti sehingga mereka tidak bisa menemukannya?     

Meski mereka mengkhawatirkan Daniel, mereka tetap fokus pada perlindungan Catherine. Mereka tidak akan pernah tahu apakah Daniel masih hidup atau tidak di luar sana, tapi mereka tidak akan membiarkan sesuatu apapun terjadi pada Catherine, anak perempuan Chloeny serta nona kedua dari Paxton.     

"Itu sebabnya aku merasa aku sedang melihat kak Cathy tiap kali aku bertemu dengan kak Kinsey." ungkap Anna setelah mendengarkan yang diceritakan Kinsey. "Rupanya kalian saudara kembar."     

Kinsey tersenyum. "Kalian juga boleh menganggapku kakak kalian. Lagipula kita semua adalah satu keluarga."     

"Rasanya menyenangkan sekali punya kakak laki-laki sungguhan." ujar Lina membuat ketiga saudarinya tertawa.     

"Kau benar. Aku juga merasa sangat senang sekali begitu tahu Kinsey adalah kakakku." lanjut Cathy. "Waktu itu aku merasa sangat bahagia. Aku tidak perlu iri lagi melihat teman-temanku yang memiliki kakak laki-laki."     

Kinsey memandang Cathy dengan tatapan tak percaya. Kemudian dia tersenyum lembut ke arah adiknya dan mengusap kepala adik kembarnya.     

"Kau tidak perlu khawatir. Aku akan selalu berada disisimu tiap kali kau membutuhkanku."     

Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuh bahkan sehelai rambutmu. Lanjutnya dalam pikirannya.     

Mungkin karena mereka adalah anak kembar, mereka bisa saling mengerti arti tatapan dan perasaan yang sedang dialami satu sama lain. Cathy mengerti keinginan kakaknya yang kuat untuk melindunginya. Karena itu dia tersenyum lembut sambil mengucapkan terima kasih melalui tatapan matanya.     

Malamnya Kinsey bergabung dengan mereka untuk makan malam bersama. Setelah itu, barulah Kinsey kembali pulang ke rumahnya.     

Setelah berjanji pada ketiga adiknya untuk tidak pergi tanpa kabar lagi, mereka berempat tidur di kamar mereka masing-masing.     

Cathy membuka album mini yang diterimanya dari Vincent dan melihat isinya. Dia tersenyum melihat semua foto terlihat begitu bagus dan indah di matanya. Semuanya akan terasa lebih sempurna lagi jika seandainya dia bisa melihat warna kembali.     

Cathy membalikkan halaman albumnya dan melihat Chloeny sedang bermainan ayunan dengan tawa lebar. Rambutnya terbang mengikuti arah angin yang berhembus menunjukkan leher yang halus serta sebuah kalung.     

Cathy mengangkat sebelah tangannya untuk memegang kalung liontin yang sudah melingkar di lehernya seumur hidupnya. Namun keningnya mengernyit saat merasakan sesuatu asing di lehernya. Kalung liontinnya memang masih ada, tapi ada sesuatu yang baru melingkar di lehernya.     

Cathy segera bangkit berdiri untuk melihat dirinya di cermin. Persis dugaannya ada sebuah kalung lain yang kini terpasang indah di lehernya.     

Mata Cathy memandang kalung itu kemudian berlari kembali ke ranjangnya untuk mengambil albumnya. Kemudian dia kembali menuju ke meja riasnya dan memandang pantulan dirinya di cermin dan foto di tangannya secara bergantian.     

Kalung yang dia pakai saat ini sama persis dengan yang ada di foto ibunya. Modelnya, level tingkat warnanya sama. Apakah mungkin.. ini adalah kalung ibunya? Apakah mungkin Vincent memakaikannya saat dia masih tidur?     

Cathy meraih kalung di lehernya dan mengusapnya dengan ibu jari. Matanya berkaca-kaca saat menyadari dia memiliki peninggalan ibunya yang lain.     

Cathy segera menghapus air matanya saat smartphone miliknya berbunyi. Bibirnya mengulas senyum dan hatinya diliputi rasa hangat saat melihat sebuah nama di layar hapenya.     

"Vincent.." panggil Cathy dengan tidak sabar. "Kapan kau memberikanku kalung ibuku?" terdengar tawa renyah di ujung sana.     

"Oh, kau sudah menyadarinya?"     

"Kau ini.. sampai kapan kau baru merasa puas membuatku terkejut dan bahagia?"     

"Kalau soal itu aku tidak akan pernah puas, Cath. Aku ingin selalu membuatmu bahagia."     

Perasaan Cathy begitu bahagia hanya mendengar suaranya dan tahu bahwa dia akan bersama dengan suaminya. Ditambah mendengar suaminya ingin selalu membuatnya bahagia, permintaan apa lagi yang dia inginkan? Dia juga.. ingin membuat suaminya bahagia.     

Mereka berdua mengobrol dan saling mengungkapkan rasa rindu yang sedetik kemudian voice call mereka berubah menjadi video call.     

Cathy bisa melihat, Vincent sedang sibuk bekerja dengan laptopnya namun masih menanggapinya dan mengajaknya mengobrol. Dia tahu dia harus menyudahi video call mereka agar Vincent bisa bekerja dengan bebas. Tapi sungguh sulit sekali memutuskan percakapan mereka.     

"Aku lupa bilang." nada pada suara Vincent berubah menjadi serius. "Aku memasang alat pelacak pada ponselmu Cath. Pastikan kau membawa ponselmu kemanapun kau pergi. Dan juga.. berbeda dengan hapemu yang sebelumnya, aku juga memasang aplikasi untuk mencegah penyusup meretas ponselmu. Karena itu, hapemu juga aman terlindungi."     

Mendengar penjelasan serius ala suaminya, Cathy tertawa kemudian berpura-pura cemberut.     

"Jadi kau bermaksud mengawasiku diam-diam ya? Sepertinya kau tidak bisa mempercayai istrimu sehingga menaruh alat pelacak pada hapeku? Aku merasa privasiku terganggu atau jangan-jangan kau takut aku akan berselingkuh?" goda Cathy dengan nada jahil.     

Vincent menanggapinya dengan tawa geli dan sinar matanya tidak kalah jahilnya dengan nada suara Cathy sebelumnya.     

"Aku yakin kau tidak akan berselingkuh Cath, karena aku sudah tinggal di hatimu dan aku tidak mau pergi dari sana."     

Kemudian keduanya saling tertawa bersama.     

"Kali ini aku serius Cath. Aku tidak ingin kau diculik untuk ketiga kalinya. Waktu itu kau beruntung bertemu denganku, kalau tidak.. aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padamu disana."     

"Hah? Kemarin kan yang pertama kali, aku tidak pernah diculik sebelumnya."     

"..." Vincent melupakan kenyataan bahwa Cathy telah melupakan kejadian penculikan Cathy yang pertama berkat Kinsey. "Karena itu jangan sampai ada yang berikutnya." lanjut Vincent dengan santai dan meyakinkan membuat Cathy tidak merasa curiga lagi. "Apa itu?"     

Vincent melihat sebuah buku terbuka di sebelah kepala Cathy yang tertangkap pada kamera smartphone istrinya. Sebenarnya Vincent tahu itu adalah album mini yang diberikannya pada Cathy untuk menyimpan foto-foto yang dipajang di ruang yang akan dilewati oleh Cathy di hari pernikahan mereka. Hanya saja dia sengaja pura-pura tidak tahu dan menanyakannya untuk mengalihkan topik pembicaraan mereka.     

"Aku sedang melihat-lihat foto yang kau siapkan untukku. Aku sama sekali tidak menyangka kau memiliki banyak foto kenangan ibuku. Aku sangat menyukainya."     

Senyuman Vincent melebar. "Aku senang kau menyukainya. Tapi kenapa aku merasa kau memikirkan hal lain?"     

Cathy mendesah dan bertanya-tanya apakah ekspresinya begitu mudah dibaca?     

"Aku.. aku hanya merasa kecewa untuk beberapa saat. Aku hanya berharap.. aku bisa melihat warna. Aku ingin melihat warna.. sesekali aku berpikiran seperti itu."     

"Kau bisa melihat warna."     

Tentu saja dia bisa melihat warna... di dalam mimpinya. Cathy tahu Vincent berusaha menghiburnya, tapi tetap saja.. dia merasa sedih karena tidak bisa melihat warna.     

"Aku tahu. Terima kasih." ungkap Cathy lembut.     

"Aku tidak sedang menghiburmu, Cath. Aku serius. Selama satu tahun belakangan aku juga memikirkanmu. Seperti yang kukatakan tadi, aku ingin membahagiakanmu. Jika salah satunya adalah membuatmu melihat warna lagi, aku ingin mengabulkannya. Karena itulah aku memikirkan cara agar kau bisa melihatnya lagi."     

Cathy merasa tersentuh mendengar penjelasan suaminya. Tidak hanya memikirkannya selama setahun perpisahan mereka, tapi pria itu juga mencari cara agar dia bisa melihat warna lagi. Dia merasa dicintai.. dia merasa dirinya adalah sebuah harta berharga yang dijaga dengan penuh cinta saat bersama dengan suaminya.     

Sungguh.. perbuatan baik apa yang sudah dia lakukan di masa lalunya sehingga bisa menikah dengan pria sempurna ini?     

"Apa kau menemukannya?" Cathy segera bangkit dan duduk di ranjang dengan ekspresi tegang dan serius. Jika memang ada cara agar dia bisa melihat warna lagi, dia akan melakukannya.     

Tadinya dia sudah menyerah dan menerima kenyataan bahwa dia tidak akan bisa melihat warna ataupun keindahan alam di dunia ini. Tadinya begitu. Tapi... setelah mengetahui identitas ibu kandungnya; jatuh cinta dan menikah dengan Vincent... Cathy ingin melihat warna lagi. Dia ingin menikmati keindahan dunia ini bersama dengan orang yang dicintainya.     

"Hanya sebuah teori Cath, aku tidak tahu apakah berhasil atau tidak. Tapi, kurasa tidak ada salah untuk mencobanya."     

"Aku akan mencobanya."     

"Kurasa alasan mengapa kau tidak bisa melihat warna bukan karena kelainan mentalmu.. tapi lebih tepatnya.. adalah perasaanmu yang terdalam."     

"Perasaanku yang terdalam? Aku tidak mengerti."     

Kemudian Cathy mendengarkan dengan seksama saat Vincent menjelaskan sesuatu panjang lebar. Kini dia mengerti dan mulai menerapkan teori yang dimaksud Vincent. Mereka baru akan mengetahui hasilnya saat Cathy berhadapan langsung dengan sumber masalahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.