My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Penyelamat Vincent



Penyelamat Vincent

0Selama mendengarkan cerita Vincent, Cathy meneteskan air mata seolah dia tidak pernah kehabisan air matanya. Dengan sabar Vincent sering menghapus air matanya sambil meyakinkan Cathy, bahwa itu semua sudah berlalu. Meski Vincent gagal menyelamatkan Chloe, setidaknya Vincent bisa bertahan hidup.     

"Lalu.. bagaimana dengan peluru itu? Mereka bilang, ada peluru di dadamu." ucap Cathy sambil menyentuh dada kiri Vincent dengan tangan kirinya.     

"Aku juga tidak tahu. Dugaanku, mereka ingin memastikan aku mati, karena itu mereka menembakku sebelum membuangku."     

"Mereka benar-benar kejam. Untung saja kau ditemukan tepat waktu, kalau tidak.. aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa bertemu denganmu lagi."     

"Sebenarnya aku tidak ditemukan secara kebetulan." Vincent melanjutkan kalimatnya dengan tersenyum tipis.     

"Apa maksudnya?"     

"Sekarang coba kau bayangkan. Seseorang membunuh Chloe dan berencana juga membunuh Benjie. Sayangnya mereka menyerang target yang salah. Karena itu mereka ingin menghilangkan jejakku setelah memastikan aku mati. Mereka sangat berhati-hati saat membuangku agar tidak ada yang menemukanku. Kemudian seseorang menemukanku tubuhku secara kebetulan, apakah itu masuk akal?"     

"..." Cathy masih memproses penjelasan Vincent dengan serius.     

"Dan lagi, pisau sudah menancap di perutku selama beberapa menit, kepalaku pecah karena dipukul dan peluru menembus dadaku. Seharusnya aku sudah mati dan tidak bisa diselamatkan."     

Jika memang benar para penyerang membuang tubuh Vincent ke jalanan sepi dan tersembunyi, maka sangat mustahil ada orang yang bisa menemukannya. Kalaupun ada yang kebetulan menemukannya, Vincent tidak mungkin bisa bertahan hidup selama perjalanan menuju ke rumah sakit.     

Menyadari hal ini, Cathy mematung pada tempatnya dan tidak sanggup berbicara. Cathy lebih memilih diam dan membiarkan Vincent meneruskan penjelasannya. Sayangnya, Vincent tidak berkata lagi dan hanya memandangnya. Vincent menatapnya seakan menyelidiki isi pikirannya. Karena itu Cathy memutuskan untuk bersuara.     

"Jadi... kau bermaksud mengatakan padaku, semua penyerangan ini, dan juga penyelamatan ini sudah direncanakan?"     

"Antara iya dan tidak. Seseorang mengawasiku selama bertahun-tahun tanpa menampakan diri. Itu berarti dia tahu aku bertengkar dengan Chloe, masuk perangkap ke jebakan pembunuh, dan... dia bisa saja menyelematkanku sebelum aku tertembak. Dia mungkin tidak merencanakan pembunuhan Chloe, tapi dia jelas berniat membiarkanku mati."     

"Tapi dia memutuskan menyelamatkanmu?"     

"Benar. Dia berubah pikiran. Pada akhirnya dia memutuskan untuk menyelamatkanku setelah mereka membuangku."     

"Bagaimana caranya? Kau bilang kondisimu sudah tidak memungkinkan untuk bertahan hidup. Lalu, bagaimana caranya dia menyelamatkanmu?"     

"Dia menyuntikkan sebuah formula kedalam tubuhku. Membekukan darahku agar berhenti keluar dan menjaga kestabilan detak jantungku serta suhu tubuhku. Hanya bisa bertahan selama beberapa jam, tapi itu cukup membuatku bertahan hingga tiba di rumah sakit. Orang ini... setelah membunuh pengirim video ke ponsel Benjie, dia menghilang."     

"Apa kau tahu siapa dia?"     

"Waktu itu aku tidak tahu dan karena aku amnesia, aku tidak lagi mengingatnya. Baru akhir-akhir ini aku mengenalinya sebagai Zero."     

Zero? Salah satu orang yang setia melindungi Chloe dari balik layar? Di surat Chloe, Zero akan menemuinya.. tapi ada kemungkinan Zero yang menemuinya berbeda orang dengan Zero yang dikenal Chloe. Apakah Zero yang menyelamatkan Vincent adalah Zero yang sama dengan orang yang melindungi Chloe?     

Apakah mungkin Chloeny... ibunya menitipkan kunci pengaktifan pada Zero? Itu sebabnya dia harus menunggu Zero menemuinya untuk memberikan kuncinya?     

Kepala Cathy terasa pusing karena terlalu banyak kejadian dan informasi yang diterimanya kurang dari dua puluh empat jam. Dia menyenderkan kepalanya kembali ke pundak Vincent dan merileksakan tubuhnya. Dia merasa nyaman dan lega saat merasakan kepalanya diusap lembut oleh tangan besar Vincent.     

"Jadi selama setahun ini kau bersama Zero?" tebak Cathy sambil memainkan jemari tangan Vincent yang lain.     

"Lebih tepatnya aku menjalankan misi bersama anak buahnya. Aku belum pernah bertemu dengan Zero secara langsung. Saat aku memutuskan keluar dari pelatihan Lest, salah satu tangan kanan Zero mengajakku bergabung. Aku dengar Zero sudah berganti generasi, jadi aku tidak akan pernah sempat mengucapkan terima kasih padanya karena sudah menyelamatkanku."     

"Kupikir dia berniat membiarkanmu mati? Kau masih ingin berterima kasih padanya?" nada Cathy terdengar sarkas tidak suka bila Vincent merasa berhutang budi pada orang yang nyaris tidak mau menolongnya.     

"Pada akhirnya dia menyelamatkanku Cath, aku berhutang nyawa padanya."     

"Jika kau bilang begitu, terserah kau saja."     

Yang sebenarnya adalah Zero memang mengawasi Vincent diam-diam atas permintaan Chloe. Tapi Zero sama sekali tidak ingin menyelamatkan Vincent karena bertengkar dan mengatakan serentetan kalimat menyakitkan terhadap Chloe.     

Sementara Lest langsung melacak ponsel Benjamin yang dipegang Vincent begitu tahu ponsel Vincent tertukar oleh Benjamin. Untungnya dia datang tepat waktu dan melihat Vincent telah dibuang ke sungai. Begitu tidak ada siapa-siapa, Lest segera bergerak mengangkat tubuh Vincent keluar dari air.     

Detak jantung Vincent kala itu sangat lemah dan nyawanya sudah di dekat pintu kematian. Zero meyakinkan Lest bahwa Vincent pasti akan mati dalam perjalanan, namun Lest tidak menyerah. Lest tahu Zero memiliki formula terakhir yang bisa menyelamatkan Vincent. Karena itu Lest berusaha membuat Zero untuk memberikan formula itu padanya. Pada akhirnya Zero memberikan formula itu mengingat dia telah berjanji pada Chloe untuk tetap melindungi Vincent meski anak itu akan mengkhianatinya suatu saat nanti.     

Karena itu, meski Lest yang mengangkat tubuh dan menolongnya, Vincent lebih merasa berhutang pada Zero yang telah memberikan formula ajaib padanya.     

Alasan mengapa Vincent tidak memberitahu Cathy yang sebenarnya karena dia tidak ingin Cathy berprasangka buruk pada Zero. Orang yang menempati posisi Zero telah berubah dan dia memiliki kecurigaan dia tahu siapa identitas Zero yang sekarang. Dia tidak ingin Cathy membenci sosok seseorang yang tidak pantas untuk dibenci.     

Sebaliknya, dia tidak ingin Cathy malah merasa senang atau menghormati Lest karena bersusah payah menyelamatkannya. Dia tidak ingin Cathy mempercayai Lest sepenuhnya karena dia tahu betul seperti apa sifat dan karakter pria tua itu. Biar Vincent sendiri yang memiliki hutang budi pada Lest, lagipula orang itu juga berhutang karena membawanya masuk ke dunia gelap LS.     

"Apa saja yang kau lakukan bersama anak buah Zero? Mengapa kau tidak pernah menghubungiku? Atau setidaknya kau bisa meninggalkan jejakmu untuk memberitahuku tentang kabarmu. Kau sama sekali tidak memberi kabar membuatku berpikir kau telah menghilang dari dunia ini."     

"Kau mungkin pernah dengar mengenai Alpha dan Zero yang sangat menyayangi Chloeny, dan mungkin sekarang mereka sangat menyayangimu. Keduanya sangat setia dan rela mengorbankan nyawa mereka untuk melindungi kalian. Tapi, tidak semua anak buah mereka berpikiran sama."     

"Maksudnya...?"     

"Sebagian besar dari mereka hanyalah ingin mendapatkan bayaran yang besar. Mereka tidak setia dan penuh dengan kesombongan. Karena itu Alpha dan Zero tidak pernah menunjukkan wajah nona pertama ataupun nona kedua pada anak buah mereka. Hanya Alpha, Zero dan tangan kanan mereka yang mengetahui wajahmu." jelas Vincent.     

"Aku tidak bisa menghubungimu karena... aku sedang dimusuhi oleh mereka semua. Bisa dibilang mereka iri karena aku mendapatkan perlakuan spesial dari Zero... lebih tepatnya sekarang aku adalah salah satu orang kepercayaannya. Jadi mereka ingin menemukan celah untuk menyerangku."     

"Jadi, orang yang memancingku keluar dari rumah adalah salah satu anak buah Zero?"     

"Benar. Tapi yang menculikmu bukan mereka."     

"Itu berarti aku dipancing keluar untuk masuk ke dalam mulut buaya tapi malah masuk ke gua singa?"     

"Tepat sekali."     

"Kalau begitu siapa yang berhasil menculikku?"     

"..." Vincent hanya tersenyum masam tanpa menjawab pertanyaannya.     

Dugaan Cathy yang menculiknya adalah tidak lain Martin Paxton yang sangat menginginkan kunci Stealth.     

Cathy menegakkan tubuhnya dan mendecak beberapa kali. Di dunia ini, sudah ada berapa pihak yang ingin menculiknya? Sepertinya dia memang sudah tidak bisa hidup dengan tenang lagi seperti dulu.     

Belum lagi dia tidak tahu harus bagaimana membujuk Kinsey mengenai hubungannya bersama Vincent.     

'Aku juga tidak tahu bagaimana bisa membujuk keluarga Regnz agar menyukaiku.' pikir Cathy dengan sedih.     

"Kau lebih mengkhawatirkan hubungan kita daripada para penculikmu?" entah harus terkejut atau tertawa geli saat Vincent mendengar kalimat terakhir Cathy.     

Cathy sendiri mengerjap tidak mengerti, namun wajahnya seketika merona merah saat sadar tadi dia telah mengutarakan isi hatinya.     

"Apa.. itu salah?" Cathy bertanya dengan malu-malu seperti anak kecil yang kepergok melakukan kesalahan.     

Vincent mencubit hidung Cathy dengan gemas sambil tersenyum lebar, "Kau menggemaskan sekali. Kurasa aku punya cara ampuh untuk memaksa mereka merestui hubungan kita."     

Mata Cathy berbinar-binar penuh harap mendengarnya.     

"Benarkah? Apa itu?"     

Vincent tertawa geli melihat Cathynya kembali bersemangat. Tampaknya masalah serius seperti penculikan kemarin malam, atau ancaman bahaya yang akan datang kedepannya nanti sama sekali tidak penting bila dibandingkan hubungan mereka.     

"Aku akan memberitahumu nanti. Sekarang aku akan bekerja dulu, kemudian kita membicarakannya lebih lanjut. Bagaimana?" saran Vincent ditanggapi dengan wajah cemberut yang sangat menggemaskan dari Cathy.     

Vincent tersenyum sambil bangkit berdiri untuk mengambil laptopnya. Kemudian dia kembali duduk, membuka laptop dan mulai bekerja. Sebelum serius dalam pekerjaannya, Vincent menarik lengan Cathy untuk duduk di sebelahnya. Setelah beberapa elusan memanjakan pada kepalanya, Cathy berbaring di sofa dengan kepala diatas pangkuan Vincent.     

Vincent mengetik dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menggenggam sebelah tangan Cathy sambil mengelus punggung tangan Cathy dengan ibu jarinya.     

Rupanya Cathy mulai merasa bosan jika harus berbaring sambil menunggu Vincent. Karena itu dia bangkit berdiri mencoba mencari sesuatu untuk dilakukannya. Dia menemukan sebuah buku dan membacanya disebelah Vincent.     

Di tengah-tengah aktivitasnya, Cathy merasa ada sesuatu penting yang ia lupakan. Hanya saja dia sama sekali tidak bisa mengingat hal penting apa yang dilupakannya.     

Cathy mencoba terus membaca sambil mengingat-ingat, dia merasa dia bisa mengingatnya jika terus membaca. Bacaan, tulisan...Apakah sesuatu penting itu berhubungan dengan tulisan? Tulisan apa?     

Cathy belum sempat menemukan jawabannya saat sebuah suara keras terdengar dari perutnya. Wajah Cathy merona merasa malu sambil memegangi perutnya.     

Vincent menoleh ke arahnya dengan lembut dan merasa bersalah. Tanpa terasa mereka sudah menghabiskan hampir tujuh jam disana dan kini perut Cathy terasa lapar minta diisi makanan.     

Setelah mematikan laptopnya, Vincent menyiapkan makan siang mereka. Ada beberapa sayur dan ham di kulkas. Vincent hanya membuat sup ham sederhana yang bisa disajikan dengan cepat.     

Hari itu, keduanya menikmati makan siang mereka dengan mengobrol santai.     

Entah kenapa menghabiskan waktu berdua di rumah kecil, menemani Vincent yang bekerja dengan laptopnya, membuat Cathy merasa sedang menjalani kehidupan suami istri pada umumnya.     

Suami istri? Cathy segera mengenyahkan pemikirannya. Mereka baru saja bertemu setelah berpisah selama setahun, bagaimana mungkin dia berpikir dirinya sebagai seorang istri?     

Cathy memutuskan tidak berpikir apa-apa dan menikmati makan siangnya dengan sikap biasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.