My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

\'Kelemahan\' Cathy Diculik



\'Kelemahan\' Cathy Diculik

1Maaf kemarin ga bisa up, krn saya menginap 2 malam di rumah orang. Ada wifi sih, tpi pemilik rumah ga ksih passwordnya. Ini aja saya pnjam hotspot temen :grinning_face_with_sweat::grinning_face_with_sweat::grinning_face_with_sweat:.     

Sebagai gantinya besok lusa stlh saya kmbali ke rmh keluarga (sayangnya msh blm plg indo lo ya. Saya msih di luar negeri), saya akan up 2 bab ya. Besok lusa lo ya bkn besok :beaming_face_with_smiling_eyes::beaming_face_with_smiling_eyes::beaming_face_with_smiling_eyes:     

~~~~~♡♡♡~~~~~     

Terdengar musik mengalun dengan lembut disusul dengan suara indah nan seksi milik Katleen Morse. Direktur musiknya marah-marah karena Katleen tidak bisa menyanyi seperti biasa.     

Hari itu seharusnya Katleen melakukan rekaman untuk album barunya. Sayangnya Kitty tidak bisa fokus pada rekaman karena merasa khawatir terhadap sahabatnya.     

Beberapa jam yang lalu Anna menghubunginya dan menanyakan keberadaan Cathy. Sedetik kemudian Anna memberitahunya, mungkin Cathy edang pergi ke suatu tempat membuatnya heran. Cathy tidak pernah pergi tanpa memberitahu anggota keluarganya. Kenapa sekarang Cathy pergi dan membuat keluarganya khawatir?     

Setelah bertanya-tanya, akhirnya dia mendapatkan info bahwa Anna juga menghubungi Steve, Mercy dan teman-teman Cathy lainnya. Mendengar ini Kitty semakin gelisah dan tidak bisa fokus pada rekamannya.     

Sekembalinya dari konser tur berkeliling empat bulan lalu, Kitty ingin menghabiskan waktunya bersama keluarga dan para sahabatnya. Dia memutuskan untuk mengambil jadwal konser dalam kota saja sambil memikirkan lagu untuk album barunya. Dia sudah tidak ingin mengadakan konser tur di berbagai tempat di negeri ini. Selain merasa lelah dia juga merasa jauh dengan keluarganya.     

Karena itu setelah menghabiskan masa kontraknya yang dimilikinya, dia tidak membuat kontrak baru dan memutuskan hanya menerima kontrak konser dalam kota saja.     

Sayangnya disaat dia ingin bertemu dengan Cathy, sahabatnya malah seperti orang yang tidak memiliki semangat untuk hidup. Dia bahkan tidak pernah melihat Vincent lagi. Mendengar dari cerita ketiga adik Cathy, Vincent telah menghilang dan semenjak itu suasana hati Cathy semakin buruk.     

Kitty merasa curiga apakah mungkin pasangan tersebut telah bertengkar dan putus? Mereka bahkan baru menjalin hubungan, tapi hubungan mereka sudah retak?     

Setelah melakukan rekaman selama tiga jam, direktur musik memutuskan mengundurnya hingga minggu depan.     

Kitty segera menghubungi Anna untuk menanyakan kabar terbaru mengenai sahabatnya.     

Sementara itu Anna sedang belajar di sebuah gedung perpustakaan bersama Kinsey saat ponselnya bergetar.     

Anna tahu Kitty menghubunginya untuk menanyakan kakak sulungnya, kini dia merasa bingung bagaimana harus menjawabnya. Dia tidak ingin berbohong tapi juga tidak ingin membuat Kitty khawatir.     

Sadar Kitty akan lebih khawatir jika dia tidak mengangkat ponselnya, Anna tidak punya pilihan lain selain menjawabnya.     

"Halo kak Kitty." Anna mengucapkan dengan sangat pelan, nyaris seperti sedang berbisik. "Aku sekarang ada di perpustakaan... Aku yakin kak Cathy pasti pulang hari ini... Tentu saja kak Kitty yang pertama kali kuberitahu begitu kakak pulang... Iya." Anna menutup ponselnya dengan lega. Setidaknya dia tidak harus berbohong ataupun membuat Kitty khawatir.     

"Siapa? Sepertinya orang itu terdengar sangat mengkhawatirkan kakakmu?" tanya Kinsey dengan datar sambil mengecek hasil pekerjaan Anna.     

"Dia teman baik kakak, dia sudah seperti kakak kedua kami. Namanya Katleen Morse." mendengar nama ini tangan Kinsey yang sedang memberi coretan pada lembar jawaban Anna terhenti. "Kak Kinsey juga mengenalnya? Dia penyanyi jazz terkenal."     

"Aku tidak terlalu tertarik dengan selebritis. Yang ini salah." lanjutnya masih dengan nada serta ekspresi datar. Lalu pelajaran mereka berlanjut.     

Setelah mengantar Anna pulang, Kinsey mendatangi sebuah bangunan besar. Dia berdiri didepan pintu bangunan sambil menatap kosong ke arah pintu. Tangannya merogoh ke sakunya dan mengambil sebuah gantungan kunci berbentuk kotak dengan mic kecil di sampingnya. Terdapat tulisan Be di bagian atas disusul Frie di bawahnya.     

Kinsey menggelengkan kepalanya. Seharusnya dia sudah membuang benda itu semenjak dia memutuskan bergabung ke dalam LS. Anehnya, dia tidak pernah membuangnya dan selalu membawanya melekat dengan dirinya. Bahkan dia menganggapnya sebagai jimat saat menjalani misi berbahaya. Kinsey merasa dia bisa kembali pulang dengan selamat jika benda itu bersamanya.     

Karena merasa dia sudah menatap gedung dihadapannya cukup lama, Kinsey memutuskan untuk pulang. Lagipula dia yakin orang itu pasti telah melupakannya. Namun saat dia melangkah untuk pergi, matanya melihat seorang gadis muda keluar dari bangunan.     

Dia memang tidak tahu seperti apa wajahnya saat dewasa. Tapi dia mengingat betul nama anak itu dan kebetulan sekali dia bisa melihat ribuan foto saat membrowsing nama gadis itu. Karena itulah sekali lihat dia langsung mengenalinya.     

Gadis itu berjalan berlawanan dari tempatnya berdiri dan seketika Kinsey langsung bergerak menghampiri gadis itu.     

"Nona! Aku yakin ini adalah barang milikmu." sahut Kinsey sambil menyerahkan gantungan kunci tersebut pada gadis itu.     

Tanpa ragu gadis itu menerimanya dengan senang hati dan berterima kasih padanya. Senyumannya terlihat sangat manis dimata Kinsey. Sayangnya gadis itu terburu-buru dan segera beranjak meninggalkannya sebelum akhirnya memasuki sebuah mobil di belokan.     

Kinsey menatap kepergian punggung gadis itu dengan tatapan datar. Benar, sudah saatnya melepas kenangan manis masa lalu. Dia tidak ingin terikat dengan anak perempuan yang pernah menjadi cinta pertamanya di masa kanak-kanak dulu. Dia ingin memusatkan perhatian sepenuhnya melindungi adik perempuannya.     

Sementara itu gadis yang baru saja memasuki mobil sahabatnya menyadari sesuatu. Dia memang sangat mengenal gantungan ini karena dia memasang gantungannya pada kunci rumahnya. Karenanya dia menerimanya dengan senang hati mengira kunci rumahnya terjatuh dari tasnya.     

Namun saat menyadari tidak ada satupun kunci yang tergantung di gantungan seperti yang diharapkannya; gadis tersebut mulai panik. Dimana kunci rumahnya menghilang?     

Gadis itu segera membuka tasnya kemudian bernapas lega saat melihat kunci rumahnya masih tersimpan aman di tasnya. Kemudian dia bertanya-tanya, lalu gantungan siapa ini?     

Matanya menangkap sesuatu yang berbeda dari gantungan itu membuat jantungnya seketika terhenti.     

"BERHENTI!" serunya membuat sahabatnya terkejut dan menginjak rem dengan mendadak.     

Gadis itu segera keluar dari mobil dan berlari ke tempat pemuda memberikan gantungan kunci itu padanya. Jika seandainya dia ingat nama orang itu, dia bisa memanggilnya berulang kali. Sayangnya, dia tidak mengingatnya dan dia juga tidak begitu memperhatikan wajah orang tadi. Yang dia ingat adalah orang tadi memakai jas hitam sepanjang lutut.     

Pandangannya mencari orang berjas hitam dan dia mencegat siapapun yang memakai jas hitam. Sayangnya semua orang yang ia cegat bukanlah yang dia cari. Dia sering mengucapkan maaf karena telah memanggil orang yang salah pada tiap-tiap pria yang ia cegat.     

Pada akhirnya gadis itu menyerah setelah yakin pria tadi telah pergi. Gadis itu mengambil gantungan kunci didalam tasnya kemudian menyatukannya pada pasangannya. Barulah dia bisa melihat tulisan 'Best Friends' di sana.     

Mengapa orang itu memberikan satu-satunya tanda 'kenangan' mereka? Apakah orang itu tidak berniat menemuinya kembali?     

"Katleen, ada apa?"     

Katleen segera menoleh ke arah pemanggil merasa menyesal karena telah meminta sahabatnya untuk menghentikan mobil secara mendadak.     

"Tidak ada apa-apa. Maaf karena memintamu berhenti mendadak. Kuharap aku tidak membuatmu dalam masalah."     

"Sama sekali tidak. Aku hanya terkejut saja. Kau baik-baik saja? Ada apa dengan gantungan kuncinya?"     

Sekali lagi Katleen memandang gantungan kunci tersebut sebelum menyimpannya kembali ke dalam tasnya.     

"Tidak ada apa-apa. Ayo kita kembali."     

"Kau yakin kau baik-baik saja?"     

"Aku baik-baik saja, Aiden. Bukankah kau ingin pergi ke museum? Ayo berangkat sebelum museumnya tutup."     

Pada akhirnya Aiden menyerah dan tersenyum padanya. Keduanya berjalan santai kembali ke mobil dan menuju ke museum zaman kuno.     

Sebenarnya Katleen bukanlah penyuka sejarah, dia lebih suka pergi menonton teater atau konser. Tapi Aiden membuat taruhan padanya, jika agensinya memberinya libur satu minggu, Kitty harus menemaninya kemanapun Aiden ingin pergi.     

Dan secara kebetulan hari ini gara-gara proses rekaman tidak berjalan lancar, agensinya memberinya libur satu minggu. Mereka menganggap kondisi tubuhnya sedang tidak fit dan memberinya cuti.     

Kitty bertanya-tanya apakah Aiden, sahabatnya adalah seorang cenayang?     

Dia juga mulai bertanya-tanya bagaimana dia bisa dekat dengan Aiden, padahal sebelumnya dia paling tidak bisa berdekatan dengan pria kalau tidak benar-benar kenal.     

Katleen ingat pertama kali dia berkenalan dengan Aiden adalah melalui media sosial. Hubungan mereka semakin dekat dalam dunia maya. Tanpa terasa mereka sudah sering berkomunikasi selama lebih dari dua tahun. Bahkan Aiden sudah pernah melihat fotonya karena ribuan fotonya sudah tersebar di website manapun. Tapi Kitty tidak pernah melihat foto Aiden sebelumnya.     

Informasi yang dia tahu mengenai pria itu adalah usianya cukup terpaut jauh dengannya tapi dia merasa nyaman saat mengobrol dengannya. Dia merasa seperti memiliki seorang kakak tiap kali mengobrol dengan pria itu.     

Hingga empat bulan yang lalu saat Kitty merasa sangat penasaran dan meminta foto Aiden, pria itu malah mengajaknya bertemu langsung. Pria itu ingin Kitty melihatnya secara langsung dan bukan dari foto.     

Semula Kitty merasa ragu namun akhirnya mengiyakan dengan catatan Kitty akan membawa managernya bersamanya menemui Aiden.     

Di luar dugaannya, Aiden sama sekali tidak tampak seperti pria di akhir tiga puluhan. Mungkin agak menyeramkan saat melihat tubuh besar serta beberapa otot yang terlihat kuat di kedua lengannya. Namun wajahnya yang tampan serta senyuman lebar yang ramah membuatnya berpikir Aiden pasti bukanlah orang jahat. Dan kini mereka semakin dekat selama empat bulan terakhir. Pria itu sering mendatangi acara konsernya, mengajaknya makan bersama ataupun membiarkannya mencurahkan isi hatinya.     

Aiden sangat baik dan pengertian terhadapnya. Mungkin jika dia adalah gadis biasa seperti pada umumnya, dia akan jatuh cinta pada Aiden dan akan berharap pria itu juga memiliki perasaan yang sama dengannya.     

Namun dia bukan gadis biasa. Dia adalah gadis aneh yang bertemu dengan cinta pertamanya saat dia berusia tujuh tahun. Dia menunggu selama hampir sepuluh tahun untuk menepati janji mereka. Mereka berjanji bertemu di sebuah sekolah SMA.     

Namun pria itu tidak muncul. Kitty malah bertemu dengan seorang gadis yang memiliki warna rambut merah seperti 'cinta pertamanya'.     

Semenjak itu dia bersahabat dengan Catherine dan berusaha melupakan anak berambut merah.     

Dia berhasil melupakannya, dia bahkan sudah tidak terlalu ingat lagi arti gantungan kuncinya. Tiba-tiba saja 'cinta pertama'nya muncul... mengembalikan tanda 'janji' mereka.     

Di dalam museum Aiden tidak berhenti menunjukkan kekagumannya pada apapun yang ditampilkan di museum, sementara Kitty sudah mulai bosan. Untuk mengurangi kebosanannya, dia mengambil gantungan kunci yang tadi diberikan oleh 'cinta pertama' masa kecilnya.     

Mengapa tiba-tiba orang itu muncul? Mengapa orang itu memberikan gantungan kunci miliknya? Mengapa orang itu tidak langsung memberitahunya? Apakah orang itu tidak ingin menemuinya? Apakah orang itu ingin melupakannya dan membuang kenangan mereka? Kalau begitu, orang itu bisa saja langsung membuang 'tanda' kenangan mereka. Bukannya malah muncul membuatnya teringat kembali akan masa kecilnya, kemudian menghilang begitu saja.     

Kitty merasa kesal kenapa tadi dia tidak memperhatikan wajah orang itu. Jika seandainya dia bisa mengingat wajah orang itu, dia bisa mengenalinya saat mereka bertemu lagi.     

Hari itu Kitty tidak banyak bicara karena perasaan jengkelnya. Dia bahkan melupakan kekhawatirannya akan menghilangnya Cathy. Bahkan saat keduanya dalam perjalanan pulang, Kitty masih memikirkan hal ini.     

"Katleen, museumnya benar-benar membosankan ya? Hari ini kau sangat pendiam." terdengar nada menyesal pada suara Aiden saat menanyakannya.     

"Ah, tidak kok. Aku hanya memikirkan pekerjaanku. Tidak biasanya aku melakukan kesalahan saat rekaman." jawabnya sambil menguap lebar.     

"Kau mengantuk?"     

"Sepertinya begitu." jawabnya lagi sambil menguap untuk kedua kalinya. "Kau keberatan kalau aku tidur sebentar?"     

"Tentu saja tidak. Tidurlah, nanti akan kubangunkan begitu sampai."     

Sedetik kemudian Kitty tertidur dengan pulas. Aiden tersenyum lebar mengetahuinya dan melajukan mobilnya sama sekali bukan ke arah rumah Katleen Morse.     

Saat tiba di tempat tujuan, Aiden memakirkan mobilnya dan keluar dari mobilnya. Kemudian dia membuka pintu penumpang dan menatap Kitty.     

"Aku cukup menikmati obrolan kita selama dua tahun ini. Tapi sayangnya, aku harus menggunakanmu. Jangan salahkan aku karena kau adalah kelemahan Catherine yang tidak diketahui oleh Alpha dan Zero." ungkapnya dengan nada dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.