My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Ada Yang Berbeda Dari Vincent



Ada Yang Berbeda Dari Vincent

1Dulu Cathy sering diajak menonton film aksi oleh Steve. Meski dia lebih suka film bergenre romance atau komedi, dia tidak pernah menolak ajakan saudara sepupunya. Ada sesuatu yang membuatnya tertarik saat melihat adegan kejar-kejaran atau saling menembak. Suasana tegang, berharap, berteriak ketika dikagetkan oleh sebuah adegan membuat adrenalinnya terpacu.     

Singkat cerita Cathy menjadi kecanduan untuk menonton film aksi. Selama adegan yang ditunjukkan tidak terlalu sadis atau memunculkan darah, Cathy tidak keberatan melihatnya. Malahan terkadang dia tertarik melihat film menegangkan dimana binatang yang menjadi tokoh utama. Ikan hiu, anakonda atau buaya yang sering memakan manusia juga merupakan film kesukaannya.     

Seringkali Cathy terlalu larut dalam tontonannya membuat dirinya serasa menjadi peran utama dalam film aksi itu. Dia bisa ikut merasa tegang, takut disaat bersamaan bersemangat untuk mengalahkan tokoh antagonis dari film tersebut.     

Cathy tidak keberatan menonton film yang dipenuhi dengan aksi menegangkan, tapi dia tidak ingin menjalaninya di dunia nyata. Kenyataannya adalah kini dia diculik oleh orang misterius, kemudian dikejar dengan tiga mobil besar, lalu berlanjut dengan terjun bebas menuju ke lautan.     

Cathy tidak bisa berpikir dan proses pemikirannya berjalan dengan sangat lambat. Tubuhnya serta otaknya seketika membeku saat air dingin menerpa membungkus tubuhnya. Dia menahan napas dan tidak tahu bisa bertahan berapa lama. Secara refleks dia membuka matanya dan langsung berusaha berenang ke permukaan.     

Namun kakinya ditahan oleh sesuatu membuatnya semakin panik. Matanya juga terasa perih karena terbuka di dalam air dalam waktu yang lama. Cathy tidak terbiasa melihat dalam air tanpa menggunakan kacamata renang, karena itu dia merasa perih jika membuka matanya dalam air.     

Sayangnya Cathy tidak bisa lagi menahan napasnya dan tak sengaja mulutnya terbuka membuat air masuk ke dalam mulutnya membuatnya tersedak. Cathy semakin panik dan semakin sulit untuk bernapas. Dia berusaha berenang menuju ke permukaan namun seseorang menahan tubuhnya. Tidak peduli siapa yang menahan tubuhnya, Cathy terus meronta hingga ada sesuatu yang menerobos paksa ke dalam mulutnya.     

Sedetik kemudian dia merasakan sebuah udara masuk kedalam mulutnya membuatnya bisa mengambil napas kembali untuk beberapa detik. Rupanya Vincent telah memasukkan sebuah alat regulator ke dalam mulut Cathy. Setelah merasa bisa bernapas kembali dengan normal, Cathy berhenti meronta dan detak jantungnya kembali normal. Dia membiarkan Vincent menuntunnya menuju ke sebuah benda raksasa.     

Cathy melihat sesuatu yang sangat besar dengan dua buah senter terpasang di bawahnya. Dia tidak tahu benda apa atau fungsinya dan memejamkan matanya kembali. Cathy merasakan Vincent merangkul pinggangnya dengan sebelah tangannya. Saat dia merasakan sebuah tarikan pada tubuhnya, kedua tangan Cathy mencengkeram baju Vincent takut dia akan berpisah dengan pria itu.     

Beberapa menit kemudian dia mengintip sebentar karena merasa penasaran. Tangan kiri Vincent merangkul pinggangnya sementara tangan lain memegang sebuah pegangan pada benda besar yang tadi dilihatnya. Benda itulah yang bergerak dan menyelam agak kedalam dan melaju ke suatu tempat. Cathy merasa seperti sedang menaiki sebuah kapal selam, hanya saja dia tidak berada di dalam kapalnya.     

Cathy tidak tahu berapa lama mereka menyelam saat dia merasa kesadarannya mulai menghilang. Cathy berusaha agar dia tidak tertidur dan memastikan kedua tangannya tetap memegang kain baju Vincent. Hatinya merasa aman dan terlindungi saat merasakan lengan Vincent yang melingkar pinggangnya mengerat. Sepertinya Vincent bisa merasakan kegelisahannya dan memberinya keyakinan bahwa dia aman sekarang.     

Tidak lama kemudian, Cathy merasakan tubuhnya ditarik ke atas membuatnya bertanya-tanya apakah kini mereka menuju ke permukaan?     

Begitu kepalanya merasakan udara, Cathy segera membuka matanya dan melepas regulatornya. Tubuhnya menggigil karena kedinginan dan tidak bisa melihat dengan jelas. Namun dia bisa melihat sebuah kapal mendekati mereka.     

Vincent mengangkat tubuh Cathy naik ke kapal yang disambut beberapa orang. Kemudian Vincent ikut naik ke kapal menyusul Cathy.     

"Kenapa dia ada disini?" tanya salah seorang disana.     

"Perubahan rencana, aku terpaksa membatalkan misiku untuk mengeluarkannya dari sana." jawab Vincent sambil mengambil beberapa handuk untuk menyelimuti Cathy. "Kita akan ke tempatku malam ini, dan juga hubungi Soph untuk menyiapkan air panas." perintah Vincent pada orang lain     

"Jadi kau tidak mendapatkan datanya? Apa kau bercanda? Kau lebih mementingkan wanita daripada misi?!" tanya orang pertama.     

"Tutup mulutmu dan jalankan kapal ini!"     

Untuk pertama kalinya Cathy mendengar nada perintah menyeramkan dari Vincent. Cathy bertanya-tanya, apakah orang ini benar adalah Vincent yang dia kenal? Mengapa dia merasa Vincent dihadapannya bukanlah Vincentnya?     

Meski Cathy ingin bertanya dan berbicara pada Vincent, Cathy tidak bisa melakukannya. Tubuhnya menggigil, otaknya tidak bisa berpikir dan dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya sesuai keinginannya. Yang bisa dia lakukan membiarkan Vincent memosisikan tubuhnya bersandar pada tubuh pria itu dan mendekapnya dengan erat.     

Selama perjalanan, Cathy mendengar suara perdebatan antara Vincent dengan beberapa orang disana. Cathy menduga hubungan Vincent dengan orang-orang di kapal ini tidak begitu baik. Sesekali Vincent mengucapkan sesuatu dengan nada tegas dan penuh wibawa membuat semua orang disana terdiam tak bisa membantah. Di lain waktu Vincent mengucapkannya dengan nada mengancam dan mengerikan.     

Cathy sama sekali tidak bisa menangkap apa saja yang mereka bicarakan ataupun mengingatnya karena secara keseluruhan otot saraf di tiap tubuhnya tidak bisa bekerja dengan normal.     

Sementara itu Vincent yang sedang berusaha mengurangi rasa dingin pada tubuh mungil didalam dekapannya merasa jengkel karena omelan para anggotanya.     

Seharusnya dia sudah mengambil informasi penting di markas Martin Paxton. Data itu berupa surat-surat penggelapan dana serta jasa kontrak dengan perusahaan gelap di seluruh negeri. Dia sudah mengerahkan beberapa anggota tim mereka membuat keributan untuk mengalihkan perhatian para penjaga. Siapa yang menyangka, dalam perjalanannya menuju ke ruangan data, dia menemukan Cathy berdiri disana. Tentu saja prioritasnya berganti secara spontan. Dia lebih mementingkan keselamatan Cathy dibandingkan data informasi itu.     

Selama perjalanan Vincent tidak berhenti gelisah menyadari tubuh Cathy didalam dekapannya terus menggigil. Dia bahkan bisa mendengar gigi Cathy yang bergemeletuk.     

"Tidak bisakah lebih cepat dari ini?" teriak Vincent ke arah pengemudi kapal.     

"Kau sudah menggagalkan misi dan sekarang kau memerintahku seenaknya?! Kenapa tidak kau datang kesini dan melakukannya sendiri?" tantang orang itu.     

"Aku akan pastikan kau terlempar dari kapal ini begitu aku sampai disana." ancam Vincent dengan bersungguh-sungguh.     

Seorang anggota lain menepuk pundak si pengemudi kemudian menggantikan pekerjaannya. Kecepatan kapal berubah menjadi lebih cepat daripada sebelumnya. Pengemudi baru memperingatkan orang sebelumnya untuk tidak berbuat onar. Tampaknya orang ini merupakan atasan dari semua orang disana selain Vincent.     

Begitu tiba di dermaga, Vincent segera menggendong Cathy dan berjalan turun dari kapal. Setelah melewati beberapa jalanan berbatu, Vincent memasuki sebuah rumah.     

Di dalam rumah sudah ada beberapa anggota tim elit miliknya menunggu kedatangannya. Tidak ada satupun dari mereka yang tidak terkejut saat ketua mereka tiba-tiba datang sambil menggendong seorang wanita yang menggigil. Vincent tidak memperdulikan mereka dan langsung naik ke lantai dua menuju kamar utama miliknya.     

Begitu masuk ke kamar, Vincent membuka pintu kamar mandi dan segera menyalakan air panas dari shower. Vincent membiarkan air shower menyiram tubuh Cathy secara meluruh.     

Cathy mendesah nikmat saat air hangat menyiram tubuhnya. Secara perlahan rasa dingin meninggalkan tubuhnya dan dia sudah tidak menggigil lagi.     

Beberapa menit kemudian, Cathy membuka matanya dan memandang Vincent. Jantung Cathy berdegup dengan kencang.. bukan karena takut seperti saat yang dialaminya beberapa jam lalu. Jantungnya berdegup kencang saat melihat sepasang bola mata bewarna hitam yang memandangnya dengan penuh cinta. Kedua mata Vincent tampak bersinar dan entah kenapa ekspresi pria itu tampak lebih dewasa daripada tahun lalu.     

Dia merasa telah jatuh cinta lagi untuk kedua kalinya memandang wajah pria tersebut. Cathy merindukan kekasihnya, dia sangat merindukan Vincentnya.     

Anehnya, dia merasa yakin orang yang menggendongnya adalah Vincent; tapi disaat yang sama dia merasa orang ini bukanlah Vincent.     

Tanpa sadar Cathy menengadahkan tangannya dan menyentuh pipi pria yang sedang memandangnya dengan khawatir.     

"Kau lebih kurus. Apakah seseorang merebut makananmu?" Cathy mengucapkannya dengan nada humor.     

Vincent tersenyum lebar sebelum menoleh sedikit untuk memberikan kecupan ringan pada telapak tangan Cathy yang menyentuh pipinya.     

"Apa sudah merasa baikan?"     

"Hm.. kurasa aku bisa berjalan sendiri."     

"Sayang sekali, padahal aku masih ingin menggendongmu."     

Cathy menyembunyikan wajahnya di bahu Vincent dengan manja, lalu menyadari sesuatu. Sepertinya dia pernah mengalami hal ini sebelumnya. Tunggu.. bukankah dia pernah mengalami mimpi yang mirip dengan ini?     

Dia digendong oleh anak laki kemudian dia menyembunyikan wajah tangisnya di bahu anak tersebut dengan manja? Dadanya berdesir dengan semangat saat tiba-tiba sebuah nama muncul di benaknya.     

"Pinpin?"     

Vincent mengerjap tidak percaya apa yang didengarnya. Tadi Cathy memanggilnya apa?     

"Apa kau adalah Pinpin?" tanya Cathy sambil memandang wajah Vincent.     

"Bagaimana mungkin kau mengingatku? Waktu itu kau bahkan belum berusia tiga tahun." Vincent mematikan shower dan membawa Cathy menuju bath up yang sudah terisi air panas.     

"Aku juga tidak tahu, sepertinya semua kenangan masa kecilku muncul ke permukaan dalam bentuk mimpi. Akhir-akhir ini aku sering memimpikan masa laluku. Tadinya kupikir hanya mimpi biasa, ternyata itu semua adalah kenangan masa kecilku."     

"Hm. Menarik sekali. Sejak kapan kau mengalaminya?" Vincent mendudukkan Cathy ke atas bath up dengan hati-hati sebelum berjongkok untuk bertatapan muka dengannya.     

"Sejak aku mendengar cerita tentang ibu kandungku."     

Sejenak tidak ada suara diantara mereka.     

"Jadi kau sudah mengetahui semuanya." tebak Vincent dengan nada serta ekspresi datar.     

"Hm. Aku sudah mengetahuinya." Tapi aku masih belum mengetahui apa yang terjadi padamu sembilan belas tahun yang lalu. Lanjut Cathy dalam hati karena dia ragu apakah amnesia Vincent sudah sembuh atau belum.     

Keduanya kembali terdiam tidak tahu harus bicara apa. Menyadari keduanya telah kebasahan dalam waktu lama, Vincent bangkit berdiri.     

"Mandilah, aku akan menyiapkan pakaian bersih untukmu di luar. Setelah itu baru kita bicara." ucap Vincent mengelus puncak kepala Cathy dengan sayang sebelum berjalan keluar dari kamar mandi.     

Setelah menutup pintu kamar mandi, Vincent berdiri bersender pada pintu sambil menghela napas. Dia harus mempersiapkan diri jika seandainya Cathy akan memutuskan untuk meninggalkannya.     

Vincent berjalan keluar dari kamarnya dan mendengar suara perdebatan antara anggota timnya dengan tim cabang milik Zero. Vincent menekan keningnya menyerah menghadapi para anggota tim Zero yang sangat angkuh dan sombong.     

Akhirnya Vincent turun ke bawah untuk menengahi perdebatan mereka semua dan berhasil membuat para anggota tim cabang pergi kembali pada markas mereka.     

"Vincent! Kau darimana saja? Setelah menghilang selama satu tahun kau baru menghubungi kami, menyuruh Sophia menyiapkan air panas dan sekarang muncul bersama Cathy?! Sebenarnya apa yang terjadi?" Frank yang kebetulan sedang menginap di markas langsung menyerbu sahabatnya dengan pertanyaan.     

"Ceritanya sangat panjang. Biarkan aku mandi dulu, aku akan menceritakan semuanya." jawab Vincent santai sambil menuju ke kamar mandi.     

Sementara itu Cathy sedang menikmati mandi air panas membuatnya betah berlama-lama didalam bath up. Namun saat dia merasa kepalanya agak pusing, Cathy memutuskan untuk segera menyelesaikan mandinya. Cathy mengambil handuk kimono dan mengintip keluar dari balik pintu.     

Cathy bernapas lega saat mengetahui tidak ada siapa-siapa di sana dan melihat sebuah terusan putih bersih di atas ranjang. Cathy segera keluar dan memakai terusannya.     

Mungkin karena merasa lelah atau masih ada sisa efek gas tidur yang dihirupnya, Cathy merasa diserang rasa kantuk yang sangat besar. Begitu dia membaringkan tubuhnya di ranjang, Cathy langsung tertidur.     

Lagi-lagi dia bermimpi, namun kali ini dia bermimpi indah. Dia merasa seseorang menyelimutinya membuat tubuhnya tidak kedinginan disusul dengan sebuah tangan mengelus kepalanya dengan lembut. Tangan besar yang sudah tidak asing lagi di kepalanya membuatnya tidur dengan nyenyak hingga matahari terbit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.